Pendiri SpaceX, Elon Musk, mengaku ia dan keluarganya ogah divaksin COVID-19 saat vaksin ditemukan. Alasannya, ia merasa tidak berisiko terpapar virus Corona COVID-19.
Jawabannya ini ia ungkap dalam wawancara dengan Podcast New York Times. Ini adalah sekian kalinya Elon Musk meremehkan risiko infeksi virus corona SARS-CoV-2.
"Tidak [mengambil vaksin], saya tidak berisiko terkena COVID-19. Anak-anak saya juga tidak," ujar Elon Musk singkat, seperti dikutip dari CNN International, Rabu (30/9/2020).
Tidak jelas apa yang dimaksud Musk, yang baru-baru ini memiliki bayi laki-laki dengan istri Grimes, 32, ketika dia mengatakan dia dan keluarganya tidak berisiko terkena virus corona.
Selama wawancara dengan New York Times, Musk, yang blak-blakan tentang pandemi, juga mengecam kebijakan lockdown. Sebab menurutnya kebijakan itu tak memberikan solusi yang tepat untuk penanganan pandemi COVID-19.
"Pada dasarnya, hal yang benar untuk dilakukan adalah tidak melakukan penguncian untuk seluruh negeri, tetapi menurut saya, siapa pun yang berisiko harus dikarantina sampai badai berlalu," katanya.
Musk menambahkan dia akan bekerja seperti biasa dan SpaceX akan kembali mengirim astronot ke luar angkasa. Dia juga bersikeras akan terus membuka pabrik Tesla meski beberapa pegawai dinyatakan positif setelah kembali bekerja.
https://nonton08.com/summer-of-blood/
Joy Tobing Positif COVID-19, Butuh Berapa Lama untuk Sembuh?
Bertambah lagi selebriti Indonesia yang dinyatakan terinfeksi COVID-19. Penyanyi Joy Tobing dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Joy mengatakan, ia menganggap gejala yang ia rasakan sebagai gejala penyakit biasa, sampai akhirnya ia dinyatakan positif COVID-19 hasil swab.
"Biasanya kan kalau penyanyi penyakitnya radang tenggorokan ya. Kakak pikir itu hal yang biasa saja. Ternyata pas cek ke dokter swab hasilnya positif. Langsung kakak menjalankan isolasi mandiri 14 hari di rumah," papar Joy Tobing.
Joy Tobing pun mengatakan dirinya sangat syok saat pertama kali dinyatakan positif COVID-19. Ia merasa selama ini sudah menjalankan protokol kesehatan yang benar dan baik. Meski begitu, butuh berapa lama untuk sembuh dari Corona?
Waktu pemulihan dari virus Corona pun akan bergantung pada orang dan seberapa parah infeksinya. Beberapa orang akan sembuh dengan cepat, tetapi ada juga beberapa kelompok lain gejalanya bisa bertambah parah.
Pasien gejala ringan
Dikutip dari BBC, sebuah analisis dari pasien COVID-19 di China oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kira-kira butuh 2 pekan bagi pasien dengan gejala ringan untuk pulih.
Gejala ringan yang dimaksud seperti demam, lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien juga mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai secara bertahap.
Pasien gejala sedang-berat
Namun penyakit ini bisa menjadi serius pada sebagian orang yang terjadi kira-kira sekitar 7 hingga 10 hari setelah infeksi. Bernapas menjadi sulit dan merasa sesak.
Pada tahap ini, beberapa pasien akan mengalami gejala Corona sedang ke berat. Bagi pasien dengan gejala tersebut, rentang waktu pemulihan sekitar 3 hingga 6 minggu.
Pasien kritis
Ada juga pasien yang memerlukan bantuan oksigen hingga ia dirawat di unit perawatan intensif. Pada fase ini, akan membutuh waktu sedikit lebih lama bagi pasien untuk sembuh.
WHO memperkirakan satu dari 20 orang yang terinfeksi virus Corona COVID-19 akan memerlukan perawatan intensif seperti memakai alat bantu ventilator.
Dr Alison Pittard, Dekan Fakultas Kedokteran Perawatan Intensif, mengatakan perlu waktu 12-18 bulan untuk kembali normal setelah menjalani perawatan kritis.
Hal ini dikarenakan berbaring di ranjang rumah sakit dalam waktu yang cukup lama akan membuat seseorang kehilangan massa otot sehingga beberapa pasien pun membutuhkan penanganan fisioterapis agar bisa berjalan lagi.
Tapi tentunya hal ini bervariasi pada setiap orangnya. Beberapa pasien menghabiskan waktu yang relatif singkat di ICU dan lainnya bisa berminggu-minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar