Pandemi COVID-19 turut memaksa keluarga Pangeran William dan Kate Middleton untuk beraktivitas #dirumahaja. Seperti orangtua lainnya, mereka pun harus melakukan home-schooling dadakan untuk anak-anak di rumah.
Baru-baru ini, Pangeran William dan Kate Middleton berbagi cerita tentang pengalaman mereka bersama tiga buah hati, Pangeran George, Putri Charlotte dan Pangeran Louis, selama menjalani masa karantina. "Situasinya naik-turun, seperti keluarga kebanyakan yang melakukan isolasi diri," ungkap Kate kepada BBC Morning.
Sebagai orangtua, mereka mencoba mengedukasi anak-anak tentang kondisi yang terjadi, terlebih tentang virus Corona itu sendiri. Di sisi lain, pasangan bergelar Duke dan Duchess of Cambridge tersebut tak ingin membuat mereka takut.
"George lebih tua dari Louis, tapi mereka tahu. Anda tidak mau menakuti mereka dan membuat itu terdengar menyeramkan. Menurut saya penting untuk memberi mereka dengan penjelasan yang sederhana sesuai umurnya," kata Kate Middleton lagi.
Ditanya soal kegiatan belajar-mengajar di rumah, Pangeran William mengaku semuanya berjalan lancar dan menyenangkan. Di luar dugaan, tambah Kate, anak-anak ternyata cukup betah belajar di rumah. Bahkan, tiada hari mereka lewatkan tanpa belajar, saat tanggal merah sekalipun.
"Tapi jangan bilang anak-anak, kami tetap menyuruh mereka belajar di hari libur. Saya jadi merasa sangat kejam. Tapi anak-anak bersemangat sekali. Sejujurnya saya tidak tahu mengapa," kata Kate sambil tertawa.
Terjebak di Dalam Bus Into The Wild, Turis Brasil Nyaris Tewas
Seorang turis Brasil berhasil diselamatkan usai terjebak di dalam bus legendaris yang diceritakan dalam buku dan film Into The Wild. Bagaimana kisahnya?
Dilansir dari The Star, Senin (20/4/2020), pria bernama Gabriel Dias Da Silva, turis dari Brasil itu, ditemukan kelaparan dan kedinginan di dalam bus. Kondisinya mirip dengan tokoh Christopher McCandless dalam kisah Into The Wild yang ditulis Jon Krakauer.
Da Silva ditemukan berkat sinyal SOS pada perangkat GPS-nya. Pria berusia 26 tahun itu dievakuasi oleh tim penyelamat yang ada di Fairbanks, Alaska.
Saat tim penyelamat menerima sinyal dari Da Silva, mereka langsung mengerahkan helikopter dan menyisir lokasi Da Silva. Dalam misi itu juga ada penerjemah yang membantu komunikasi tim dengan Da Silva yang hanya mampu berbahasa Portugis.
Meskipun kondisinya menyedihkan, Da Silva mengatakan bahwa ia tak terluka atau dalam kondisi bahaya. Ia dijemput di tepi Sungai Teklanika.
Da Silva rupanya telah berkemah lebih dari seminggu dan sampai di lokasi bus ketika jembatan es di sana masih utuh. Sayangnya, aliran sungai berubah menjadi deras ketika ia mencoba pulang.
Pada Maret lalu, Dewan Kota Denali Borough telah meminta bus itu dipindahkan dan menolak rencana pembangunan jembatan di Sungai Teklanika. Akan tetapi pemerintah Alaska menolak usulan tersebut. Bus yang terletak di perbatasan Taman Nasional dan Cagar Alam Denali itu akhirnya tetap berada di sana namun jalan menuju ke sana telah dipasangi tanda bahaya.
Kasus seperti yang dialami Da Silva ini bukanlah kali pertama terjadi. Ada saja turis yang nekat berkunjung ke sana meskipun alamnya masih liar. Sebelumnya sudah ada dua turis meninggal dunia, yaitu perempuan asal Belarusia dan perempuan asal Swiss yang hanyut di Sungai Teklanika.
McCandless adalah seorang petualang yang mampu bertahan hidup selama 114 hari di dalam bus. Ia juga meninggal di dalam bus itu. Kisahnya menjadi viral ketika buku Into The Wild rilis pada 1996 dan diangkat ke layar lebar pada 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar