Sabtu, 18 April 2020

Mengenal Seksolog Dr Naek L Tobing yang Meninggal Dunia karena Corona

Konselor Seks sekaligus psikiater dr Naek L Tobing, SpKJ menghembuskan napas terakhir hari ini, Senin (6/4/2020). Ia meninggal dunia di RS Pusat Pertamina (RSPP) karena terinfeksi virus corona.
Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Halik Malik. Menurutnya, hasil swab test menyatakan dr Naek L Tobing positif terinfeksi corona.

"Iya sudah dikonfirmasi. Dr Naek L Tobing, SpKJ. Meninggal dunia di RSPP. Swab test PCR Positive Covid-19. Ini info dari ketua IDI cabang Jaksel," jelas dr Halik, Senin (6/4/2020).

Profil dr Naek L Tobing:
1. Guru
Saat masih berstatus sebagai mahasiswa, Naek L Tobing sempat menjadi guru di SMA dan IKIP untuk jurusan Biologi. Kemampuannya tak diragukan karena ia sering mendapatkan gelar pengajar terbaik.

Bahkan, ia juga sempat ditawari untuk menjadi direktur di SMA yang diajarnya dan diminta untuk melanjutkan sekolah S-2 di Amerika Serikat.

2. Ingin Masuk Tentara
Saat SMA, dr Naek L Tobing pernah berencana menjadi tentara. Namun, saat ingin mendaftar surat lamaran dan berkas-berkas yang dibutuhkan hilang. Ia pun urung mendaftar dan memilih menjadi seorang tenaga medis.

3. Jadi Dokter
Pria yang lahir tahun 1940 ini akhirnya menempuh pendidikan dokter di Universitas Sumatera Utara. Setelah lulus, ia pun aktif menjadi konsultan seks sekaligus psikiater.

4. Bangun Sekolah
Tahun 1996, dr Naek L Tobing memutuskan untuk membangun Sekolah Tinggi Ekonomi bernama Tri Bhakti. Nama tersebut diambil dengan arti yayasan, manajemen, dosen, dan mahasiswa bekerja bakti menghasilkan masa depan yang cemerlang.

5. Menghembuskan Napas Terakhir
Dr Naek L Tobing meninggal dunia di usia 79 tahun karena virus corona. Kabar berpulangnya dr Naek tersebut menambah jumlah dokter yang meninggal karena positif virus corona menjadi 19 orang.

Cegah Corona, Peru Terapkan Kebijakan Keluar Rumah Berdasarkan Jenis Kelamin

Pemerintah Peru telah menetapkan pembatasan sosial berdasarkan jenis kelamin, pada Jumat (3/4/2020). Pembatasan sosial ini berupa membatasi orang keluar rumah berdasarkan jenis kelamin guna mencegah penyebaran virus corona COVID-19 semakin meluas.
Kebijakan ini membuat pria hanya boleh keluar rumah pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Sementara wanita dapat keluar rumah pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Sedangkan hari Minggu tidak ada yang diizinkan untuk keluar dari rumah.

Dilansir BBC, Presiden Peru Martin Vizcarra mengatakan, pada Kamis (2/4/2020) Kebijakan ini diterapkan karena pada peraturan sebelumnya belum mendapat hasil yang maksimal untuk menekan penyebaran virus corona.

Rencananya, kebijakan ini akan berlaku hingga 12 April mendatang. Ia kemudian menegaskan kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi jumlah orang yang keluar rumah dan berada di jalanan pada satu waktu.

"Kita harus mendapatkan lebih sedikit orang di jalanan setiap hari" kata Martin Vizcarra.

Menteri Dalam Negeri, Carlos Moran bahkan memperingatkan masyarakat bahwa pihak keamanan Peru tidak segan menegakan kebijakan ini. Terlebih pada hari Minggu yang menurutnya semua orang dilarang keluar rumah.

"Pada hari Minggu semua orang harus dirumah. Bank, Supermarket, pasar, toko hingga apotek akan ditutup. Jadi tidak ada alasan untuk orang keluar rumah," ujar Carlos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar