Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, memperkirakan bakal ada peningkatan kasus virus corona COVID-19 secara signifikan. Hal ini rupanya sudah banyak diprediksi.
Di media sosial, sebuah proyeksi tentang hal itu sempat viral belakangan ini. Dikatakan, saat ini jumlah orang yang sesungguhnya sudah terinfeksi diklaim mencapai 3.000 kasus.
"Surprisingly, angka yang gw dapet adalah walaupun officially pemerintah bilang baru 134 orang yang terdeteksi kena virus ini, jumlah total infeksi nya menurut estimasi model itu sudah lebih dari 3000 orang!" tulis seorang netizen di akun Twitter @arri*han*.
Dalam utas tersebut, ia juga menuliskan bahwa dalam 10 hari jika tidak dilakukan usaha pendeteksian maka estimasi yang terinfeksi bisa mencapai 10 ribu jiwa.
Arridhana Ciptadi
@arridhana
Gw semalem coba modeling untuk estimasi berapa jumlah orang yang sudah terinfeksi (ga cuma terdeteksi) COVID-19 di Indonesia. Ini hasilnya: http://www.covid19-id.org/
5.992
22.58 - 16 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
3.442 orang memperbincangkan tentang ini
Nurul Nadia, konsultan kesehatan masyarakat dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), mengatakan memang ada banyak cara untuk memperkirakan berapa kasus COVID-19 yang menyebar di Indonesia. Hanya saja, hingga kini data masih sangat sedikit sehingga permodelan tersebut juga punya kekurangan.
"Kuncinya harus ada datanya dulu yang cukup. Nah saat ini data kita masih sangat kurang jadi modelingnya pun sangat kasar dan memiliki kelemahannya masing-masing," katanya kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).
Saat ini, yang pasti, Nurul menyebut penularan virus corona sudah berada di level community transmission. Artinya pemerintah harus menegakkan tes atau diagnosa yang cepat untuk menemukan kasus-kasus virus corona dengan gejala minimal.
"Memperkirakan seberapa luas community transmission dan berapa kasus yang tersebar memang harus dilakukan skrining masif. Mengambil data dengan survey dan sampling berapa banyak masyarakat yang ternyata punya gejala COVID-19 dan berapa di antara mereka yang memiliki gejala ringan dan (positif) COVID-19," jelasnya.
"Bisa dilakukan dan menjadi perkiraan proyeksi jumlah COVID-19 di masyarakat saat ini," pungkasnya.
Vanessa Angel Diduga Konsumsi Psikotropika Saat Hamil, Apa Bahayanya Bagi Janin?
- Aktris Vanessa Angel dan suaminya, Bibi, diamankan pihak kepolisian diduga terkait penyalahgunaan obat-obatan. Polisi mengamankan barang bukti berupa obat psikotropika.
"Iya betul yang bersangkutan kami amankan bersama suami dan asistennya," kata Kapolres Jakbar Audie S Latuheru kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).
Saat ini diketahui Vanessa sedang dalam masa kehamilan. Ia mengunggah video kehamilannya di akun Instagram pribadi miliknya pada 2 Februari lalu.
Sebagai ibu hamil, sebagian besar yang dikonsumsi calon ibu akan diteruskan ke janin. Penggunaan obat tertentu seperti psikotropika saat hamil dinilai berbahaya bagi pertumbuhan bayi. Janin sangat peka terhadap obat dan jika yang dikonsumsi banyak, bayi akan mengalami kecacatan.
Mengutip laman resmi WHO, berikut risiko penggunaan psikotropika saat kehamilan:
- Keguguran
- Meninggal saat lahir
- Ukuran bayi kecil
- Lahir prematur
- Cacat lahir
- Sindrom kematian bayi mendadak
- Ketergantungan obat pada bayi
Ketergantungan obat-obatan lain juga dapat merusak individu, dalam hal ini orang tua yang bisa memicu kekerasan. Hal ini secara signifikan bisa mempengaruhi perkembangan fisik, mental, dan emosional anak.
http://nonton08.com/death-note-episode-14/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar