Tiap tanggal 1 Oktober merupakan Hari Kopi Internasional atau hari kopi sedunia yang dirayakan tiap tahunnya. Hari ini menjadi penting bagi mereka yang mengaku sebagai pecinta kopi dan mengenal betul khasiat yang ada di dalamnya.
Kopi ini dikenal dengan warnanya yang pekat, rasanya yang kuat, dan baunya yang khas. Tetapi, di balik itu semua masih ada banyak mitos tentang kopi terutama dalam bidang kesehatan yang sangat perlu untuk diketahui.
Dalam rangka merayakan Hari Kopi Internasional 2020 ini, berikut beberapa fakta tentang kopi yang berkaitan dengan kesehatan dikutip dari Thrillist.
1. Minum kopi siang hari bikin insomnia
Di dalam kopi mengandung kafein, yaitu zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kafein juga bertugas sebagai stimulan, tetapi jika mengkonsumsinya setelah makan siang zat tersebut akan diproses melalui hati dengan sangat cepat.
Namun dalam waktu empat jam, sebanyak 75 persen kafein itu akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Jadi, kalau kamu minum kopi di siang hari, seharusnya tidak memiliki efek apapun terhadap waktu tidurmu.
2. Kopi bisa menurunkan berat badan
Di Hari Kopi Internasional 2020 ini juga akan membahas mitos bahwa kopi memiliki manfaat untuk menurunkan berat badan. Meskipun sebenarnya belum ada bukti cukup yang menunjukkan hal tersebut.
Efek stimulan dari kafein itu memang bisa meningkatkan metabolisme tapi jumlahnya sangat sedikit. Sehingga ini tidak cukup untuk membantu kamu dalam menurunkan berat badan secara permanen. Zat kafein ini juga bisa mengurangi nafsu makan meski hanya untuk sementara dan waktu yang singkat.
3. Kafein dalam kopi bersifat adiktif
Kafein memang bisa menstimulasi sistem saraf pusat dan menyebabkan ketergantungan. Tetapi, efek ketergantungan itu hanya bertahan selama 1-2 hari, yang tentunya sangat berbeda dengan efek dari narkoba.
4. Kopi bisa picu penyakit jantung, kanker, dan osteoporosis
Di Hari Kopi Sedunia ini, terungkap juga fakta bahwa mengkonsumsi tiga cangkir kopi setiap harinya itu setara dengan 300 miligram kafein. Tapi, perlu kamu tahu itu sama sekali tidak akan mengganggu kesehatanmu.
Namun, jika kamu memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi, itu bisa meningkatkan detak jantungmu sementara. Tetapi ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan zat kafein yang ada di dalamnya.
5. Ibu hamil tidak boleh minum kopi
Perlu diketahui, kandungan kafein di dalam kopi tidak akan membahayakan janin. Jika ingin minum kopi, mereka disarankan untuk membatasi jumlahnya tiap harinya, maksimal 200 miligram yang setara dengan satu cangkir kopi.
https://nonton08.com/sex-tape/
Joy Tobing Positif Corona, Ini yang Memperparah Kondisi Saat Terpapar
Salah satu penyanyi Indonesia, Joy Tobing, positif COVID-19. Sebelum dipastikan positif, Joy mengaku mengalami sejumlah gejala Corona salah satunya radang tenggorokan.
Namun, Joy mengatakan dirinya tidak mengalami sesak napas dan demamnya tidak terlalu tinggi. Setelah cek ke dokter dan menjalani swab, ia langsung menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
"Biasanya kan kalau penyanyi penyakitnya radang tenggorokan ya. Kakak pikir itu hal yang biasa saja. Ternyata pas cek ke dokter swab hasilnya positif. Langsung kakak menjalankan isolasi mandiri 14 hari di rumah," jelas Joy.
Selain gejala yang muncul, ada sederet faktor yang bisa membuat kondisi pasien COVID-19 menjadi lebih berisiko. Salah satunya adalah kondisi medis yang mendasari pasien sebelum terinfeksi.
Dalam hal ini, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) memberitahu beberapa penyakit yang bisa berisiko saat terinfeksi COVID-19. Berikut beberapa faktor yang bisa memperparah risiko COVID-19.
Asma
Penyakit serebrovaskular (mempengaruhi pembuluh darah dan suplai darah ke otak)
Keadaan immunocompromised (sistem kekebalan yang lemah.
Kondisi neurologis, seperti demensia
Penyakit hati
Kehamilan
Fibrosis paru (jaringan paru-paru yang rusak atau terluka)
Merokok
Thalassemia (sejenis kelainan darah)
Diabetes melitus tipe 1
Lalu, butuh berapa lama untuk sembuh dari COVID-19?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan pasien Corona dibagi dua, yaitu yang bergejala ringan dan parah. Untuk pasien bergejala ringan waktu pemulihannya sekitar dua minggu, sementara pada pasien yang parah atau kritis membutuhkan waktu 3-6 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar