Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Rabu (22/4/2020), tercatat 7.418 kasus positif, 913 sembuh, dan 635 meninggal.
"Konfirmasi kasus COVID-19 7.418 orang, kasus sembuh 913 orang, kasus yang meninggal 635 orang. Seluruh provinsi sudah terdampak," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (22/4/2020).
Jumlah kasus terkonfirmasi positif bertambah 283 sehingga secara akumulatif menjadi 7.418 kasus.
Pasien yang dalam dua kali pemeriksaan mendapat hasil negatif dan dinyatakan sembuh bertambah 71 kasus menjadi 913.
Kasus meninggal dunia mengalami penambahan 18 kasus menjadi 635 kasus.
Kim Jong Un Dikabarkan Sakit, Ada Riwayat Sakit Jantung di Keluarganya
Tidak hadirnya Kim Jong Un dalam acara ulang tahun kakeknya pada tanggal 15 April kemarin, telah membuat banyak orang menjadi bertanya-tanya dan berspekulasi apakah ada sesuatu yang terjadi pada pemimpin Korea Utara tersebut. Terlebih berbagai laporan menyebutkan bahwa Kim Jong-Un menderita sakit keras setelah menjalani operasi bedah jantung.
Laporan situs Daily NK yang berbasis di Seoul dan sebagian besar dikelola oleh para pembelot dari Korea Utara menyebut bahwa kondisi kesehatan Kim Jong-Un berangsur memburuk selama beberapa bulan terakhir. Ini disebabkan karena kebiasaannya yang suka merokok dan juga mengalami obesitas.
Lantas apakah ini menunjukkan Kim Jong-Un memiliki risiko penyakit jantung?
Mengutip dari The Globe and Mail, Kim Jong Un memang memiliki riwayat keluarga dengan masalah jantung. Kakeknya yaitu Kim Il Sung meninggal akibat serangan jantung dan mendiang ayahnya, Kim Jong Il juga menderita penyakit jantung.
"Dia sulit bernapas dan perokok berat. Dia tampak seperti seseorang yang menunggu untuk terkena serangan jantung," kata Anna Fifield, penulis buku The Great Successor: The Divinely Perfect Destiny of Brilliant Comrade Kim Jong Un.
"Kabar bahwa dia telah mengalami beberapa insiden jantung atau masalah kesehatan sekarang mulai terdengar benar," lanjutnya.
Meski begitu, hingga kini belum ada informasi resmi tentang kondisinya, sehingga kabar miring tentang kesehatan Kim Jong-Un belum bisa terbukti kebenarannya. Terlebih pemerintah Korea Selatan membantah laporan bahwa pemimpin Korea Utara tersebut sedang mengalami sakit parah.
"Kami tidak memiliki apa pun yang dapat membuktikan bahwa Kim Jong Un memiliki situasi kesehatan," kata seorang pejabat senior kementerian luar negeri Korea Selatan kepada VOA.
Limbah Medis di Jakarta Diprediksi Capai 12.750 Ton karena Wabah Corona
Meningkatnya limbah medis di tengah pandemi virus Corona COVID-19 jadi tantangan tersendiri. Bila otoritas lalai atau kewalahan mengelolanya, bukan tidak mungkin limbah medis jadi masalah sumber penyakit baru.
Asian Development Bank (ADB) menyebut di China misalnya terjadi peningkatan limbah medis 600 persen dari 40 ton per hari menjadi 240 ton per hari. ADB juga memprediksi selama sekitar 60 hari wabah Corona, kota Jakarta saja bisa menghasilkan sekitar 12.750 ton limbah medis.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan pemerintah sedang berupaya mempercepat pembangunan incinerator untuk meningkatkan kemampuan pemusnahan limbah medis di seluruh Indonesia.
"Ketika kita melihat seluruh Indonesia. Persoalannya adalah memang ada gap kapasitas pemusnahan limbah medis," kata Vivien dalam seminar online yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rabu (22/4/2020).
Limbah medis seperti, bekas alat pelindung diri (APD), sisa swab, hingga kapas atau tisu dari pasien standarnya dipisahkan dari sampah lain. Limbah medis kemudian didisinfeksi lalu dimusnahkan dengan berbagai metode termasuk salah satunya dibakar di incinerator dengan suhu di atas 800 derajat celsius.
Vivien mengatakan saat ini Indonesia sudah 110 rumah sakit yang memiliki incinerator dengan kapasitas 69,81 ton per hari dan 14 penyedia jasa pengelolaan limbah berizin dengan kapasitas incinerator total 562,20 ton per hari.
KLHK juga berupaya di tengah situasi darurat ini memanfaatkan alternatif pengelolaan limbah medis di kilang semen untuk daerah yang mungkin kekurangan incinerator.
"Kami menggunakan alternatif pengolahan di kilang semen. Karena kilang semen ini punya panas untuk membakar sekitar 1.500 derajat sampai 2.000 derajat celsius," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar