Sabtu, 25 April 2020

Usai Corona, Pariwisata Indonesia Tak Akan Sama Lagi

 Wabah pandemi Corona jelas membawa perubahan pada dunia, terutama pariwisata. Setelah wabah, tren wisata Indonesia diprediksi berubah.

"COVID-19 ini menarik, karena pariwisata tak akan pernah sama lagi," ujar Founder & Chairman MarkPlus Tourism Hermawan Kartajaya dalam diskusi dengan tema MarkPlus Industry Roundtable sektor pariwisata, yang diadakan secara daring, Jumat (24/4/2020).

Menurutnya, industri pariwisata harus mencari model baru untuk bertahan di tengah Corona. MarkPlus sendiri terus melakukan roundtable 2 kali seminggu untuk terus memantau perkembangan sektor pariwisata di Indonesia.

"Kita ini lagi new normal, nanti next normal, kemudian baru masuk post normal di tahun 2022," ungkapnya.

Isu kesehatan dan sanitasi kini menjadi fokus penting bagi wisatawan setelah Corona. Sehingga di masa depan, pariwisata diharapkan berubah ke arah sustainable tourism.

"Contohnya Bali, wisata alam da budayanya terus berkelanjutan seperti prinsip Tri Hita Karana. Meski terdampak namun Bali akan kembali lebih cepat karena punya branding," ujarnya.

Lagi Keliling Dunia, Pria Ini Terjebak di Hong Kong karena Corona

 Seorang pria memiliki misi untuk mengunjungi setiap negara di dunia dalam satu perjalanan. Namun gara-gara COVID-19, perjalanannya terhenti.

Seperti dilansir CNN Travel, Jumat (24/4/2020) pria berusia 41 tahun telah menjalani misi mengelilingi negara dengan backpacker. Torbjørn 'Thor' Pedersen telah melakukan perjalanan selama 6 setengah tahun dan sampai sekarang telah mencapai 194 negara.

Satu masalah yang dihadapi adalah ketika COVID-19 mulai mewabah ketika dia berada di Hong Kong. Berbagai pembatasan perjalanan yang dilakukan membuat perjalanannya tersendat selama puluhan hari.

Selama di Hong Kong, dia menghabiskan hari-harinya dengan melewati berbagai jalur pendakian, bekerja dengan masyarakat palang merah setempat dan juga memberikan motivasi. Tak hanya itu, pria ini juga mencatat perjalanannya di sebuah blog, Once Upon a Saga.

Wisata Bali Turun 93%! Ini yang Paling Parah Kena Dampak

Gara-gara Corona, sektor pariwisata di Bali mengalami penurunan hingga 93% dibandingkan tahun lalu, dengan sektor yang paling menderita adalah wisata bahari.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyebut pariwisata Bali mengalami penurunan hingga 93% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Dari data, bulan Januari 2020 kita sebenarnya ada growth 11% dibandingkan bulan Januari 2019. Bulan Februari 2020, ada penurunan 18% karena China lockdown. Bulan Maret 2020, ada penurunan 42% dibanding tahun lalu karena Eropa sudah tutup. Di bulan April, penurunannya mencapai 93%," ungkap pria yang akrab dipanggil Gus Agung itu dalam acara MarkPlus Industry Roundtable Sektor Pariwisata, Jumat (24/4/2020).

Dari berbagai jenis wisata di Bali, yang paling parah terkena dampak kerugian dari COVID-19 adalah sektor wisata bahari dengan nilai potensial loss mencapai sekitar USD 3 Miliar. Menyusul berikutnya sektor perhotelan dan juga MICE yang kerugiannya juga tidak sedikit.

"Yang terdampak total untuk Leisure gara-gara virus ini, dari Januari potential loss kita tahun 2020 kurang lebih US$ 9 miliar. Yang paling besar adalah wisata tirta atau wisata bahari karena kebanyakan wisatawan dari China dan Australia," imbuh Gus Agung.

Meski mengalami minus, Gus Agung tetap optimis pariwisata Bali akan pulih. Bali sampai saat ini sudah terbukti bisa bertahan dari bencana alam dan juga serangan teroris.

"Kalau pandemi sudah mulai datar, yang paling gencar kita sasar adalah wisatawan domestik. Mereka bisa liburan keluarga di Bali. Yang lainnya, turis China Eropa dan overseas mungkin tahun depan, dengan catatan semua sudah berjalan normal," pungkas Gus Agung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar