Genap satu bulan sejak diumumkannya penyebaran Corona virus atau Covid-19 di Indonesia pada awal Maret 2020. Sebelumnya 11 Februari 2020, World Health Organization memberikan nama penyakit sebagai Corona virus disease 2019 (Covid-19) dan 11 Maret 2020 ditetapkan sebagai pandemi atau suatu penyakit yang telah menyebar ke seluruh dunia.
Covid-19 adalah virus yang menginfeksi saluran napas manusia. Gejala yang ditimbulkan sangat bervariasi, mulai dari tidak bergejala (asimtomatik), gejala ringan (batuk, pilek, demam ringan) sampai gejala yang berat (demam tinggi di atas 38o C dan sesak napas) hingga membutuhkan alat bantu pernapasan. Sebagai penyakit yang tergolong baru, para peneliti terus melakukan penelitian untuk mendapatkan standar pengobatan dan vaksin untuk menangkal Covid-19.
Covid-19 diduga dapat menular melalui kontak dekat, misalnya bersentuhan atau berada dalam jarak 1 meter dengan orang yang terinfeksi Covid-19. Tetapi, orang yang terinfeksi Covid-19 belum tentu bergejala, sehingga sering kali disebut sebagai carrier/pembawa virus dan siapapun yang menjadi carrier berpotensi menginfeksi orang lain yang ditemui. Apabila seseorang terinfeksi Covid-19, maka masa inkubasi selama 2-14 hari dari mulai sejak virus masuk ke dalam tubuh, sampai munculnya gejala.
Pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, gejala saluran napas dapat memberat hingga mencapai kondisi gagal napas yang dapat berakhir pada kematian, sehingga perlunya menjaga daya tahan tubuh agar tetap baik.
Bagaimana cara agar seseorang tidak tertular Covid-19? Karena metode penularan adalah dengan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi Covid-19, maka ada 3 cara utama untuk mencegah penularan adalah sebagai berikut.
Mencegah Kontak
Beberapa negara seperti Malaysia, Inggris, Italia, dan Perancis telah melakukan kebijakan lockdown, artinya membatasi aktivitas warganya, misalnya sekolah diliburkan, kantor work from home. Inti dari kebijakan ini adalah pembatasan kontak antar penduduk, sehingga mencegah penularan Covid-19. Di Indonesia kebijakan ini kita kenal sebagai social distancing.
Hygiene Habit
Satu sisi positif dari wabah Covid-19 ini mungkin adalah menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya kebiasaan hygiene antara lain cuci tangan dan hand sanitizer. Dengan secara rutin melakukan kebiasaan hygiene yang baik, maka meskipun seseorang terpapar Corona virus harapannya virus bisa didesinfeksi dengan baik.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Sebagian pasien Covid-19 tidak bergejala, sementara sebagian orang lagi mengalami gejala sesak napas yang berat. Hal ini bisa terjadi karena perbedaan daya tahan tubuh antar individu. Oleh karena itu, kebiasaan baik yang meningkatkan daya tahan tubuh seperti nutrisi yang baik, tidur yang cukup dan konsumsi suplemen peningkat daya tahan tubuh sangat penting untuk dilakukan.
Ada banyak suplemen peningkat daya tahan tubuh, tetapi ada tiga kandungan aktif yang telah banyak diteliti mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan mampu mencegah infeksi saluran napas. Kandungan tersebut adalah Echinacea, Elderberry, dan Zinc.
Banyak varietas Echinacea yang teridentifikasi, namun yang terbukti dapat digunakan dimanfaatkan kandungan aktifnya hanya tiga jenis, yaitu Echinacea angustifolia, Echinacea purpurea, dan Echinacea pallida. Dari ketiga Echinacea tersebut berdasarkan hasil studi menemukan bahwa Echinacea angustifolia lebih efektif untuk mengoptimalkan daya tahan tubuh sehingga infeksi pada saluran napas dapat dicegah.
Polinacea merupakan ekstrak akar tumbuhan Echinacea angustifolia yang terstandarisasi proses ekstraksinya. Selain diekstrak dari spesies Echinacea yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Polinacea mengandung echinacoside dan IDN5405, zat fitokimia yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Kandungan aktif ini dapat merangsang produksi sel-sel imunitas, serta meningkatkan aktivitas sel darah putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar