Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) mengimbau masyarakat agar menerapkan social distancing untuk hewan peliharaannya selama pandemi virus Corona COVID-19. Artinya hewan peliharaan tidak boleh berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah.
"Perlakukan hewan peliharaan seperti yang Anda lakukan pada anggota keluarga lainnya, jangan biarkan hewan peliharaan berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah," ucap CDC, dikutip dari New York Post.
Saran tersebut muncul setelah adanya laporan hewan terinfeksi virus Corona setelah melakukan kontak dengan seseorang yang positif COVID-19.
Kasus hewan pertama yang positif COVID-19 di Amerika Serikat (AS) adalah harimau melayu berusia empat tahun di Kebun Binatang Bronx bernama Nadia, yang diyakini terinfeksi virus Corona dari seorang petugas.
Pada pekan lalu dua kucing peliharaan di New York juga dinyatakan terkena virus Corona. Tak hanya itu, hari Senin (27/4/2020), seekor anjing berjenis pug di Carolina Utara juga positif COVID-19.
Kisah Steven, Relawan COVID-19 di Wisma Atlet yang Berjuang Lawan Rasa Takut
Saat ini, Indonesia tengah berjuang untuk melawan pandemi Corona yang mulai menyebar di berbagai provinsi dan daerah, salah satunya Jakarta. Sebagai salah satu provinsi yang memiliki kasus positif virus Corona COVID-19 terbanyak, tentunya juga membutuhkan petugas medis yang jumlahnya tidak sedikit.
Hal ini mendorong gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 mulai mencari para relawan medis dan non-medis untuk bersama melawan wabah ini. Kondisi ini mulai mengetuk hati banyak perawat di Indonesia, salah satunya Steven Stallone August perawat di ruangan HCU/ICU Wisma Atlet, Jakarta.
Perawat yang awalnya berdomisili di Surabaya ini mendaftar dan berangkat menuju Jakarta untuk menjadi salah satu relawan medis COVID-19. Meskipun di awalnya, Steven juga merasa takut.
"Awalnya dapat link dari teman yang sudah bekerja lebih dulu di laboratorium Wisma Atlet. Sempet kepikir sih takut untuk mendaftar, karena ya katanya ini berbahaya," ungkapnya yang disiarkan melalui BNPB, Rabu (29/4/2020).
Steven mengatakan, ia tetap mendaftar atas dasar instingnya sebagai seorang perawat untuk terjun langsung membantu masyarakat. Tetapi, perjalanannya saat ingin menjadi relawan cukup panjang.
Ia sempat tertunda dua gelombang pendaftaran sebagai relawan karena berbagai alasan. Keberangkatannya dari Surabaya ke Jakarta pun juga tertunda.
"Saat masuk di gelombang 6 kemudian diakomodir lagi ke gelombang 7. Setelah mendaftar, mengurus administrasi dan berkas-berkas yang paling penting itu surat izin orang tua," jelas Steven.
Sempat tertunda lagi karena jarak orang tua yang jauh, akhirnya Steven bisa menentukan tanggal keberangkatannya ke Jakarta. Sampai di Jakarta, ia langsung menjalani berbagai prosedur lainnya.
"Sampai di Jakarta langsung mengikuti medical check up di Prodia, kemudian kami diarahkan ke Wisma Atlet. Sesampainya di sana, kami masih harus melakukan foto rontgen dan rapid test," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar