Selasa, 20 Oktober 2020

Kasus Harian Lebih Rendah dari RI, COVID-19 di India Menurun?

  Corona Indonesia masih terus meningkat setiap harinya. Saat ini ada lebih dari 3 ribu kasus COVID-19 yang tercatat yaitu sebanyak 3.602 kasus baru.

Penambahan kasus COVID-19 di Indonesia per hari ini Selasa (20/10/2020) ternyata melampaui kasus baru di India. Meski begitu kasus akumulatif COVID-19 di India masih tertinggi yaitu sebanyak 7.597.063 kasus.


India per hari ini hanya mencatat 2.327 kasus baru. Pasalnya, hari sebelumnya India masih mencatat penambahan kasus lebih dari 40 ribu yaitu sebanyak 46.498 kasus COVID-19.


Berdasarkan laporan worldometers India memiliki lebih dari 100 ribu kasus kematian COVID-19. Sementara kasus sembuh yang tercatat sebanyak 6.733.328.


Berikut detail perkembangan kasus Corona di Indonesia per hari ini, Selasa (20/10/2020).


1. Kasus positif bertambah 3.602 menjadi 368.842


2. Pasien sembuh bertambah 4.410 menjadi 293.653


3. Pasien meninggal bertambah 117 menjadi 12.734


Sebelumnya pada Senin (19/10/2020), jumlah kasus positif virus Corona tercatat 365.240 kasus, sembuh 289.243, dan meninggal 12.617 kasus.

https://indomovie28.net/uncle-john-2015/


Vaksinolog: Pembuatan Vaksin Rumit dan Tidak Main-main


Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog, dr. Dirga Sakti Rambe menjelaskan pembuatan vaksin memerlukan proses berjenjang, berlapis, dan bertingkat. Proses tersebut rumit dan tidak main-main karena bertujuan untuk menjaga kualitas vaksin yang dibuat.

"Jangan dibayangkan obat-obat dicampur di mangkok (terus jadi). Mulai dari ditumbuhkan virus atau bakterinya, kita ada panen, kita formulasi, dicuci sampai jutaan kali, sampai hasil akhir jadi vaksin. Prosesnya rumit dan tidak main-main sehingga kualitasnya terjaga," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (20/10/2020).


Dalam forum dialog 'Lindungi Diri Saat Pandemi' yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Sabtu (17/10/), dr. Dirga juga menjelaskan prinsip imunisasi atau vaksin adalah untuk memberikan kekebalan pada tubuh tanpa harus sakit dahulu. Artinya, vaksin merangsang tubuh supaya memiliki kekebalan tubuh tanpa harus sakit dahulu.


"Kalau bicara soal vaksin, gimana cara membuat vaksin, membuat vaksin amat sangat sulit karena vaksin diberikan kepada orang sehat, vaksin itu bukan obat. Vaksin diberikan untuk pencegahan," jelasnya.


Menurut dr. Dirga, proses pembuatan vaksin sangat panjang. Dimulai saat para peneliti menetapkan ingin membuat suatu vaksin. Setelah itu, vaksin tersebut masih harus diuji ke hewan percobaan untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.


"Kalau sudah terbukti efektif dan aman, baru diuji manusia, disebut uji klinis fase I, II, dan III. Nanti sekali pun sudah ada izin edar, tetap dimonitoring pada fase keempat," tekannya.


Proses yang sangat panjang ini dinilainya untuk memastikan bahwa vaksin yang diproduksi harus aman. Bahkan saat sudah mendapat izin edar, keamanan vaksin terus diawasi oleh berbagai lembaga.


dr. Driga mencontohkan di Indonesia ada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selaku pengawas, lalu ada Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, dan ada World Health Organization (WHO).


Dalam kasus luar biasa seperti pandemi COVID-19, industri kesehatan mempercepat proses penemuan vaksin, tetapi tidak meninggalkan prinsip kehati-hatian dan keamanan. Soal efek samping, ia menyebutkan semua produk medis memilikinya.


"Jangankan obat, kalau makan nasi kebanyakan bisa diabetes, minum air kebanyakan mengganggu fungsi ginjal. Efek samping vaksin 95% sifatnya ringan dan lokal. Paling sering nyeri di bekas suntikan," katanya.


Gejala sistemik seperti demam misalnya, diakuinya sangat kecil. Menurutnya, demam karena vaksinasi sangat wajar karena itu merupakan pertanda bahwa vaksinnya bekerja dan sistem imunitas terstimulasi.

https://indomovie28.net/cold-war-ii-2016/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar