Jumat, 22 Mei 2020

Tenaga Medis Bertumbangan, FKUI Kumpulkan Relawan Bantu RS Tangani Corona

Melonjaknya kasus virus corona COVID-19 membuat kewalahan tenaga medis yang bertugas. Banyak di antaranya yang kelelahan, bahkan positif tertular virus corona.
Gubernur DKI Anies Baswedan dalam konferensi pers di Balaikota DKI Jakarta mengatakan 25 tenaga medis telah dinyatakan positif tertular virus corona.

"Ada 25 tenaga medis yang di Jakarta yang terkonfirmasi positif COVID-19, satu meninggal," kata Anies, Jumat (20/3/2020).

Menyikapi situasi tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr Ari Fahrial Syam mengatakan telah mengundang para mahasiswa dan alumni untuk menjadi relawan.

"Saat ini telah terdaftar 150 dokter yang akan membantu ke rumah sakit," kata Prof Ari yang menyebut pandemi COVID-19 ini sebagai masa-masa tersulit sepanjang kariernya sebagai dokter.

Ia mengakui, tantangan yang dihadapi para tenaga kesehatan cukup berat pada masa-masa seperti ini. Kondisi sebagian besar dari mereka sudah kelelahan dan harus menghadapi risiko tinggi untuk tertular.

Lembaga Eijkman Disebut Layani Tes Corona Gratis, Ini Faktanya

Pemerintah telah memberikan wewenang kepada Lembaga Biologi Molekuler (LBM)) Eijkman Institute untuk melakukan tes virus corona COVID-19. Pemeriksaan ini tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.
Namun jangan salah sangka lantas berbondong-bondong datang ke LBM Eijkman untuk dites corona. Sebab LBM Eijkman hanya melakukan pemeriksaan sampel dari pasien terduga virus corona yang dikirimkan dari rumah sakit.

"Kami hanya menerima sampel dari rumah sakit, jadi kalau ada orang yang merasa ada kontak dan berbagai gejalanya itu sebaiknya ke rumah sakit dulu. Nanti rumah sakit yang menentukan apakah perlu diperiksa atau tidak," kata Direktur LBM Eijkman, Prof Amin Soebandrio kepada detikcom, Jumat (20/3/2020).

"Jadi bukan orangnya yang datang ke Eijkman," terangnya.

Prof Amin juga menjelaskan lamanya proses penelitian akan berlangsung sekitar dua hari setelah LBM Eijkman menerima sampel pasien dari rumah sakit.

"Paling singkat dua hari, misalnya tanggal 18 (sampel) masuk, tanggal 19 diperiksa, tanggal 20 hasilnya sudah ada. Hasilnya pun akan diberitahukan ke rumah sakit yang mengirim," pungkasnya.

Bikin Hand Sanitizer Pakai Ciu ala Bupati Banyumas, Memangnya Bisa?

 Bupati Banyumas, Achmad Husein, berencana memanfaatkan ciu sebagai bahan alternatif hand sanitizer. Dokter mengingatkan bahwa hand sanitizer memiliki formula baku yang harus diikuti agar efektif membunuh kuman.
"Standarnya alkohol 96 persen. Ini bener nggak 96 persen?" kata Prof dr Ari Fahrial Syam, SpPD, praktisi kesehatan yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jumat (20/3/2020).

Teorinya, menurut Prof Ari, kuman akan mati dalam waktu satu menit bila kontak dengan alkohol. Namun kadar alkohol yang efektif untuk tujuan tersebut harus memenuhi standar, tidak bisa asal-asalan.

Prof Ari juga mengingatkan, pembuatan hand sanitizer melibatkan bahan-bahan kimia seperti gliserol dan H2O2 (hidrogen peroksida) yang bisa saja memicu iritasi. Karenanya, ia tidak menganjurkan untuk membuat sendiri.

"Di tempat kami saja, yang membuat adalah departemen kimia dan farmasi," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar