Selasa, 28 April 2020

Uni Emirat Arab Bantu 20 Ton Alat Medis Corona untuk RI

 Uni Emirat Arab mengirimkan 20 ton peralatan medis untuk membantu Indonesia menangani penyebaran virus corona (Covid-19) di dalam negeri.

Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Al-Dhaher, menuturkan puluhan ton alat medis itu telah dikirimkan menggunakan pesawat dari Abu Dhabi dan tiba di Jakarta pada Selasa (28/4) pagi.

"Bantuan ini mencerminkan dedikasi UEA sebagai anggota aktif komunitas internasional dalam membantu memerangi pandemi ini. Bantuan hari ini merupakan yang paling besar jika dibandingkan dengan bantuan UEA yang telah diberikan ke negara lain," kata Al-Dhaher dalam jumpa pers virtual serah terima bantuan di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa siang.

Sejauh ini, berdasarkan data Kedubes UEA di Jakarta, negara tersebut telah mengirimkan lebih dari 314 ton bantuan ke 27 negara. Selain mengirim bantuan, UEA juga telah mendukung lebih dari 314 ribu tenaga medis di berbagai negara.

"Meskipun semua negara sedang menghadapi kondisi sulit, kami tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada sesama. UEA dan Indonesia memiliki hubungan yang erat. Kami berharap bahwa kita dapat bersama mencegah penyebaran virus tersebut," kata Al-Dhaher.

Sementara itu, dalam jumpa pers yang sama, Sekretaris Utama BNPB Harmensyah, mengatakan puluhan ton bantuan peralatan medis itu terdiri dari 100 ribu APD, 500 ribu sarung tangan, 50 ribu masker medis, 30 ribu sepatu APD, dan 20 ribu hand sanitizer atau pembersih tangan.

Harmensyah menyebut bantuan-bantuan medis itu akan segera didistribusikan meski tak merinci rencana penyalurannya.

Selain UEA, ada delapan negara lainnya yang telah mengungkapkan niat bahkan mengirimkan bantuan bagi Indonesia di tengah pandemi ini.

Menurut Kementerian Luar Negeri, delapan negara itu terdiri dari China, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Vietnam, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Tak hanya negara, 70 organisasi non-pemerintah dan sembilan organisasi internasional juga turut menyalurkan bantuannya bagi Indonesia dalam menangani wabah corona.

Bantuan-bantuan ini diberikan melalui beragam bentuk mulai dari donasi, peralatan medis, hingga bantuan teknis lainnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam rapat bersama Komisi I DPR RI pada 7 April lalu menuturkan, mayoritas bantuan internasional yang diterima Indonesia berupa alat kesehatan seperti APD, ventilator, masker, dan cairan pembersih tangan.

Sejauh ini, Kemlu mencatat dukungan internasional yang sudah diterima atau terealisasi mencapai total 25,1 juta dolar AS dan masih ada sekitar 52 juta dolar AS yang belum terealisasi. 

25 Industri Tekstil Kantongi Izin Produksi APD Kemenperin

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat 25 perusahaan tekstil telah mengantongi izin produksi dan izin edar Alat Pelindung Diri (APD). Kapasitas terpasang dari 25 perusahaan tersebut sebanyak 18,9 juta potong per bulan atau 226 juta per tahun.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan 25 perusahaan tersebut telah lolos uji sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pengujian standar WHO tersebut dilakukan oleh Balai Besar Tekstil Bandung bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, BNPB, dan Kemenperin sendiri.


"Kami dorong industri tekstil yang tadinya bukan pembuat APD, kami dorong (untuk membuat APD), sehingga kapasitasnya hampir 19 juta per bulan," paparnya dalam rapat virtual bersama Komisi VI DPR, Selasa (28/4).

Lihat juga: Kemenperin Sebut Corona Pukul 60 Persen Industri
Ia menuturkan kapasitas produksi APD saat ini meningkat dari sebelumnya hanya 12 juta potong per tahun, atau di bawah 1 juta potong tiap bulannya. Tak hanya itu, ia memastikan APD yang lolos uji meliputi APD tingkat 1,2, dan 3.

"Jadi, ini baru minggu kedua 25 perusahaan diberikan izin edar setelah lulus uji sesuai dengan ketentuan WHO," ujarnya.

Sebelumnya, ia menuturkan Indonesia memiliki 28 produsen APD dengan total kapasitas produksi hingga 17,8 juta unit per bulan. Dari 28 produsen APD tersebut, sambung Khayam, lima perusahaan sedang menggenjot produksinya, sedangkan sisanya dalam persiapan dan ditargetkan mulai awal April 2020.

"Kami optimistis produksi APD bisa cepat diproduksi, karena kebutuhan bahan baku sudah tersedia. Pada akhir April 2020, diperkirakan 5 juta hingga 10 juta APD bisa didistribusikan," katanya belum lama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar