Rabu, 22 April 2020

Limbah Medis di Jakarta Diprediksi Capai 12.750 Ton karena Wabah Corona

Meningkatnya limbah medis di tengah pandemi virus Corona COVID-19 jadi tantangan tersendiri. Bila otoritas lalai atau kewalahan mengelolanya, bukan tidak mungkin limbah medis jadi masalah sumber penyakit baru.
Asian Development Bank (ADB) menyebut di China misalnya terjadi peningkatan limbah medis 600 persen dari 40 ton per hari menjadi 240 ton per hari. ADB juga memprediksi selama sekitar 60 hari wabah Corona, kota Jakarta saja bisa menghasilkan sekitar 12.750 ton limbah medis.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan pemerintah sedang berupaya mempercepat pembangunan incinerator untuk meningkatkan kemampuan pemusnahan limbah medis di seluruh Indonesia.

"Ketika kita melihat seluruh Indonesia. Persoalannya adalah memang ada gap kapasitas pemusnahan limbah medis," kata Vivien dalam seminar online yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rabu (22/4/2020).

Limbah medis seperti, bekas alat pelindung diri (APD), sisa swab, hingga kapas atau tisu dari pasien standarnya dipisahkan dari sampah lain. Limbah medis kemudian didisinfeksi lalu dimusnahkan dengan berbagai metode termasuk salah satunya dibakar di incinerator dengan suhu di atas 800 derajat celsius.

Vivien mengatakan saat ini Indonesia sudah 110 rumah sakit yang memiliki incinerator dengan kapasitas 69,81 ton per hari dan 14 penyedia jasa pengelolaan limbah berizin dengan kapasitas incinerator total 562,20 ton per hari.

KLHK juga berupaya di tengah situasi darurat ini memanfaatkan alternatif pengelolaan limbah medis di kilang semen untuk daerah yang mungkin kekurangan incinerator.

"Kami menggunakan alternatif pengolahan di kilang semen. Karena kilang semen ini punya panas untuk membakar sekitar 1.500 derajat sampai 2.000 derajat celsius," ungkapnya.

Peneliti Swiss Sebut Virus Corona Menyerang Lapisan Pembuluh Darah

 Para peneliti dari Universitas Hospital Zurich menyatakan bahwa virus Corona COVID-19 dapat menyerang lapisan pembuluh darah di seluruh tubuh. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet ini menyebut dampak penyerangan lapisan pembuluh darah dapat mengakibatkan kegagalan banyak organ tubuh.
"Virus ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga menyerang pembuluh darah di banyak organ tubuh," kata Frank Ruschitzka, peneliti dari Universitas Hospital Zurich, seperti dilansir South China Morning Post.

Frank menjelaskan virus Corona dapat menyebabkan komplikasi lebih dari pneumonia. Alasannya karena virus ini memasuki lapisan sel (endotelium) di dalam pembuluh darah.

Virus akan menurunkan kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan masalah dalam sirkulasi mikro. Nantinya, akan mengurangi aliran darah ke berbagai tubuh yang dapat menghentikan sirkulasi darah.

"Dari apa yang kita lihat secara klinis, pasien memiliki masalah di banyak organ di antaranya jantung, ginjal, hingga usus," lanjut Frank.

Itu sebabnya perokok dan orang dengan kondisi penyakit penyerta atau komorbid, seperti hipertensi, diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular dengan fungsi endotel yang lemah atau pembuluh darah yang tidak sehat lebih rentan terhadap virus Corona.

Penelitian ini melakukan autopsi ke tiga pasien meninggal yang dinyatakan positif virus Corona. Hasilnya ditemukan banyak virus Corona di dalam pembuluh darah ketiganya yang menyebabkan fungsi pembuluh darah mereka terganggu di semua organ.

"Semua pasien yang berisiko terutama lansia harus diperlakukan dengan sangat baik untuk kondisi kardiovaskular yang mendasarinya. Semakin baik mereka dirawat, semakin besar kemungkinan mereka selamat dari infeksi COVID-19, " pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar