Di tengah pandemi corona, operator tur Jakarta Good Guide kian kreatif menghadirkan tur virtual keliling Jakarta. Animo cukup baik, walau tetap ada kendalanya.
Semenjak marak pandemi corona di DKI Jakarta, hampir keseluruhan sektor industri pariwisata terdampak secara langsung. Mulai dari hotel, tempat wisata hingga kegiatan wisata, semua terkena imbasnya.
Tak mau putus asa, operator tur kenamaan Jakarta Good Guide (JGG) pun mencari jalan tengah dan menghadirkan tur virtual keliling Jakarta dengan bantuan aplikasi zoom. Telah dilangsungkan sejak minggu lalu, animonya ternyata cukup baik.
"Karena kemudahan tinggal buka apps. Kalau yang hari biasa meningkat dibanding walking tour beneran," ujar salah satu guide JGG, Chanda saat dihubungi detikcom, Minggu (19/4/2020).
Seperti tur reguler, pihak JGG kembali menghadirkan sejumlah rute di Jakarta yang sarat sejarah. Hanya yang bikin beda, kegiatan memandu dilakukan secara virtual sebagai jembatannya
Lebih lanjut, tur virtual via aplikasi juga punya tantangan tersendiri. Dijelaskan Chanda, tantangannya ternyata kembali ke hal teknis.
"Kendala mungkin cuma sinyal dan jaringan," tutup Chanda.
Apabila tertarik untuk mengikuti tur virtual JGG, umumnya mereka membuka dua kali tur dengan rute berbeda setiap harinya. Umumnya, pendaftaran dilakukan via online dan peserta dibatasi sekitar 30 orang per sesi.
Jika ingin mendukung lebih, kamu pun bisa memberikan donasi pay as you wish via transfer ke rekening bank mereka sebagai bentuk dukungan.
Kalabahi, Sisi Lain Alor yang Sepi
Kalabahi, sebuah kota di Alor yang terkenal sunyi. Berada di salah satu pulau terluar di sisi Timur Indonesia, Kalabahi menyimpan banyak potensi wisata.
Saya ceritakan perjalanan singkat ke Kalabahi dengan seribu kesan tak terucap, dan tidak tahu lagi bila akan datang kembali ke kota yang masih sunyi ini. Kalabahi adalah ibu kota Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dapat dikatakan, kota ini merupakan salah satu kota terdepan dan terluar karena kota ini berhadapan langsung dengan Timor Leste. Kota ini terletak di bagian dalam Teluk Mutiara yang dulunya dinamakan Teluk Kalabahi.
Perjalanan ke Kalabahi walaupun sangat singkat, tapi merupakan rezeki tersendiri dan anugrah Tuhan yang saya syukuri. Sebenarnya saya mengenai nama kota ini setelah mendapatkan tugas untuk mengunjungi salah satu Perguruan Tinggi di Kalabahi.
Saya menginap di Hotel yang direkomendasikan oleh pihak Universitas, yaitu Pulo Alor Hotel yang terletak di Pusat Kota Kalabahi. Panduan pejalan mengatakan, bahwa Kalabahi adalah Lonely Planet dan tentu saja masih dikategorikan sebagai 'the island less travelled' (menurut saya).
Menurut sejarah, nama Kota Kalabahi diambil dari kata asli dalam bahasa Alor yang memiliki arti pohon kesambi. Pohon ini dulu banyak ditemukan di wilayah kota ini pada masa pemerintahan kolonial Belanda memindahkan pusat pemerintahan di Alor dari Alor Kecil ke Kalabahi pada tahun 1911.
Kalabahi memiliki sebuah Pelabuhan yang dinamakan Pelabuhan Kalabahi. Pelabuhan ini menjadi pelabuhan penting bagi lalu-lintas barang dan penumpang. Semua kapal-kapal yang dinggah di Pelabuhan Kalabahi secara regular beroperasi menghubungkan Kalabahi dengan desa-desa pantai di kabupaten Alor, serta kota-kota lain di Provinsi NTT.
Kalabahi juga memiliki satu lapangan udara yang dinamakan Bandara Udara Mali. Tidak banyak pesawat penumpang yang menuju ke kota ini. Sejauh informasi yang saya ketahui hanya ada satu pesawat Wings Air yang bolak-balik dari Kupang ke Kalabahi setiap hari. Kalabahi juga menjadi kantor pusat media suratkabar Alor Pos dan memiliki beberapa stasiun radio lokal sebagai media informasi dan komunikasi.
Masyarakat kalabahi memiliki penghasilan yang tidak besar, tapi mereka memiliki kemauan yang kuat agar generasi keturunan mereka mendapatkan pendidikan yang baik. Semoga Kalabahi akan semakin maju ke depan, semakin di kenal dan semakin siap sumber daya mereka dalam menjalani masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar