Senin, 26 Oktober 2020

Sempat Disetop, Dua Kandidat Vaksin COVID-19 Ini Lanjutkan Uji Klinis

  Uji klinis vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Johnson & Johnson yang sempat disetop di Amerika Serikat kembali dilanjutkan. Uji klinis dua kandidat vaksin ini sempat dihentikan saat Food and Drug Administration (FDA) menyelidiki apakah kejadian buruk yang serius dapat dikaitkan dengan vaksin.

Uji klinis kandidat vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, telah dihentikan sementara sejak 6 September setelah seorang peserta jatuh sakit dengan gejala neurologis, bahkan saat studi di negara lain termasuk Inggris dimulai kembali.


"Uji coba klinis yang dimulai kembali di seluruh dunia adalah berita bagus karena memungkinkan kami melanjutkan upaya kami untuk mengembangkan vaksin ini untuk membantu mengalahkan pandemi yang mengerikan ini," kata Pascal Soriot, kepala eksekutif AstraZeneca, dikutip dari Financial Times.


Sementara itu uji klinis vaksin COVID-19 J&J AS dijeda sekitar dua minggu yang lalu setelah seorang peserta menderita penyakit yang tidak dapat dijelaskan. Menurut penuturan J&J, tidak ada bukti bahwa hal itu disebabkan oleh vaksin.


Pihak J&J mengatakan pada Jumat (23/10) bahwa panel Badan Pemantauan Data dan Keamanan, telah merekomendasikan untuk melanjutkan uji klinis setelah ditemukan bukti bahwa bukan vaksin COVID-19 yang menyebabkan relawan jatuh sakit.

https://nonton08.com/need-for-speed/


Norovirus Ditemukan di Indonesia, Ini Gejala dan Cara Penyebarannya


 Sebanyak lebih dari 70 mahasiswa di universitas daerah Taiyuan, China, terserang wabah virus norovirus yang menyebabkan muntah-muntah dan diare. Namun, ternyata norovirus ini bukanlah virus baru. Bahkan faktanya, virus norovirus ini sudah ditemukan juga di Indonesia.

"Virus ini (norovirus) juga ada di Indonesia seperti yang dilaporkan oleh peneliti Indonesia di jurnal internasional dari Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga," jelas Dekan FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K), melalui rilis yang diterima detikcom beberapa waktu lalu.


Norovirus adalah virus yang bisa menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Virus ini pertama kali ditemukan dan mewabah pada tahun 1972, di Kota Norwalk dan dijuluki sebagai virus Norwalk.


Kasus norovirus di Indonesia juga dimuat dalam Journal of Medical Virology pada Mei 2020 lalu. Penelitian yang dilakukan di awal 2019 ini mengambil sampel dari beberapa RS di Kota Jambi.


Hasilnya, dari 91 sampel feses ada 14 sampel atau 15,4 persen di antaranya mengandung norovirus. Prof Ari mengatakan, kasus ini juga pernah terjadi di beberapa kota di Indonesia.


Berapa lama gejala norovirus muncul?

Gejala norovirus meliputi mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Ada pun beberapa gejala lain yang bisa muncul, seperti demam ringan, panas dingin, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.


Gejala ini bisa muncul 24 jam setelah mengkonsumsi makanan yang diduga tercemar virus. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari RS Awal Bros Evasari, Jakarta Timur, dr Amanda Pitarini Utari, SpPD, gejalanya muncul lumayan cepat.


"Kalau misalnya 1-2 hari dia habis kontak terus 1-2 hari kemudian muncul gejalanya, bisa dipikirkan salah satunya jangan-jangan dia virus, rotavirus dan norovirus," jelasnya saat dihubungi detikcom.


Untuk memastikannya, dr Amanda menyarankan untuk tetap melakukan pemeriksaan lewat uji lab.

https://nonton08.com/monster-hunter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar