Sabtu, 18 April 2020

Cegah Corona, Peru Terapkan Kebijakan Keluar Rumah Berdasarkan Jenis Kelamin

Pemerintah Peru telah menetapkan pembatasan sosial berdasarkan jenis kelamin, pada Jumat (3/4/2020). Pembatasan sosial ini berupa membatasi orang keluar rumah berdasarkan jenis kelamin guna mencegah penyebaran virus corona COVID-19 semakin meluas.
Kebijakan ini membuat pria hanya boleh keluar rumah pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Sementara wanita dapat keluar rumah pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Sedangkan hari Minggu tidak ada yang diizinkan untuk keluar dari rumah.

Dilansir BBC, Presiden Peru Martin Vizcarra mengatakan, pada Kamis (2/4/2020) Kebijakan ini diterapkan karena pada peraturan sebelumnya belum mendapat hasil yang maksimal untuk menekan penyebaran virus corona.

Rencananya, kebijakan ini akan berlaku hingga 12 April mendatang. Ia kemudian menegaskan kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi jumlah orang yang keluar rumah dan berada di jalanan pada satu waktu.

"Kita harus mendapatkan lebih sedikit orang di jalanan setiap hari" kata Martin Vizcarra.

Menteri Dalam Negeri, Carlos Moran bahkan memperingatkan masyarakat bahwa pihak keamanan Peru tidak segan menegakan kebijakan ini. Terlebih pada hari Minggu yang menurutnya semua orang dilarang keluar rumah.

"Pada hari Minggu semua orang harus dirumah. Bank, Supermarket, pasar, toko hingga apotek akan ditutup. Jadi tidak ada alasan untuk orang keluar rumah," ujar Carlos.

Kekurangan Ventilator, AS Tetapkan Prioritas Pemakaian pada Pasien Corona

Amerika Serikat menjadi negara terbanyak yang terinfeksi virus corona COVID-19. Mengutip data yang dirangkum Johns Hopkins University and Medicine, per Senin (6/4/2020) orang yang dinyatakan positif di Amerika mencapai angka 337.637 kasus.
Dengan tingginya kasus positif virus corona di AS, persedian medis di negara tersebut semakin menipis. Banyak rumah sakit dan dokter yang mulai menerapkan pasien yang berhak mendapat ventilator dan yang harus diselamatkan atau yang tidak.

Mengutip CNN, Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan tingginya tingkat rawat inap membuat persediaan ventilator di wilayah tersebut semakin sedikit.

"Kami memiliki sekitar enam hari sisa ventilator dalam persediaan," kata Andrew Cuomo saat rapat tentang virus corona, pada Kamis (2/4/2020).

Direktur Center for Bioethics di Harvard Medical School, Dr Robert Troug mengatakan saat ini ia membantu banyak rumah sakit menentukan kebijakan pasien yang berhak menerima perawatan intensif selama pandemi virus corona.

Troug dikabarkan mengadopsi kebijakan yang pernah dikembangkan Dr Douglas White seorang ahli kedokteran perawatan kritis di University of Pittsburgh Medical Center (UMPC) tentang penggunaan poin pada setiap pasien yang berhak mendapatkan perawatan.

Jadi semakin rendah poin skor pasien, maka akan semakin tinggi prioritas mereka untuk dilakukan perawatan begitu pula sebaliknya. Penerapan skor ini mempertimbangkan harapan hidup dan pasien yang lebih muda. Kebijakan ini pun sudah diterapkan di banyak RS yang berada di Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar