Bill Gates memperkirakan yayasan amal yang didirikannya akan hampir sepenuhnya fokus pada penanganan pandemi virus Corona. Bill & Melinda Gates Foundation sebelumnya telah bekerja dalam penanganan berbagai penyakit, tapi perhatian tersebut akan digeser untuk virus Corona.
"Ini mendapatkan perhatian total dari yayasan," kata Gates kepada Financial Times seperti dikutip detikINET dari The Verge, Senin (27/4/2020).
"Bahkan pekerjaan kami yang tidak terkait dengan kesehatan, seperti pendidikan tinggi dan K-12, telah diubah sepenuhnya untuk melihat bagaimana memfasilitasi belajar online," sambungnya.
Bill & Melinda Gates Foundation diketahui memiliki sokongan dana sebesar USD 40 miliar. Dana sebesar ini sebelumnya telah dikerahkan untuk penanganan penyakit seperti HIV, malaria dan polio.
Tapi juru bicara Bill & Melinda Gates Foundation mengatakan yayasannya tetap berkomitmen pada beberapa area fokus lainnya seperti mengurangi penyakit menular, menghapus kemiskinan ekstrem dan meningkatkan pendidikan di Amerika Serikat.
"Ini merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, tapi kepercayaan kami bahwa semua kehidupan memiliki nilai yang sama dan komitmen kami untuk mengatasi ketidaksetaraan di semua bidang kami tetap lebih penting dari sebelumnya," kata juru bicara Gates Foundation.
Pendiri Microsoft ini mengatakan saat ini virus Corona telah mengganggu pekerjaan penting Gates Foundation di berbagai area kesehatan lainnya.
"Semakin sedikit orang bisa datang untuk imunisasi rutin atau supply chain untuk imunisasi tidak bekerja dengan baik, itu bisa menyebabkan ratusan ribu kematian. Jika kita tidak bisa mengeluarkan pengobatan malaria secara efektif, akan ada peningkatan kasus malaria dalam jumlah besar," kata Gates.
Gates Foundation hingga saat ini telah menyumbangkan USD 250 juta untuk mendukung pengembangan diagnosa, terapi dan vaksin. Selain itu dana tersebut juga digunakan untuk memperkuat sistem layanan kesehatan di Afrika dan Asia Selatan sekaligus mengatasi dampak sosial dan ekonomi akibat COVID-19.
Yayasan ini juga telah bekerjasama dengan WHO dan organisasi kesehatan lainnya. Baru-baru ini Gates mengkritik kebijakan Presiden Donald Trump yang menangguhkan pendanaan untuk WHO di tengah pandemi COVID-19.
Aplikasi Ini Tunjukkan Corona Mungkin Sudah Lama Berkeliaran
Sebuah aplikasi pelacak mengindikasikan bahwa virus corona sudah menyebar cukup lama di Inggris, cukup jauh sebelum muncul pasien pertama penderita COVID-19.
Aplikasi bernama COVID Symptom itu dikembangkan oleh ilmuwan di kampus King's College, London. Sebanyak 2,6 juta penggunanya diminta untuk melaporkan gejala yang mereka alami setiap hari bahkan meskipun dalam kondisi sehat, dalam misi memetakan penyebaran COVID-19 di Inggris.
Menariknya, ratusan kontributor menyatakan pernah mengalami gejala mirip Corona beberapa hari setelah tahun baru alias awal Januari 2020, bahkan ada yang menyebut sudah memiliki gejala di bulan Desember 2019.
Profesor genetika di King's College, Tim Spector, menyebut bahwa laporan tersebut mengindikasikan COVID-19 sudah lama berada di tanah Inggris, jauh sebelum pasien pertama terindentifikasi pada 31 Januari. Saat itu, dua orang China di York positif corona.
"Laporan saya dapatkan dari orang-orang yang sakit dari awal Januari dan kuat mengindikasikan jika mereka menderita COVID-19 tapi tidak mengenalinya," kata Spector, dikutip detikINET dari Daily Mail.
"Yang menarik adalah volume besar laporan tersebut. Ratusan orang yang menggunakan aplikasi kami memberitahu bahwa mereka mengalami sesuatu beberapa saat setelah Tahun Baru," imbuhnya.
Penemuan ini ramai dikomentari. Banyak netizen membenarkan bahwa mereka atau teman mereka mengalami gejala mirip corona pada sekitar akhir dan awal tahun ini.
"Saya sakit sangat serius pertengahan Desember sampai akhir Januari, suhu tinggi, ngilu, sangat lemah dan sukar bernapas, terasa sulit mendapat cukup oksigen di paru-paru. Sekarang saya pikir itu adalah virus corona," tulis seorang warganet.
"Saya batuk begitu parah, gejalanya mirip flu dan sakit kepala dan tak mau reda di awal Desember. Saya sampai seminggu tak masuk kerja dan pergi ke dokter karena tidak bisa berhenti batuk. Dokter bilang saya kena infeksi tapi saya pikir sekarang itu corona," tulis lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar