Selasa, 23 Februari 2021

Bahaya di Balik Tren Superfood

  - Superfood atau kelompok makanan kaya akan berbagai macam nutrisi, seperti antioksidan, serat, asam lemak, merupakan makanan yang diyakini memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh. Sejumlah makanan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah salmon, brokoli, dan blueberry.

Muncul pertama kali pada awal abad ke-20, istilah superfood awalnya digunakan sebagai bentuk promosi penjualan buah pisang yang dianggap murah, mudah dicerna, serta kaya akan zat bergizi. Namun sebenarnya, tidak ada definisi standar untuk menjelaskan istilah superfood di dalam dunia medis.


Sejak 2011 sampai 2015, terdapat peningkatan produk makanan dan minuman baru yang dirilis dengan istilah superfood, superfruit, atau supergrain. Peningkatan penggunaan istilah tersebut ternyata mencapai 200 persen. Contoh produk yang kerap disebut dengan istilah tersebut meliputi moringa, rumput laut, blueberry, jahe, kunyit, matcha, oat, barley, serta chickpeas.


Berdasarkan penelitian, produk-produk tersebut benar memiliki berbagai manfaat kesehatan. Meski begitu, istilah superfood dianggap lebih menekankan nilai pemasaran (marketing) saja daripada kandungan nutrisi dalam makanan tersebut.


Tren superfood kerap meyakini pada konsumennya bahwa berbagai manfaat, mulai dari memperlambat proses penuaan, menurunkan risiko depresi, hingga meningkatkan kemampuan fisik dan kecerdasan, dapat mereka dapatkan dengan menerapkan pola diet tertentu.


Kemudian, masyarakat didorong agar memiliki gaya hidup sehat guna terhindar dari berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker. Namun, tren ini justru membuat masyarakat memiliki ekspektasi berlebih dan cenderung tidak realistis. Pasalnya, mereka menjadi beranggapan bahwa mereka dapat merasakan sejumlah manfaat tersebut hanya dengan mengonsumsi satu atau dua jenis makanan.


Sehingga, beberapa orang justru hanya fokus mengonsumsi kelompok makanan tertentu saja. Padahal, mengonsumsi superfood berarti membatasi makanan ke dalam beberapa pilihan saja dan malah menurunkan nutrisi yang seharusnya dikonsumsi secara optimal.


Lalu, apakah superfood tetap harus dikonsumsi? Apakah mengonsumsi makanan bergizi lainnya lebih baik dari superfood?


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://indomovie28.net/movies/the-priests/


Data Zona Merah Versi Pusat Vs Provinsi Beda, Ini Kata Gubernur Jateng


Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut tidak ada zona merah kasus COVID-19 di Jawa Tengah untuk tingkat Kabupaten/Kota saat ini. Namun menurutnya jika dilihat skala mikro maka masih ada di tingkat kecamatan atau desa.

"Mungkin tingkat Kabupaten enggak ada. Tapi tingkat kecamatan dan desa ada," kata Ganjar di kantornya, Senin (22/2/2021).


Ketika ditanya terkait data COVID19.go.id per 14 Februari 2021 ada 8 Kabupaten/Kota yang masuk zona merah. Ganjar mengakui perbedaan data pusat dan daerah memang ada.


"Perbedaan data sudah lama. Saya tidak akan petentangkan. Selalu ada data delay selalu data inject karena belum diupload. Jadi base on pusat seperi itu, base on kami seperti ini," tandasnya.


Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo mengatakan angka kasus aktif COVID-19 terus menurun. Selain itu tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit Jateng juga terus menurun dan saat ini kondisinya untuk ICU 38,08 persen dan tempat tidur isolasi hanya 33,01 persen.


"Angka kasus aktif juga terus mengalami penurunan, dari 8.230 pada pekan sebelumnya, pekan ini kasus aktif hanya 7.300. Case Fatality Rate (CFR) juga menurun dan Recovery Rate (RR) juga mengalami peningkatan," kata Yulianto

https://indomovie28.net/movies/the-intervention-4/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar