Rabu, 27 Mei 2020

Kenali Nutrisi untuk Kesehatan Kulit dan Imunitas Cegah COVID-19

 Imun tubuh yang kuat bisa melindungi Anda dari infeksi COVID-19. Untuk meningkatkan imun tubuh, Anda harus mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin lengkap dan gizi seimbang. Di antaranya adalah vitamin A dan E.
Kedua vitamin tersebut bukan hanya untuk kesehatan kulit, melainkan juga untuk meningkatkan imunitas. Head of Medical Kalbe Nutritionals dr Muliaman Mansyur menjelaskan, hubungan antara kesehatan kulit dengan daya tahan tubuh yang paling sederhana dapat dilihat dari bagaimana kulit dapat mencegah dan melindungi Infeksi langsung dari virus, bakteri dan jamur.

"Kulit sebagai penangkal polusi dan debu serta yang terpenting kulit melindungi diri dari paparan sinar matahari atau UV. Sebagai informasi sistem imun yang terdapat dalam kulit terletak pada dua struktur utama kulit, yakni epidermis dan dermis," jelas dr Muliaman kepada detikHealth, baru-baru ini.

Adapun vitamin A, lanjut dr Muliaman, mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan sel epitel. Sel epitel merupakan salah satu jaringan tubuh yang terlibat di dalam fungsi imunitas untuk pertahanan fisik seperti kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas.

"Kalau kekurangan dari vitamin A maka membuat kulit menjadi kering dan juga membuat sel epitel-nya terinfeksi oleh virus dan bakteri," imbuhnya.

Sementara vitamin E, dalam sistem imun berperan sebagai antioksidan yang melindungi membran sel, secara langsung juga menjaga permeabilitas membran. Gizi integritas membran sel ini sangat mempengaruhi fungsi imunitas terutama sel-sel imun.

"Pada kulit, vitamin E dapat melindungi dari radikal bebas, terutama lipid (zat lemak) pada sel kulit. Lipid kulit rentan terhadap kerusakan internal maupun eksternal, terutama dari paparan sinar UV dan polutan. Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak, vitamin E sangat efektif dalam menangkal potensi kerusakan lipid kulit. Disamping itu, vitamin E juga mencegah kerontokan rambut," bebernya.

Selain vitamin A dan E, tentunya ada nutrisi tertentu yang sama dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta kesehatan kulit seperti vitamin C, Selenium dan antioksidan. Nutrisi tersebut bisa didapat dari Diva Beauty Drink, suplemen yang mengandung 1.000 mg kolagen.

Selain mengandung kolagen, Diva juga mengandung superfruits yang kaya antioksidan dan juga mengandung vitamin E dan selenium untuk daya tahan tubuh selain untuk kesehatan dan kecantikan kulit. Konsumsi suplemen ini agar kulit tetap terawat dan tubuh tetap sehat di tengah pandemi ini.

Alasan WHO Setop Uji Coba Obat Malaria yang Dipakai RI untuk Pasien Corona

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan sementara uji klinis pengobatan pasien Corona dengan obat malaria seperti hydroxychloroquine dan klorokuin. Klorokuin sendiri diketahui sebagai obat yang digunakan Indonesia untuk pasien Corona.
Alasannya disebut WHO demi keamanan pasien Corona. Keputusan WHO ini berdasarkan sebuah studi yang terbit dalam jurnal The Lancet. Ditemukan pasien Corona yang mengkonsumsi obat malaria alami masalah pada jantung bahkan peningkatan risiko meninggal.

"Kelompok eksekutif menetapkan menghentikan sementara hydroxychloroquine dalam uji coba, sementara data keselamatan ditinjau oleh Dewan Pemantau Keamanan Data," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual dikutip dari AFP, Selasa (26/5/2020).

Mandeep Mehra, kepala studi uji klinis tersebut sekaligus direktur Brigham and Women's Hospital Heart and Vascular Center merekomendasikan rumah sakit untuk berhenti menggunakan obat malaria hydroxychloroquine maupun klorokuin dalam menangani pasien virus Corona COVID-19.

"Data kami menunjukkan dengan sangat yakin bahwa di seluruh dunia kombinasi obat ini dengan cara apapun tidak menunjukkan bukti yang bermanfaat," ujar Mehra.

Studi yang terbit di jurnal The Lancet ini menganalisis lebih dari 96 ribu pasien virus Corona COVID-19 pada 671 rumah sakit di enam benua. Dari sekian banyak pasien Corona, disebutkan total pasien Corona yang menggunakan hydroxychloroquine atau klorokuin tidak mencapai 15 ribu pasien.

Peneliti menemukan satu dari 11 pasien yang termasuk dalam kelompok tidak mendapat obat malaria meninggal. Sementara satu dari enam pasien yang diobati dengan hydroxychloroquine atau chloroquine meninggal. Artinya risiko lebih tinggi meninggal terjadi pada pasien Corona dengan pengobatan hydroxychloroquine atau klorokuin.

Tak hanya itu, peneliti juga menemukan pasien Corona mengalami gangguan irama detak jantung atau aritmia. Disebutkan bahwa masalah aritmia paling banyak timbul pada pasien yang diberi obat malaria hydroxychloroquine dan antibiotik sebanyak 8 persen.

Ahli penyakit menular dari University of Minnesota, David Boulware, yang juga mempelajari hydroxychloroquine sebagai pengobatan virus Corona COVID-19 mengatakan obat ini tidak memiliki manfaat, malah meningkatkan risiko kematian pada pasien Corona.
http://nonton08.com/dia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar