Sabtu, 25 April 2020

Pariwisata Paling Terpukul Corona, tapi Harus Paling Cepat Bangkit Pula

Pariwisata dinilai sebagai sektor paling terpukul oleh pandemi virus Corona. Dengan kontribusi pariwisata yang cukup besar kepada devisa, industri inipun harus bangkit secepatnya.
Itu diungkapkan oleh Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, pada Webinar Bincang Bisnis Asita, Sabtu (25/4/2020). Dalam telekonferensi itu, Huda berharap besar industri pariwisata pulih secepatnya usai pandemi virus Corona.

Dia membeberkan tiga tahapan skenario pariwisata Indonesia setelah digempur COVID-19. DPR RI juga telah aktif berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) untuk menyiapkan tiga tahapan pemulihan pariwisata.

"Saat ini kita sedang dalam periode program pada masa tanggap darurat. Periode ini pada bulan April ini hingga Mei yang akan datang," kata Huda.

"Kami menyepakati tiga tahap dengan mas Tama (Menparekraf Wishnutama Kusubandio), relaksasi pajak, program-program stimulus, pelatihan online dan yang tadi itu, memberi bantuan modal," Huda menjelaskan.

Kemudian tahap kedua, yaitu program pada tahap pemulihan, mulai Juni sampai Desember 2020. Itu dengan asumsi pandemi virus Corona berhenti pada Juni, sehingga pada Juli industri pariwisata bisa dipulihkan.

"Cuma kita belum tahu. Intinya kita sudah menyiapkan juga pada tahap pemulihan ini," ujar Huda yang menjadi ketua Komisi X DPR RI bidang pendidikan, pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda dan olahraga.

Memasuki periode pemulihan, DPR dan Kemenparekraf memiliki tiga program. Pertama, Kemenparekraf didorong supaya mobilisasi maksimal ke seluruh pemda untuk percepatan penyiapan seluruh destinasi usai pandemi virus Corona.

"Selama ini, tutup 3 bulan ini, soal kebersihan dan pemeliharaan destinasi yang tidak terurus harus dipercepat," kata dia.

Poin kedua pada periode pemulihan, Kemenparekraf diminta untuk berkoordinasi secara maksimal dengan kementerian dan lembaga pemerintah untuk membuat kegiatan di daerah-daerah yang terdampak.

"Program kedua kami akan memaksimalkan promosi di dalam dan luar negeri. Kami bocorkan, Rp 2,2 triliun Kemenpar dipotong anggarannya dari 5 triliun yang teralokasikan untuk Kemenpakeraf," dia menjelaskan.

"Selain itu, memperbanyak penyelenggaraan event kreatif, MICE, dll. Kami dan Kemenparekraf sudah memfasilitasi ruang penyelenggaraan event dan promosi dalam luar negeri," dia menambahkan.

Kemudian, periode ketiga adalah normalisasi. Pada periode ini, programnya adalah memberikan kebijakan bagi stimulan industri kreatif untuk menambah modal lagi.

"Itu agar bisa industri wisata bisa rebound dan mengantisipasi lonjakan para pariwisata kita yang semoga saja terjadi usai pemulihan di masa yang akan datang," ujar Huda.

"Saya berharap pariwisata dan perekonomian kreatif menjadi garda depan bagi masa depan Indonesia. Lima tahun ke depan dengan mendorong pariwisata, dari tiga sektor lain, pariwisatalah yang akan menolong bagi keberlangsungan pemerintah kita dan kesejahteraan bangsa Indonesia dan bukan sektor yang lain," kata Huda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar