Dampak gas air mata pagi ini, dirasakan warga sekitaran Harmoni, Jakarta Pusat. Hal ini terjadi usai aksi demo penolakan Omnibus Law Cipta kerja di Harmoni rusuh dan diwarnai tembakan gas air mata.
"Gas air mata sampai sekarang masih berasa, ini mata masih perih saja nih," ucap Anjar (39), petugas keamanan di salah satu bank kawasan Harmoni saat ditemui detikcom Jumat (9/10/2020).
Dampak gas air mata bisa langsung terasa saat pertama kali terhidup. Dada terasa sesak juga bisa menjadi dampak gas air mata.
"Setelah terhirup, baru bereaksi pada kelenjar air mata jadi terasa pedih hingga mata berair," kata dr Wisnu Pramudito D Pusponegoro, SpB, dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia beberapa waktu lalu.
Selain itu, dampak gas air mata juga bisa membuat seseorang merasa mual dan muntah. Berikut beberapa dampak gas air mata jangka pendek dikutip dari Medical News Today.
Rasa terbakar dan kemerahan pada mata
Penglihatan kabur
Rasa terbakar dan iritasi di mulut dan hidung
Kesulitan menelan
Mual dan muntah
Sulit bernapas
Batuk
Iritasi kulit
Ruam
Dampak gas air mata juga bisa disebut terjadi secara jangka panjang dalam beberapa kondisi. Berikut dampaknya:
Masalah pernapasan
Efek kesehatan mental
Kebutaan
Kerusakan otak
Kondisi kulit
Dampak gas air mata secara jangka panjang yang memicu kondisi fatal didasari sebuah studi 2017. Studi tersebut mengumpulkan data selama 25 tahun melihat dampak gas air mata pada tubuh.
Ada dua kematian yang tercatat dari 5.910 orang dalam penelitian ini. Pertama, keluarnya gas air mata di rumah seseorang yang menyebabkan kematian akibat gagal napas. Kematian kedua melibatkan benturan tabung gas air mata yang menyebabkan cedera kepala yang fatal.
Artinya, dampak gas air mata yang fatal dilatarbelakangi berbagai kondisi.
Apa yang harus dilakukan saat terkena efek gas air mata?
Apabila mata sudah terasa perih akibat dampak gas air mata, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyingkir sejauh mungkin dari lokasi kejadian. Selanjutnya, bilas dengan air bersih yang mengalir.
Hujan Tak Halau Efek Gas Air Mata, Ini Cara Warga DKI Atasi Rasa Perih
Meski sempat diguyur hujan, efek perih gas air mata sisa kerusuhan demo penolakan Omnibus Law Cipta Kerja kemarin, Rabu (8/10/2020), masih terasa di beberapa lokasi kejadian, seperti di Harmoni, Jakarta Pusat.
"Gas air mata sampai sekarang masih berasa, ini mata masih perih saja nih," ucap Anjar (39), petugas kemanan di salah satu bank di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2020).
Saat terhirup, gas air mata dapat memicu iritasi pada selaput lendir yang ada di mata maupun hidung, sehingga mata akan terasa perih dan berair.
Sejumlah langkah antisipasi agar terhindar dari efek sisa gas air mata pun dilakukan oleh warga di sekitar lokasi kerusuhan.
"Paling kita siapkan sapu tangan agak dibasahin, masker dan kacamata," kata Hakim, salah satu petugas Satuan Pelaksana Perhubungan (Satpelhub) Kecamatan Gambir, yang bertugas di kawasan Harmoni.
"Sapu tangan basah kalau mau ngelap (mata) saja biar agak adem, karena kita nggak tahu benarnya, karena bukan orang medis, jadi dari pengalaman di lapangan saja," tambahnya.
Sementara menurut Anjar, untuk mengurangi rasa perih di mata akibat efek sisa gas air mata bisa dengan rutin mencuci muka pakai air mengalir.
"Paling cuci muka, sering-sering cuci muka biar adem, karena ini saja masih suka perih," ucap Anjar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar