Minggu, 17 Mei 2020

Perjuangan Perawat Pasien Corona: Diusir dari Kos Sampai Kehabisan Makanan

- Perawat jadi salah satu tenaga medis yang terdepan menghadapi wabah virus corona COVID-19. Mereka tampaknya tak hanya berjuang melawan penyakit, namun juga diskriminasi dan ketidakadilan di tengah masyarakat.
Sebagai contoh di Indonesia ada cerita miris perawat pasien corona harus tinggal di RS Persahabatan akibat diusir dari kosannya. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah.

Harif mengatakan pihak manajemen rumah sakit sedang berusaha mencarikan tempat tinggal untuk perawat yang jadi korban stigma tersebut.

"Kami mendapat laporan dari perawat itu bahwa ada teman-temannya tidak kos lagi di sana, di tempat kosnya. Karena setelah diketahui rumah sakit tempat bekerjanya tempat rujukan pasien COVID-19. Mereka sekarang, saya sudah tanya mereka, tinggalnya di rumah sakit dulu," kata Harif pada detikcom, Selasa (24/3/2020).

Sementara itu di Inggris ada juga kisah miris yang dialami oleh perawat intensive care unit (ICU) salah satu fasilitas kesehatan di York. Dawn Bilbrough viral di media sosial ketika ia membagikan videonya sendiri menahan tangis usai tidak bisa menemukan stok makanan di toko sekitarnya akibat diborong oleh orang-orang (panic buying).

Dawn mengaku baru saja selesai bekerja shift 48 jam.

"Tidak ada buah, tidak ada sayur. Saya tidak tahu bagaimana caranya bisa tetap sehat," kata Dawn dalam video yang diunggah di Facebook pada 19 Maret lalu.

"Mereka benar-benar menghabiskan makanan. Tolong hentikan. Hentikan karena masih ada orang-orang seperti saya yang harus merawat kamu ketika kamu sakit," lanjutnya menahan tangis.

102 Pasien Kunjungi RS Darurat Virus Corona di Wisma Atlet, 71 Rawat Inap

 Wisma Atlet kita telah ditetapkan sebagai fasilitas yang diubah sebagai rumah sakit darurat untuk penanganan pasien virus corona COVID-19 di Indonesia. Sejak diumumkan sebagai rumah sakit darurat, sudah ada 102 pasien yang berkunjung ke sana.
Berdasarkan penuturan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dari 102 pasien, 71 di antaranya sudah dirawat di RS darurat tersebut. Sedangkan 31 pasien lainnya tidak perlu dirawat.

"Sudah ada 102 kunjungan pasien COVID-19. Kemudian, 71 orang langsung kita rawat, 31 lainnya yang tidak perlu dirawat. Secara umum kondisi mereka sakit ringan, sedang, dan berat," jelas Yuri dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Selasa (24/3/2020).

Selain itu, dari 71 pasien ada dua di antaranya yang kondisinya kurang baik. Hal ini membuat keduanya langsung dirujuk ke Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto.

"Ada 2 (pasien) yang memiliki faktor komorbid, dan langsung kita rujuk ke RSPAD. Kita memang dari awal merencanakan rumah sakit tambahan ini bagian dari isolasi rumah sakit," lanjutnya.

"Sehingga, pada kasus-kasus sedang-berat yang membutuhkan layanan yang spesifik dan intensif ini bisa dilakukan di RSPI Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan, atau rumah sakit lain yang sudah kami tentukan untuk rumah sakit rujukan," kata Yuri.

Yuri berharap, dengan keberadaan rumah sakit darurat ini bisa dimanfaatkan untuk mengurangi beban rumah sakit rujukan. Dengan cara menangani pasien dengan perawatan awal untuk kondisi yang diidapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar