Kamis, 21 Mei 2020

15 Startup Unicorn Terancam Bangkrut Akibat Corona

Masih soal Masayoshi Son dan Softbank, raksasa teknologi Jepang sekaligus investor di banyak startup kelas kakap. Softbank baru saja menderita kerugian sangat besar karena performa buruk startup yang mereka danai, bahkan situasi bisa saja bertambah buruk.
Softbank Vision Fund menyuntik investasi pada sekitar 88 perusahaan startup senilai total USD 75 miliar. Nah, Softbank mengakui bahwa 15 startup berstatus unicorn yang mereka danai bisa saja bangkrut karena krisis yang disebabkan pandemi Corona.

Akan tetapi, Masayoshi Son selaku CEO Softbank tidak menyebut startup unicorn apa yang berpotensi bangkrut tersebut. Walaupun demikian, ia tetap optimistis masih ada startup yang akan berkibar.

"Situasi yang sangat sulit. Unicorn kita telah jatuh ke jurang virus Corona yang tiba-tiba ini. Tetapi, beberapa dari mereka akan menggunakan krisis ini untuk mengembangkan sayapnya," jelas Son.

Vision Fund, mencatatkan kerugian sebesar 1,9 triliun Yen atau setara dengan Rp 262 triliun (kurs 1 Yen = Rp 138,05). Kerugian tersebut dikarenakan investasi yang tak membuahkan hasil, misalnya pada startup WeWork dan Uber, keduanya juga terimbas parah oleh pandemi Corona.

Son pun mengaku akan lebih berhati-hati mengucurkan uang. Namun demikian, ia tetap melihat masa depan lebih cerah. Misalnya, startup sewa penginapan Oyo bisa diuntungkan jika makin banyak hotel bergabung dengan platform mereka.

"Hotel kecil yang kesulitan bisa bergabung ke Oyo Group dan memanfaatkan teknologi mereka untuk mendapatkan konsumen," cetusnya.

Mengenai taksi online, dia mengakui Uber masih mengalami situasi sulit di Amerika Serikat. Namun Didi di China mulai pulih seiring dibukanya lockdown di sana. "Saya harap perusahaan yang lain juga demikian," harapnya.

Donald Trump Comot Jurnal Kedokteran Soal Corona, Tapi Bohong...

 Presiden AS Donald Trump mengutip jurnal kedokteran untuk menuding China soal COVID-19. Tapi ternyata tidak sesuai fakta dan ilmuwan pun kesal.

Jadi ceritanya begini, Presiden AS Donald Trump pada Selasa lalu menyurati Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus soal ancaman untuk menyetop dana. Masih ingat kan?

Dalam argumennya, Trump bilang WHO mengabaikan laporan penyebaran virus Corona di Wuhan awal Desember 2019 dengan mengaku mengutip jurnal kedokteran The Lancet. Argumen Trump itu ternyata bohong.

Diberitakan South China Morning Post saat dilihat Kamis (21/5/2020) Pemred The Lancet, Richard Horton geram bukan main. Menurut dia, tidak pernah The Lancet menulis semacam itu.

"The Lancet tidak menerbitkan laporan apapun pada awal Desember 2019 tentang virus menyebar di Wuhan. Laporan pertama yang kami terbitkan adalah dari para ilmuwan China pada 24 Januari 2020," kata Horton kesal.

Lebih jauh lagi The Lancet sebagai sebuah jurnal ilmiah yang diakui para ilmuwan, mengeluarkan pernyataan resmi yang menantang sesumbar Trump. Mereka menunjukkan bukti 2 laporan ilmuwan tertanggal 24 Januari 2020.

"Tuduhan terhadap WHO dalam surat Presiden Trump adalah serius dan merusak upaya menguatkan kerja sama internasional untuk mengendalikan pandemi," tegas The Lancet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar