Rabu, 27 Mei 2020

5 Fakta Face Shield yang Lagi Nge-Hits di Masa New Normal

Tak cuman masker kain, face shield juga sedang naik daun terutama di masa new normal seperti saat ini. Dengan dibukanya kembali kantor dan beberapa aktivitas mulai berjalan normal, tiap orang ingin mendapatkan proteksi ganda agar tidak tertular virus Corona.
Mengenakan face shield atau pelindung wajah oleh beberapa pakar bahkan disebut memberikan perlindungan yang lebih baik. Pelindung wajah dapat melindungi mata dan bagian sekitarnya dari droplet yang mungkin mengandung partikel virus.

Jika dikenakan bersamaan dengan masker kain, pelindung wajah dapat mencegah masker menjadi basah. Selain itu, berikut fakta face shield yang lagi nge-hits di masa new normal dikutip detikcom dari berbagai sumber.

1. Mudah dibersihkan
Selain bisa digunakan berkali-kali, pelindung wajah juga bisa dibersihkan hanya dengan sabun dan air atau disinfektan umum

2. Lebih nyaman daripada masker
Face shield diklaim lebih nyaman digunakan daripada masker. Modelnya juga memungkinkan orang tidak sering menyentuh wajah.

3. Penghalang droplet
Pelindung wajah bisa berfungsi sebagai penghalang droplet yang dikeluarkan saat bernapas dan sebagai pelindung yang kuat saat seseorang batuk atau bersin di sekitar Anda.

4. Ekspresi wajah tidak tertutupi
Pelindung wajah sangat cocok bagi mereka yang ingin berkomunikasi dengan tuna wicara dan mereka sulit mendengar karena bahannya yang tembus pandang.

5. Bisa mengurangi pajanan virus hingga 90 persen
Meski belum ada penelitian langsung terkait Corona, studi sebelumnya menunjukkan perisai wajah mengurangi virus yang bisa diinhalasi sebesar 92 persen.

"Ketika penelitian ini dilakukan pada jarak 1 meter, pelindung wajah mengurangi virus yang dihirup sebesar 92 persen," tulis penelitian dari Iowa University.

Pandemi Corona Munculkan Persoalan Limbah Medis Rumah Tangga

 Wabah virus Corona (COVID-19) memberikan dampak dalam berbagai sektor, termasuk lingkungan hidup. Hal itu dipicu pemakaian alat medis oleh masyarakat.
"Penggunaan APD standar seperti masker dan hand sanitizer di masyarakat kian meningkat sebagai upaya mencegah infeksi COVID-19," kata Dosen dan Peneliti Lingkungan FMIPA UGM, Suherman, PhD, dalam keterangannya, Rabu (27/5/2020).

Dia menyebutkan bahwa alkohol, utamanya ethyl-alcohol yang menjadi bahan utama hand sanitizer relatif aman terhadap lingkungan. Sebab, alkohol memiliki sifat volatile sehingga mudah menguap ke udara menjadi gas.

Hal tersebut jauh berbeda dengan masker. Masker mempunyai bahan utama fiber ataupun kertas yang harus dibuang setelah digunakan.

"Bisa dibayangkan, berapa juta sampah masker yang ada di lingkungan sekitar mengingat prediksi pandemi COVID-19 ini masih akan dihadapi setidaknya hingga beberapa waktu ke depan mempertimbangkan 270 juta penduduk Indonesia yang membutuhkan perlindungan," urainya.

Masker bekas merupakan sampah non-daur ulang sehingga harus dibuang atau diolah di tempat pengelolaan sampah (TPS). Adapun pengolahan dilakukan dengan metode yang benar seperti insenerator atau pirolisis (perlakukan termal tanpa oksigen).

Dia menyebutkan di tengah tingginya permintaan masker sementara pasokan terbatas, saat ini tidak jarang ditemukan adanya pihak yang mendaur ulang sampah masker. Sampah masker teresbut dibersihkan dan disetrika agar rapi sebelum diedarkan lagi. Oleh sebab itu dianjurkan sebelum membuang, pastikan masker tersebut dirusak atau digunting terlebih dahulu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) No. 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, maka limbah masker dikategorikan sebagai limbah medis yang membutuhkan penanganan khusus. Hal itu berarti keberadaan masker bekas di lingkungan memunculkan risiko kesehatan akibat bakteri dan virus yang terbawa di sampah masker tersebut.

"Saat serakan masker bekas terkena hujan, maka bakteri dan virus masuk ke badan air dan sumber air minum konsumsi masyarakat,"terangnya.

Tak hanya masker dan alkohol, penggunaan disinfektan juga turut melonjak guna mencegah penularan Corona. Penggunaan disinfektan di lingkungan kerap dijumpai di berbagai fasilitas publik seperti dalam gedung sekolah, tempat ibadah, hingga jalan raya dan area pemukiman.
http://nonton08.com/creative-control/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar