Semenjak proses lelang frekuensi 2,3 GHz dibatalkan pada Januari kemarin, masa depan 5G di Indonesia kembali tak terlihat. Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya menyusun penggelaran 5G di Tanah Air.
Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengatakan saat ini instansinya berserta pihak terkait sedang mengupayakan penggelaran 5G di Indonesia.
"Sedang diupayakan secepatnya," ujar Deddy saat dihubungi detikINET, Kamis (4/2/2021).
Saat ditanya lebih detail, kapan pelaksanaan 5G di Indonesia bisa diketahui publik. Kominfo belum memberikan tanggal mainnya.
"Upaya penggelaran 5G sedang dipersiapkan secepatnya," kata Deddy.
Diberitakan sebelumnya, pada akhir 2020, Kominfo sempat memberikan gambaran semakin dekatnya layanan 5G di Indonesia. Hal itu terlihat dengan dibukanya lelang frekuensi 2,3 GHz yang nantinya dimanfaatkan untuk transformasi digital hingga penggelaran 5G.
Proses lelang berlangsung cukup sengit sampai menyisakan tiga operator seluler yang dinilai membutuhkan tambahan spektrum. Namun, setelah diumumkan pemenang lelang, Kominfo secara mengejutkan membatalkan lelang frekuensi 2,3 GHz.
Kominfo mengatakan membatalkan hasil lelang frekuensi 2,3 GHz karena ingin berhati-hati dan cermat lagi dalam menjalankan proses seleksi ini, antara lain agar dapat lebih selaras dengan ketentuan di dalam PP 80 Tahun 2015 yang mengatur PNBP di lingkungan Kementerian Kominfo. Yang terbaru, Menkominfo mengatakan di DPR bahwa frekuensi 2,3 GHz bukan untuk 5G.
Dedy menggarisbawahi bahwa pembatalan lelang frekuensi 2,3 GHz beberapa waktu lalu itu bukan berarti menghentikan juga penggelaran layanan 5G di Indonesia. Kominfo, seperti dikatakan Dedy, penghentian proses seleksi ini karena operator telah diberikan kemudahan untuk mengimplementasikan teknologi terbaru, termasuk 5G.
Ia juga mengatakan adanya kebijakan netral teknologi di seluruh pita frekuensi untuk keperluan seluler, seperti misalnya pita frekuensi 900 MHz, 1.800 MHz, 2,1 GHz dan sebagainya, diyakini masih bisa mengimplementasikan 5G di Indonesia.
"Terlebih kami di Kementerian Kominfo saat ini sedang dan terus berupaya keras untuk mempercepat penyiapan seleksi ulang di pita frekuensi 2,3 GHz. Penggelaran layanan 5G secara komersil sebagai sebuah showcase kepada publik akan kembali dimasukkan sebagai kewajiban di dalam seleksi ulang pita frekuensi 2,3 GHz ke depannya," tuturnya.
https://cinemamovie28.com/movies/sacrifice-7/
Transaksi Biaya Pendidikan di Tokopedia Naik Lebih dari 4x Lipat
Tercatat ada jutaan masyarakat yang telah menggunakan layanan Tokopedia Pendidikan. Layanan ini termasuk fitur Biaya Pendidikan, yang sudah diluncurkan sejak Agustus 2019, guna mempermudah masyarakat membayar SPP sekolah, universitas hingga kursus.
"Sebagai platform e-commerce lokal pertama yang menyediakan layanan pembayaran biaya pendidikan, Tokopedia ingin mendukung kontinuitas pendidikan masyarakat terlebih di tengah pandemi. Layanan ini memungkinkan siapa pun membayar biaya pendidikan kapan pun dimana pun, tanpa harus keluar rumah," VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak dalam keterangan tertulis, Kamis (4/2/2021).
Menurut Nuraini, layanan Biaya Pendidikan di Tokopedia menuai respon yang sangat positif. Terbukti dari adanya peningkatan transaksi atas layanan ini sebesar lebih dari 4x lipat jelang akhir 2020 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kini Tokopedia telah bekerja sama dengan lebih dari 500 institusi pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, di antaranya perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, ponpes hingga yayasan seperti IPEKA, sampai berbagai lembaga kursus. Ke depannya, Tokopedia juga membuka peluang kerja sama dengan lembaga atau institusi pendidikan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar