Ukuran payudara yang ideal adalah dambaan banyak wanita. Tidak sedikit wanita khawatir saat bentuk payudara besar sebelah meskipun umum terjadi.
Ukuran payudara besar sebelah adalah kekhawatiran umum yang menyelimuti banyak wanita. Salah satu yang mengkhawatirkan yaitu anggapan bahwa payudara besar sebelah merupakan tanda dari kanker payudara.
Kenapa payudara tidak simetris dan besar sebelah?
Dikutip dari WebMD, payudara merupakan jaringan yang melapisi otot dada (pectoral). Payudara juga memiliki jaringan kelenjar susu dan jaringan lemak, pembuluh darah, pembuluh limfa, dan kelenjar getah bening di dalamnya.
Healthline menyebut payudara yang tidak simetris dipengaruhi oleh ukuran, volume, posisi, atau bentuk yang berbeda di setiap wanita. Hal tersebut sangatlah wajar.
Dalam sebuah penelitian, dilaporkan bahwa 25 persen wanita memiliki perbedaan ukuran dua payudara secara tetap. Ditambah ada pengaruh trauma, pubertas, atau perubahan hormonal yang menyebabkan kondisi asimetris tersebut.
Perlu diketahui juga jika jaringan payudara Anda berubah sesuai dengan siklus payudara Anda. Misalnya ketika ovulasi maka payudara cenderung akan terasa lebih penuh. Hal ini membuat payudara terkadang tidak simetris.
Benarkah payudara besar sebelah menjadi tanda terkena kanker payudara?
Perlu diketahui bahwa perubahan ukuran payudara terjadi secara tiba-tiba dan tampak sangat jelas memerlukan konsultasi dengan dokter sebagai deteksi dini dari infeksi, benjolan, kista, atau bahkan kanker.
Dikutip dari WebMD, penelitian yang dipublikasikan Breast Cancer Research ini menyebut payudara besar sebelah diprediksi meningkatkan peluang risiko kanker payudara hingga 50 persen.
Namun, temuan-temuan medis lain melaporkan adanya hubungan antara payudara besar sebelah dengan kanker payudara juga bisa terjadi karena faktor lain. Seperti riwayat keluarga, usia, riwayat reproduktif, gaya hidup dan lain-lain.
Cara pencegahan terbaik adalah dengan melakukan pengecekan terhadap payudara sendiri saat mandi untuk melihat ada atau tidaknya benjolan yang berisiko menjadi ciri-ciri kanker payudara.
https://nonton08.com/overdrive/
Jawab Tudingan Meng-COVID-kan Pasien, Ini Kata RSUD Kardinah Tegal
Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal, Jawa Tengah, menjelaskan prosedur menentukan pasien dinyatakan positif COVID-19. Penjelasan ini sekaligus menangkis tudingan sejumlah pihak yang menganggap rumah sakit cenderung meng-COVID-19-kan para pasien.
Plt Direktur RSUD Kardinah, dr Herry Sutanto, menegaskan ada sejumlah prosedur ketat sebelum pasien dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19. RSUD Kardinah Kota Tegal memiliki kriteria dalam menentukan status pasien COVID-19.
Pasien harus memenuhi kriteria gejala klinis mengrah ke COVID, seperti panas, batuk nyeri tenggorokan, muntah, mencret. Kemudian langkah selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium dan jika memungkinkan akan disertai pemeriksaan radiologi.
"Ada kriterianya. Gejala klinis yang mengarah ke corona. Setelah itu dilanjutkan proses laboratorium. Di ruang isolasi ini pasien akan dilakukan pemeriksaan swab, PCR selama 2 hari berturut-turut," tutur Herry kepada wartawan, Senin (12/10/2020) siang.
Tahap berikutnya, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) yakni spesialis paru akan melakukan assesment apakah pasien masuk kriteria supek atau tidak. Kalau suspek, maka pasien akan diisolasi.
Selama perawatan, pasien diobati sesusi prosedur COVID-19 dan diperiksa ada tidaknya penyakit bawaannya atau komorbid. Jika ditemukan, DPJP akan konsultasi ke dokter lainnya yang terkait, sesuai dengan komorbidnya.
"Manakala positif, maka diagnosis menjadi konfirmasi. Kalau hasil negatif maka pasien bisa dipulangkan kalau tidak ada komorbid. Kalau ada, maka pindah ke ruangan perawatan sesuai keluhan," ungkapnya.
Terkait pasien yang meninggal, Herry mengungkapkan, jika hasil positif, prosedur pemakaman secara standar COVID-19. Sedangkan jika belum diketahui, maka penanganannya tetap menerapkan protokol COVID-19. Itu dilakukan sebagai upaya pencegahan adanya penularan jika hasilnya positif.
"Ini yang belum banyak dipahami. Sehingga kesannya di-COVID-kan. Padahal sebenarnya untuk mencegah penularan karena masih menunggu hasil swab," tandas Herry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar