Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah tengah melakukan pengembangan dan uji klinis terhadap pelbagai jenis obat-obatan sebagai alternatif pengobatan bagi pasien covid-19.
Bambang menjelaskan obat yang sedang dikembangkan diantaranya pil kina sebagai obat alternatif untuk meringankan kondisi tubuh pasien positif corona.
"Beberapa obat yang direkomendasi dari luar negeri, seperti Avigan, Chloroquin, Tamiflu. Lalu kita mengembangkan Pil Kina. Pil Kina kita uji sebagai salah satu alternatif obat yg meringankan beban penderita corona," kata Bambang saat menggelar konferensi pers di kanal media sosial Youtube milik BNPB, Minggu (3/5).
Tak hanya itu, Bambang juga menyatakan pihaknya tengah mengembangkan suplemen dari pelbagai bahan-bahan alami untuk pencegahan virus corona.
Bahan-bahan itu diantaranya jahe, jambu biji hingga minyak kelapa murni virgin coconut oil. Bahan-bahan alami itu sedang dilakukan uji klinis dijadikan suplemen untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap virus corona.
"Dari bahan-bahan itu kita bisa mendayagunakan untuk covid, untuk meningkatkan daya tahan, kemudian menghasilkan suplemen baru yang menimbulkan daya tahan tubuh," kata dia.
Selain itu, Bambang menyatakan pihaknya sedang melakukan riset terkait penggunaan metode terapi convalescent plasma bagi para pasien postif corona.
Terapi convalescent plasma sendiri merupakan metode pengambilan plasma darah dari pasien positif corona yang sudah sembuh untuk didonorkan ke pasien positif corona.
"Di luar obat, saat ini sedang dan sudah dilakukan riset terkait plasma dari pasien yang sudah sembuh itu dicoba dan diberikan sebagai terapi bagi pasien Covid-19 dalam kondisi berat," kata dia.
Bambang menjelaskan terapi convalescent plasma tersebut telah dipraktikkan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Hasilnya, kata dia, sudah sangat baik bagi pasien penderita virus corona.
"Karena itu Kemenristek bekerjasama dengan Kemenkes melalukan riset yamg besar melibatkan Rumah Sakit di seluruh Indonesia mengembangkan convalescent plasma ini. Di Malang, di Jogja, Solo dan tempat-tempat lain," kata dia.
Menristek Prediksi Indonesia Butuh Setahun Buat Vaksin Corona
Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/ BRIN) memprediksi Indonesia membutuhkan waktu satu tahun untuk menemukan vaksin virus corona (SARS-CoV-2).
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini Konsorsium Covid-19 sedang mengkaji dan mengembangkan obat dan vaksin Covid-19.
"Tentunya terkait obat dan vaksin ini jangka menengah-panjang bagi Konsorsium. Vaksin itu butuh satu tahun, kecuali ada vaksin di luar yang bisa produksi di dalam negeri," kata Bambang saat konferensi persi di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (6/4).
Bambang juga mengatakan saat ini prioritas jangka pendek berfokus pada penelitian terkait tanaman herbal yang berpotensi meningkatkan imun tubuh agar terhindar dari kemungkinan tertular virus Covid-19, pengembangan Alat Pelindung Diri (APD).
Dalam jangka waktu menengah, konsorsium juga mengembangkan dan mengkaji Rapid Test Kit Covid-19, baik untuk deteksi awal maupun deteksi akhir.
Selain itu konsorsium juga mengkaji pengembangan suplemen, multivitamin, dan immune modulator dari berbagai tanaman Indonesia, pengembangan robot layanan (service robot), Smart Infusion Pump, pengembangan ventilator (alat bantu pernafasan),
"Selain vaksin kita fokus ke suplemen, untuk jaga imunitas tubuh dengan berbagai bahan yang ada di Indonesia dan obat. Salah satu yang diuji adalah pil kina. Karena pil ini sama dengan chloroquine," ujar Bambang.
Sebelumnya, Bambang menargetkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mampu menciptakan alat tes virus corona polymerase chain reaction (PCR) portabel dalam waktu kurang dari satu bulan.
Selain itu, Bambang juga menargetkan BPPT untuk memproduksi 100 ribu alat rapid test dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan.
Alat rapid test ini mampu memberikan hasil cepat dalam waktu sekitar 15 menit. Akan tetapi tingkat sensitivitas alat rapid test hanya 75 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar