Kamis, 15 Oktober 2020

Hari Cuci Tangan Sedunia, Ini Pesan Menkes Terawan

  Hari Cuci Tangan sedunia diperingati setiap tanggal 15 Oktober. Peringatan yang juga dikenal sebagai Global Handwashing Day tersebut, pada tahun 2020 mengambil tema 'Kebersihan Tangan untuk Semua'.

Peringatan ini mulanya dirancang oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bekerja sama dengan organisasi-organisasi lainnya. Tujuannya untuk menggalakkan perilaku cuci tangan demi mencegah berbagai penyakit.


Lewat tayangan video, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto turut menyoroti pentingnya penyediaan fasilitas cuci tangan. Termasuk di beberapa tempat seperti komunitas.


"Memastikan bahwa semua mitra menyediakan fasilitas cuci tangan. Di sekolah, pusat perawatan kesehatan, komunitas," jelas Menkes Terawan, Kamis (15/10/2020).


Mencuci tangan bukan hanya mencegah penyakit COVID-19. Berbagai penyakit menular lainnya disebut Terawan bisa dihindari dengan membiasakan diri mencuci tangan.


"Tangan yang bersih menyelamatkan nyawa dari ancaman COVID-19 dan penyakit menular lainnya," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/lingerie-murders-2015/


Pfizer Siapkan Uji Klinis Vaksin COVID-19 pada Anak-anak


Produsen vaksin COVID-19 Pfizer akan memulai uji klinis pada anak-anak yang berusia 12 tahun. Para peneliti yang terlibat dalam uji klinis ini mengatakan para orang tua sangat antusias mendaftarkan anak-anaknya. Ini akan menjadi uji coba pertama yang melibatkan kalangan anak-anak di Amerika Serikat.

Direktur Pusat Penelitian Vaksin di Rumah Sakit Anak Cincinnati, Dr Robert Frenck akan mulai memvaksin kaum remaja usia 16-17 tahun, dan selanjutnya akan mendaftarkan anak-anak berusia 12-15 tahun. Perusahaan vaksin ini juga sudah mengkonfirmasi sudah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).


"Kami benar-benar berpikir vaksin untuk para remaja dan anak-anak akan sangat penting, untuk mengendalikan COVID-19," Kata Dr Frenck yang dikutip dari CNN International, Kamis (15/10/2020).


"Saya pikir salah satu hal yang penting untuk diingat adalah meski tingkat kematian anak akibat COVID-19 itu lebih rendah dari orang dewasa, itu tetap bisa terjadi. Ini bukan infeksi yang tidak ada pada anak-anak," jelasnya.


Dr Franck mengatakan, anak-anak tetap bisa mengembangkan penyakit serius akibat penyakit ini dan belum ada cara untuk memprediksinya. Selain itu, mereka masih bisa menularkan virus ke orang lain yang lebih rentan, termasuk orang tua, lansia, petugas kesehatan, dan orang dengan penyakit komorbid.


Bahkan, efek samping akibat virus Corona pada anak-anak sangat serius, meskipun jarang ditemui. Infeksi itu akan menyebabkan sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak atau MIS-C.


"Saya pikir, kami mungkin ada lebih banyak anak yang terinfeksi. Sebagian dari mereka mungkin batuk atau pilek, tetapi tidak dibawa ke dokter," kata Dr Franck.


Selain itu, FDA meminta perusahaan untuk membuat vaksin virus Corona untuk mengujinya dalam berbagai kelompok, termasuk untuk orang-orang yang biasanya terlewat dalam uji coba vaksin. Misalnya lansia, orang kulit hitam, hispanik, dan penduduk asli Amerika.


Pfizer merupakan 1 dari 4 perusahaan yang memiliki vaksin di tahap uji klinis fase tiga, yang dibuat dari potongan materi genetik virus untuk menginduksi kekebalan terhadap virus. Perusahaan itu pun telah mendaftarkan hampir 38 ribu orang.


"Jika persetujuan regulasi atau otorisasi didapatkan, perusahaan berharap bisa memproduksi secara global hingga 100 juta dosis pada akhir 2020 dan berpotensi memberikan 1,3 miliar dosis pada akhir 2021," jelas perusahaan Pfizer melalui situsnya.

https://kamumovie28.com/strayers-chronicle/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar