Ketua Umum Yayasan Generasi Lintas Budaya Olivia Zalianty dalam konferensi pers di BNPB mengatakan motor listrik milik Presiden Joko Widodo yang telah ditandatangani akhirnya dimenangkan oleh anak Hary Tanoesoedibjo, Warren H Tanoesoedibjo dengan harga Rp2,55 miliar.
Lelang itu diulang setelah pemenang sebelumnya tak mampu menebus motor bermerek Gesits tersebut.
"Nama pemenang Warren Tanoesoedijo. Kami persilakan Warren Tanoesoedibjo," kata Olivia dalam jumpa pers, di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (22/5).
Hary Tanoesoedibjo mengatakan putranya itu sempat meminta izin terlebih dahulu kepada dirinya ketika ingin mengambil motor tersebut. Warren sendiri berada pada posisi kedua dalam acara lelang kemarin tersebut.
"Jadi tadi Warren kebetulan dia adalah anak saya. Kalau sampaikan panjang lebar diwakili saya. Lelang ini menurut saya tidak perlu dipermasalahkan lagi, panitia tetapkan prosedur profesional," ujarnya.
Sebelumnya, motor listrik merek Gesits yang ditandatangani Jokowi laku dilelang Rp2,5 miliar dalam acara konser amal penggalangan dana secara virtual yang ditayangkan TVRI dan sejumlah stasiun televisi lainnya, Minggu (17/5). Hasil lelang kemudian akan didonasikan untuk warga yang terdampak pandemi virus corona.
yang disebut sebagai pengusaha, setelah tawarannya Rp2,55 miliar menjadi yang tertinggi.
Namun, selang beberapa hari beredar kabar bahwa M. Nuh ditangkap oleh kepolisian. Namun, Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi menjelaskan bahwa polisi hanya meminta keterangan M Nuh dan bukan menangkapnya.
Ia juga menegaskan tak ada pengusutan kasus atau proses hukum yang dilakukan terhadap M. Nuh. Setelah itu diketahui, M. Nuh juga bukan seorang pengusaha, tetapi buruh harian.
Usut punya usut, ternyata M Nuh tidak mengetahui bahwa acara yang diikuti adalah acara lelang. Ia justru mengira bahwa ia mendapatkan hadiah dalam acara tersebut.
"Yang bersangkutan setelah diwawancara, tidak paham acara yang diikuti tersebut adalah lelang. Yang bersangkutan mengira bakal dapat hadiah. Karena ketakutan ditagih, dia justru minta perlindungan," kata Firman seperti dikutip dari situs Tribratanews Polda Jambi, Jumat (22/5).
Oleh karena itu, panitia konser amal menggelar lelang ulang. Dalam lelang kedua ini banyak pengusaha yang mengajukan penawaran untuk memiliki motor listrik yang telah ditandatangani Jokowi tersebut.
Ironi New Normal Para Penyedia Internet
Industri telekomunikasi ternyata tak semua mendulang untung dari pandemi corona yang membuat banyak orang bergantung pada layanan internet ini.
Alih-alih mendulang untung, sebagian besar para penyedia jasa internet (Internet Service Provider/ ISP) mengaku merugi. ISP ini pada umumnya menyediakan layanan internet lewat kabel, bukan lewat jaringan selular.
Terutama ISP yang mengandalkan pelanggan korporat. Sebab, di kala pandemi seperti ini banyak kantor yang melakukan pekerjaan dari rumah. Di sisi lain, operator seluler mengaku mendapat kenaikan pemakaian internet dan pertumbuhan pengguna.
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) mengeluh anggota asosiasinya mengalami potensi kerugian hingga Rp264 miliar.Angka ini didapat dari studi Apjatel yang dilakukan pada Maret 2020.
Seiring dengan rencana berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan jelang era normal baru (new normal) para penyedia layanan berharap kondisi ini bisa memperbaiki keadaan.
New Normal sendiri juga bisa diartikan sebagai penyesuaian pola hidup normal ditambah dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sebab menurut Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Marwan Baasir
pencabutan PSBB kemungkinan tidak sekaligus membuat aktivitas masyarakat kembali seperti sedia kala.
Sebab, kemungkinan perkantoran masih akan melakukan kombinasi antara sebagian bekerja dari rumah dan dari kantor.
"Traffic mobile mungkin akan terurai dari perkantoran dan residensial, penggunaan media daring juga masih lumayan tinggi," tuturnya saat dihubungi, Rabu (20/5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar