Produsen vaksin COVID-19 Pfizer akan memulai uji klinis pada anak-anak yang berusia 12 tahun. Para peneliti yang terlibat dalam uji klinis ini mengatakan para orang tua sangat antusias mendaftarkan anak-anaknya. Ini akan menjadi uji coba pertama yang melibatkan kalangan anak-anak di Amerika Serikat.
Direktur Pusat Penelitian Vaksin di Rumah Sakit Anak Cincinnati, Dr Robert Frenck akan mulai memvaksin kaum remaja usia 16-17 tahun, dan selanjutnya akan mendaftarkan anak-anak berusia 12-15 tahun. Perusahaan vaksin ini juga sudah mengkonfirmasi sudah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
"Kami benar-benar berpikir vaksin untuk para remaja dan anak-anak akan sangat penting, untuk mengendalikan COVID-19," Kata Dr Frenck yang dikutip dari CNN International, Kamis (15/10/2020).
"Saya pikir salah satu hal yang penting untuk diingat adalah meski tingkat kematian anak akibat COVID-19 itu lebih rendah dari orang dewasa, itu tetap bisa terjadi. Ini bukan infeksi yang tidak ada pada anak-anak," jelasnya.
Dr Franck mengatakan, anak-anak tetap bisa mengembangkan penyakit serius akibat penyakit ini dan belum ada cara untuk memprediksinya. Selain itu, mereka masih bisa menularkan virus ke orang lain yang lebih rentan, termasuk orang tua, lansia, petugas kesehatan, dan orang dengan penyakit komorbid.
Bahkan, efek samping akibat virus Corona pada anak-anak sangat serius, meskipun jarang ditemui. Infeksi itu akan menyebabkan sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak atau MIS-C.
"Saya pikir, kami mungkin ada lebih banyak anak yang terinfeksi. Sebagian dari mereka mungkin batuk atau pilek, tetapi tidak dibawa ke dokter," kata Dr Franck.
Selain itu, FDA meminta perusahaan untuk membuat vaksin virus Corona untuk mengujinya dalam berbagai kelompok, termasuk untuk orang-orang yang biasanya terlewat dalam uji coba vaksin. Misalnya lansia, orang kulit hitam, hispanik, dan penduduk asli Amerika.
Pfizer merupakan 1 dari 4 perusahaan yang memiliki vaksin di tahap uji klinis fase tiga, yang dibuat dari potongan materi genetik virus untuk menginduksi kekebalan terhadap virus. Perusahaan itu pun telah mendaftarkan hampir 38 ribu orang.
"Jika persetujuan regulasi atau otorisasi didapatkan, perusahaan berharap bisa memproduksi secara global hingga 100 juta dosis pada akhir 2020 dan berpotensi memberikan 1,3 miliar dosis pada akhir 2021," jelas perusahaan Pfizer melalui situsnya.
Sering Ejakulasi Disebut Cegah Kanker Prostat, Bagaimana Sih Hubungannya?
Studi 2016 silam menemukan kaitan antara seberapa sering ejakulasi pria dengan mencegah kanker prostat. Para peneliti melakukan studi pada 32 ribu pria selama 18 tahun.
Terungkap bahwa pria yang ejakulasi 21 kali selama sebulan memiliki kemungkinan 20 persen lebih rendah terkena kanker prostat. Hal ini dibandingkan dengan mereka yang hanya ejakulasi 4 hingga 7 kali sebulan.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa kelompok umur ini menimbulkan pertanyaan.
https://kamumovie28.com/bloody-destiny-2015/
Bagaimana kaitannya lebih banyak ejakulasi bisa mencegah kanker prostat?
Dikutip dari Healthline, para peneliti tidak memahami secara pasti mengapa semakin sering ejakulasi dapat mencegah kanker prostat. Satu teori mengatakan bahwa ejakulasi menghilangkan bahan penyebab kanker, infeksi, dan materi yang dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar prostat.
Meskipun ada bukti kuat yang mendukung seringnya ejakulasi, teori tersebut tetap kontroversial. Hal ini dikarenakan ada temuan yang saling bertentangan. Kontroversi terbesar mengenai penelitian ini adalah tentang usia saat ejakulasi terjadi.
Sebuah studi tahun 2008 menetapkan bahwa pria lebih mungkin mengembangkan kanker prostat jika mereka sangat aktif secara seksual di usia dua puluhan dan tiga puluhan. Studi tersebut juga tidak menemukan bukti konklusif bahwa masturbasi memberikan risiko yang lebih besar daripada hubungan seksual.
Studi Harvard Trusted Source tidak mendukung temuan terkait usia dari studi 2008. Tidak ditemukan adanya peningkatan risiko kanker prostat terkait usia ejakulasi, meskipun hal itu menunjukkan bahwa manfaatnya meningkat seiring bertambahnya usia pria. Sementara penelitian di Australia menunjukkan penurunan risiko kanker prostat jika ejakulasi sering terjadi selama masa dewasa muda.
Lebih banyak penelitian diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara kanker prostat dan ejakulasi. Lantas apa saja faktor yang bisa mempengaruhi terkena kanker prostat?
- Usia di atas 50 tahun
- Memiliki riwayat kanker prostat di lingkungan keluarga
- Obesitas
- Diet tinggi lemak hewani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar