Baru-baru ini viral soal prediksi kasus corona Indonesia di media sosial. Dalam proyeksi tersebut menunjukkan kalau kasus corona di Indonesia sudah mencapai 3.000 kasus.
Penelitinya adalah Arridhana Ciptadi, Head of Machine Learning Platform di San Francisco. Kepada detikcom ia menjelaskan, awal mula membuat model tersebut berawal dari asumsi terkait kebijakan social distancing yang diterapkan di Indonesia tidak kuat.
"Tujuan saya menulis adalah untuk menunjukkan pentingnya social distancing. Karena kalau tidak, besar kemungkinan bahwa jumlah kasus akan bertumbuh sangat cepat (seperti yang dituliskan di website yang saya buat)," ungkapnya kepada detikcom melalui email pada Rabu (18/3/2020).
"Korea Selatan merupakan contoh negara yang telah bisa menghambat perkembangan virus ini dengan tes yang banyak dan juga social distancing," tambahnya.
Dari proyeksi yang ia buat, ia ingin menekankan bahwa kemungkinan besar jumlah kasus di Indonesia lebih banyak dari yang sudah terdeteksi.
Terkait berbagai studi yang memprediksi peningkatan kasus corona di Indonesia, Nurul Nadia, konsultan kesehatan masyarakat dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), mengatakan memang ada banyak cara untuk memperkirakan berapa kasus COVID-19 yang menyebar di Indonesia. Hanya saja, hingga kini data masih sangat sedikit sehingga permodelan tersebut juga punya kekurangan.
"Kuncinya harus ada datanya dulu yang cukup. Nah saat ini data kita masih sangat kurang jadi modelingnya pun sangat kasar dan memiliki kelemahannya masing-masing," katanya kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).
Menurutnya, saat ini Indonesia sudah berada di level community transmission.
"Memperkirakan seberapa luas community transmission dan berapa kasus yang tersebar memang harus dilakukan skrining masif. Mengambil data dengan survey dan sampling berapa banyak masyarakat yang ternyata punya gejala COVID-19 dan berapa di antara mereka yang memiliki gejala ringan dan (positif) COVID-19," jelasnya.
"Bisa dilakukan dan menjadi perkiraan proyeksi jumlahCOVID-19 di masyarakat saat ini,"pungkasnya.
Hati-hati! Banyak Info Sesat Soal Kaitan Ibuprofen dan Virus Corona
Setelah Menteri Kesehatan Prancis menyebut bahwa penggunaan ibuprofen dianggap memperparah kondisi bagi penderita gejala virus corona, telah banyak beredar kisah di media sosial yang mengklaim keterkaitan antara penggunaan ibuprofen dan virus corona. Bersamaan dengan saran dari para pakar, di medsos juga banyak yang mengunggah berita palsu dan mengubah fakta.
Parasetamol dan ibuprofen diketahui sebagai obat yang mampu menurunkan demam dan meringankan gejala flu. Namun pakar menyebut ibuprofen dan obat antiinflamasi tidak cocok untuk semua orang dan memang memiliki efek samping khususnya bagi orang dengan masalah asma, jantung, dan peredaran darah.
Situs web National Health Security atau NHS sebelumnya merekomendasikan parasetamol dan ibuprofen sebagai pereda gejala virus corona. Namun karena anjuran dari WHO, mereka mengubah sarannya meski saat ini tidak ada bukti kuat bahwa ibuprofen dapat memperburuk gejala virus corona.
Meski sampai saat ini masih belum diketahui apakah ibuprofen menimbulkan efek samping termasuk memperparah kondisi bagi pasien virus corona, telah banyak kesalahan informasi yang disebarkan di media sosial dan pesan online. Salah satunya berbunyi:
"Ada empat anak muda yang sedang dirawat di UGD di Cork tanpa penyakit penyerta. Mereka semua mengonsumsi obat anti-inflamasi dan terlihat telah menyebabkan kondisi mereka makin parah," tulis pesan yang beredar.
"Universitas Wina telah mengirim memo peringatan kepada orang-orang dengan gejala coronavirus untuk tidak menggunakan ibuprofen, "karena telah ditemukan bahwa ini meningkatkan kecepatan reproduksi coronavirus Covid-19 dalam tubuh dan ini adalah alasan mengapa orang di Italia telah mencapai tahap buruk saat ini dan adanya penyebaran cepat," unggah akun lainnya.
Berdasarkan penelusuran dari tim cek fakta oleh BBC Monitoring, semua klaim tersebut adalah pesan palsu. The Infectious Diseases Society of Ireland mengatakan pesan yang beredar tentang pasien virus corona di Cork tidak benar dan mereka meminta siapa saja yang menerimanya untuk menghapus dan mengabaikannya.
http://nonton08.com/ultraman-taiga-episode-3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar