Senin, 19 Oktober 2020

Antisipasi Risiko Kenaikan Kasus COVID-19, Jokowi Waspadai Libur Panjang

 Menjelang libur panjang di akhir Oktober 2020 nanti, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan agar jangan sampai terjadi kenaikan kasus Corona di Indonesia.

Sebelumnya, libur panjang atau long weekend pada Agustus lalu berdampak pada kenaikan kasus virus Corona yang cukup tinggi. Jokowi tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali.


"Mengingat kita punya pengalaman kemarin libur panjang 1,5 bulan yang lalu, setelah itu terjadi kenakan yang agak tinggi," katanya saat memimpin rapat antisipasi penyebaran COVID-19 yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (19/10/2020).


Untuk mengantisipasinya, Presiden Jokowi mengajak para menteri di kabinetnya menyusun strategi agar kasus tersebut tidak terulang lagi, akibat libur panjang.


"Ini perlu kita bicarakan agar kegiatan libur panjang dan cuti bersama ini jangan sampai berdampak ke kenaikan kasus COVID-19," lanjutnya.


Presiden Jokowi juga menyinggung soal kasus Corona di Indonesia sampai 18 Oktober 2020 lalu. Ia mengatakan, angka kasus aktif dan tingkat kesembuhan di Indonesia sudah semakin baik melewati rata-rata dunia.

https://cinemamovie28.com/age-of-ice/


Di Bawah Umur 18 Tahun Belum Akan Dapat Vaksin COVID-19, Ini Penjelasan Kemenkes


Kementerian Kesehatan menyebut vaksin COVID-19 ketersediaannya dipastikan cukup untuk 9,1 juta orang. Adalah vaksin Sinovac, Sinopharm, dan Cansino yang disebut siap disuntikkan akhir November 2020 jika terbukti aman.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Kemenkes RI, dr Achmad Yurianto, menjelaskan pemberian vaksin COVID-19 tidak akan diberikan di luar 18 hingga 59 tahun dan seseorang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Mengapa?


"Kemudian yang berikutnya bahwa yang kita vaksin pada kelompok usia (18-59 tahun) yang sudah digunakan di dalam kaitan uji klinis fase tiga kita yaitu produk vaksin COVID-19 Sinovac, Sinopharm, dan Cansino," jelas dr Yuri dalam konferensi pers Update COVID-19 Senin (12/10/2020).


"Maka kelompok ini lah yang kita vaksin. Tidak ada uji klinis yang dilakukan pada usia 0-18 atau di atas 60 tahun,"bebernya.


Menurut dr Yuri, hal ini bukan berarti mengesampingkan kelompok tersebut. Pasalnya, perlu ada uji klinis lebih lanjut untuk memastikan pemberian vaksin COVID-19 pada usia dan kriteria tersebut aman.


Seiring berjalannya waktu, dr Yuri menyebut akan ada uji klinis lebih lanjut terkait kelompok usia dan penyakit penyerta untuk pemberian vaksin COVID-19.


Jokowi Berharap Informasi Soal Vaksinasi COVID-19 Tidak Dipelintir


Presiden Joko Widodo meminta jajarannya agar tidak terburu-buru dalam menyampaikan informasi terkait vaksin COVID-19. Ia berharap agar komunikasi publik perihal vaksinasi disiapkan secara matang agar tidak terjadi misinformasi kepada masyarakat.

"Proses komunikasi publik ini yang harus disiapkan betul-betul. Siapa yang gratis, siapa yang mandiri, dijelasin betul-betul secara detail. Jangan sampai dihantam oleh isu, dipelintir, kejadiannya masyarakat demo lagi," tegas Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/10/2020).


Dalam kesempatan tersebut Jokowi juga menyinggung soal implementasi vaksinasi COVID-19 mulai dari halal-haram, harga, kualitas, hingga distribusi vaksinnya. Semua hal terkait vaksinasi COVID-19 menurutnya harus siap karena vaksinasi bukan perkara mudah.


"Jangan menganggap enteng, ini bukan perkara mudah," ujar Jokowi.


Presiden Jokowi juga menyampaikan perkiraan jumlah vaksin AstraZeneca yang akan diterima Indonesia pada bulan April 2021 mendatang. Jumlah total vaksin yang akan didapatkan mencapai 100 juta dosis, dan akan diberikan sekitar 11 juta dosis tiap bulannya.

https://cinemamovie28.com/out-of-the-dark/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar