Hari ini, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, kembali memberikan informasi terkait COVID-19 di Indonesia. Jumlah kasus positif saat ini sudah berada pada angka 686 kasus.
Di hari yang sama, fasilitas yang telah diubah menjadi rumah sakit darurat penanganan COVID-19 pun sudah mulai beroperasi, salah satunya Wisma Atlet di Jakarta. Rumah sakit darurat ini sudah direncanakan menjadi bagian dari tempat isolasi atau karantina rumah sakit.
"Kita memang dari awal merencanakan rumah sakit- rumah sakit tambahan ini adalah bagian dari isolasi rumah sakit atau karantina rumah sakit. Dan ini sesuai dengan Undang-Undang No 6 2018 tentang karantina yang kaitannya dengan penanganan penyakit menular," jelasnya saat melakukan konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Selasa (24/2/2020).
Yuri menegaskan, delapan rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat ini ditujukan untuk pasien dengan keluhan sedang sampai berat. Selain itu, pasien dengan penyakit komorbid yang menyertai dan membutuhkan perawatan yang intensif wajib diisolasi di rumah sakit.
"Yang berada di rumah sakit, kita pastikan yang tidak mungkin melakukan isolasi di rumah atau kita yakini bahwa membutuhkan layanan monitoring yang intensif dari tim kesehatan," imbuhnya.
"Misalnya pada keluhan yang sedang atau dengan komorbid yang menyertai, ini yang membutuhkan layanan rumah sakit dan pengawasan yang ketat," lanjut Yuri.
Untuk pasien positif dengan keluhan atau gejala yang ringan, lebih disarankan untuk melakukan karantina di rumah. Menurut Yuri, karantina rumah in sudah sangat bagus dan efektif.
"Sebenarnya dengan melakukan isolasi diri di rumah sudah sangat bagus dan cukup efektif. Ini yang akan kita dorong, sehingga tidak semua kasus positif menjadi beban layanan rawatan rumah sakit," ujar Yuri.
Tenaga Medis Jadi Prioritas Rapid Test Corona Tahap Pertama
Pemerintah saat ini sudah melaksanakan rapid test untuk kasus virus corona COVID-19. Rapid test ini untuk mengetahui penyebaran virus corona secara cepat.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan pada tahap pertama saat ini, rapid test akan diprioritaskan untuk dua kelompok.
"Yang pertama rapid test akan kita laksanakan pada kontak dekat kasus positif yang sudah terkonfirmasi dan dirawat di rumah sakit atau konfirmasi positif yang harus dilaksanakan isolasi rumah," ujar Yuri pada Selasa (24/3/2020).
Selain itu menurutnya tenaga kesehatan juga akan menjadi prioritas pemerintah untuk rapid test karena mereka kelompok garda terdepan yang rentan terinfeksi virus corona COVID-19.
"Prioritas yang kedua adalah kita melakukan pemeriksaan pada semua tenaga kesehatan yang kemudian terkait dengan layanan terhadap pasien COVID-19 termasuk front office rumah sakit juga kita lakukan pemeriksaan," tambahnya.
55 Meninggal dari 686 Kasus, Tingkat Kematian Corona RI 8,01 Persen
Pemerintah pada hari Selasa (24/3/2020) mengumumkan total kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia menjadi 686 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 55 di antaranya meninggal dunia sementara 30 orang lain dinyatakan sembuh.
"Ada penambahan kasus meninggal sebanyak 7 orang sehingga total kasus meninggal adalah 55 orang," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan BNPB di YouTube, Selasa (24/3/2020).
Dengan data tersebut artinya tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus corona di Indonesia saat ini ada di angka 8,01 persen. Ada sedikit penurunan dari hari Senin kemarin yang mencapai 8,46 persen.
Data yang dihimpun oleh Research Center Johns Hopkins University menunjukkan rata-rata CFR wabah corona di dunia saat ini ada di angka 4,33 persen.
Amerika Serikat (AS) kini menjadi sorotan karena jumlah kasusnya mulai meningkat tajam. AS ada di urutan ketiga sebagai negara dengan jumlah kasus corona terbanyak setelah China dan Italia.
Sebagai perbandingan China memiliki CFR corona 4,02 persen, Italia 9,5 persen, dan AS 1,27 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar