Laboratorium Biologi Molekuler Eijkman (LBME) tengah memanfaatkan plasma darah sebagai salah satu terapi penyembuhan pasien virus Corona. Direktur LBME, Prof Amin Soebandrio, menyebut terapi plasma darah bisa menjadi alternatif untuk menetralisir virus yang ada dalam tubuh pasien. Namun tidak semua pasien bisa diberikan plasma darah.
"Utamanya pasien yang kondisinya cenderung lebih berat. Satu donor bisa dipakai untuk satu sampai tiga pasien," kata Prof Amin saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Senin (27/4/2020).
Karena jumlah pasien jauh lebih banyak dari pendonor, maka yang diberikan plasma darah harus dipilih secara ketat. Tidak semua pasien COVID-19 bisa menerima plasma darah mereka yang sudah sembuh.
"Plasma ini tidak boleh dipakai untuk pencegahan, kalau pasien yang cenderung sehat hanya kepengen supaya tidak diserang virus Corona, diberikan plasma nggak boleh," sebutnya.
"Nggak ada efek sampingnya jika diberikan (pasien bergejala ringan-red). Hanya saja mereka belum membutuhkan, yang lebih butuh lebih banyak. Jadi diberikan bagi yang dirawat di rumah sakit dalam keadaan berat dan bisa dipastikan cocok dengan plasma darah yang diberikan," sambungnya.
Sejauh ini terapi plasma darah telah dilakukan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, India, dan Iran. Saat ini LBME Eijkman masih dalam proses pengambilan plasma darah pasien Corona yang sembuh, belum diberikan pada pasien COVID-19.
"Mungkin dalam 2-3 minggu ke depan sudah berjalan," pungkasnya.
Diisukan Meninggal, Begini Kondisi Relawan Uji Klinis Vaksin Corona di Inggris
Salah satu orang pertama yang disuntik vaksin virus Corona di Inggris melaporkan dirinya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja setelah banyaknya desas-desus mengenai kematiannya yang beredar di media sosial.
Informasi tersebut mengklaim bahwa ahli mikrobiologi Dr Elisa Granato, yang mengambil bagian dalam uji klinis vaksin COVID-19 di Oxford meninggal karena komplikasi. Setelah kabar tersebut, Granato akhirnya membuat cuitan di akun Twitter pribadinya.
"Bangun tidur dan mendapati artikel palsu tentang kematianmu. Semuanya, aku baik-baik saja," tulisnya.
Selain klarifikasi oleh Granato, juru bicara Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris juga memposting di media sosial yang membantah klaim Granato mengalami komplikasi medis dan meninggal beberapa jam setelah disuntik.
"Berita yang beredar di media sosial bahwa sukarelawan pertama dalam uji coba vaksin coronavirus Inggris telah meninggal sama sekali tidak benar," bunyi pernyataan itu dikutip dari Medical Daily.
Mengetahui dia harus melakukan sesuatu yang tidak terlalu sulit untuk menghentikan desas-desus tersebut, Granato melakukan wawancara dengan BBC tentang mengapa dia menjadi relawan vaksin Corona melalui Skype.
"Saya seorang ilmuwan, jadi saya ingin mendukung proses ilmiah di manapun saya bisa," pungkas Granato.
Trump Sebut Saran Suntik Disinfektan Hanya 'Sarkas'
Puluhan orang dilaporkan keracunan akibat mengikuti saran Presiden AS soal suntik disinfektan ke dalam tubuh untuk bunuh Corona. Mereka mengikuti saran tersebut dengan meminum cairan pembersih.
Para ahli pun menentang keras saran yang dinilai begitu berbahaya dan seperti metode bunuh diri ini. Namun Trump menyebut pernyataan kontroversial ini hanya sekadar 'sarkasme' saja.
Dikutip dari Reuters, Trump berusaha untuk menepis pernyataannya terkait suntik disinfektan dalam sebuah acara di Ruang Oval Gedung Putih pada hari Jumat (24/4/2020). Ia pun mengatakan saran 'suntik disinfektan' hanya sebagai sarkas yang dilontarkan kepada wartawan.
"Saya mengajukan pertanyaan dengan sarkastik kepada wartawan hanya untuk melihat apa yang akan terjadi," kata Trump kepada wartawan, Jumat (24/4/2020).
Sebelumnya, pada Hari Kamis, dalam jumpa pers Trump mengatakan para ahli diminta untuk mengetahui kemungkinan memasukkan disinfektan ke dalam tubuh pasien untuk obati Corona.
"Saya pikir disinfektan dapat memiliki efek yang sangat baik. Matahari dan panas, dan kelembaban menghapusnya. Dan ini berdasarkan tes. Mereka telah melakukan tes ini selama beberapa bulan. Jadi saya berkata, 'Baiklah, bagaimana jika kita melakukannya di dalam tubuh atau bahkan di luar tubuh dengan disinfektan. Saya pikir akan berhasil," ujar Trump.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar