Sekelompok dokter di Jerman berpose telanjang sebagai bagian dari protes kurangnya alat pelindung diri (APD). Kelompok ini menamai diri mereka 'Blanke Bedenken' atau memiliki arti kekhawatiran kosong.
Salah satu dokter dari kelompok itu mengatakan merasa berisiko terinfeksi virus Corona akibat kurangnya APD. Permintaan mereka untuk APD lengkap seperti masker dan sarung tangan belum dipenuhi selama beberapa bulan terakhir.
"Ketelanjangan adalah simbol betapa rapuhnya kita tanpa perlindungan," kata Ruben Bernau, seorang dokter dalam kelompok ini, dikutip The Guardian.
Banyak dokter yang bergabung kedalam kelompok ini, turut menyuarakan kurangnya pasokan APD. Dalam posenya, para dokter ini berlindung di balik tisu toilet, peralatan medis, hingga resep yang mereka buat.
"Tentu saja kami ingin terus merawat pasien yang masih perlu menerima pemeriksaan. Untuk itu kami membutuhkan APD yang tepat," ujar Jana Husemann seorang dokter umum.
Sebelumnya, dokter di Jerman telah meminta lebih banyak APD kepada pemerintah sejak mewabahnya virus Corona di negara tersebut. Namun permintaan tersebut hingga kini belum terpenuhi, yang membuat timbulnya protes dari para dokter.
Baru-baru ini sebuah studi dari asosiasi asuransi kesehatan Jerman menemukan, dokter di Jerman kekurangan 100 juta masker sekali pakai.
AS Sarankan Hewan Peliharaan Ikuti Social Distancing Selama Pandemi Corona
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) mengimbau masyarakat agar menerapkan social distancing untuk hewan peliharaannya selama pandemi virus Corona COVID-19. Artinya hewan peliharaan tidak boleh berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah.
"Perlakukan hewan peliharaan seperti yang Anda lakukan pada anggota keluarga lainnya, jangan biarkan hewan peliharaan berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah," ucap CDC, dikutip dari New York Post.
Saran tersebut muncul setelah adanya laporan hewan terinfeksi virus Corona setelah melakukan kontak dengan seseorang yang positif COVID-19.
Kasus hewan pertama yang positif COVID-19 di Amerika Serikat (AS) adalah harimau melayu berusia empat tahun di Kebun Binatang Bronx bernama Nadia, yang diyakini terinfeksi virus Corona dari seorang petugas.
Pada pekan lalu dua kucing peliharaan di New York juga dinyatakan terkena virus Corona. Tak hanya itu, hari Senin (27/4/2020), seekor anjing berjenis pug di Carolina Utara juga positif COVID-19.
Kisah Steven, Relawan COVID-19 di Wisma Atlet yang Berjuang Lawan Rasa Takut
Saat ini, Indonesia tengah berjuang untuk melawan pandemi Corona yang mulai menyebar di berbagai provinsi dan daerah, salah satunya Jakarta. Sebagai salah satu provinsi yang memiliki kasus positif virus Corona COVID-19 terbanyak, tentunya juga membutuhkan petugas medis yang jumlahnya tidak sedikit.
Hal ini mendorong gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 mulai mencari para relawan medis dan non-medis untuk bersama melawan wabah ini. Kondisi ini mulai mengetuk hati banyak perawat di Indonesia, salah satunya Steven Stallone August perawat di ruangan HCU/ICU Wisma Atlet, Jakarta.
Perawat yang awalnya berdomisili di Surabaya ini mendaftar dan berangkat menuju Jakarta untuk menjadi salah satu relawan medis COVID-19. Meskipun di awalnya, Steven juga merasa takut.
"Awalnya dapat link dari teman yang sudah bekerja lebih dulu di laboratorium Wisma Atlet. Sempet kepikir sih takut untuk mendaftar, karena ya katanya ini berbahaya," ungkapnya yang disiarkan melalui BNPB, Rabu (29/4/2020).
Steven mengatakan, ia tetap mendaftar atas dasar instingnya sebagai seorang perawat untuk terjun langsung membantu masyarakat. Tetapi, perjalanannya saat ingin menjadi relawan cukup panjang.
Ia sempat tertunda dua gelombang pendaftaran sebagai relawan karena berbagai alasan. Keberangkatannya dari Surabaya ke Jakarta pun juga tertunda.
"Saat masuk di gelombang 6 kemudian diakomodir lagi ke gelombang 7. Setelah mendaftar, mengurus administrasi dan berkas-berkas yang paling penting itu surat izin orang tua," jelas Steven.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar