Senin, 22 Februari 2021

4 Wilayah di Indonesia yang Tak Terdampak COVID-19

  Sudah hampir setahun lamanya virus Corona mewabah di Indonesia, sejak pemerintah mengkonfirmasi 2 kasus COVID-19 pertama pada 2 Maret 2020. Hampir seluruh wilayah Indonesia terdampak penyakit ini.

Berbagai macam cara telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi pandemi Corona di Indonesia, dari menerapkan kebijakan pembatasan kegiatan di masyarakat hingga menggencarkan program vaksinasi COVID-19. Namun, penyebaran penyakit ini masih belum juga dapat terkendali di Indonesia.


Meski begitu, ternyata masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum terdampak COVID-19. Dikutip dari laman resmi covid19.go.id, wilayah ini dikategorikan sebagai zona hijau Corona.


Zona hijau sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu zona tidak ada kasus dan zona tidak terdampak COVID-19.


Berdasarkan data covid19.go.id, ada empat wilayah di Indonesia yang belum terdampak COVID-19 per 14 Februari 2021, sebagai berikut.


Papua Barat:

Pegunungan Arfak.

Papua:

Puncak

Dogiyai

Intan Jaya.

https://cinemamovie28.com/movies/the-seduction/


Akibat 'Long COVID-19', Wanita Ini Alami Gejala Corona yang Terus Memburuk


Wanita asal AS Stephanie Condra didiagnosis positif COVID-19 dengan gejala awal yang ringan, hanya berupa demam ringan, lelah, keram perut, dan sesak nafas. Namun dalam beberapa bulan setelah diagnosa, beragam gejala berat justru baru ia rasakan.

"Gejala saya berkembang secara konstan. Saya mengalami gejala terus-menerus. Rasanya seperti satu gejala menghilang, kemudian gejala yang lain muncul," ujarnya, dikutip dari CNN, Senin (22/2/2021).


Condra menjelaskan, sebenarnya rasa sakit yang dialaminya cenderung menurun dari waktu ke waktu. Bahkan di awal diagnosis, Condra tidak perlu dirawat di rumah sakit.


Akan tetapi, gejala-gejala baru terus bermunculan sehingga ia tak kunjung benar-benar sembuh.


Gejala yang dialaminya antara lain sakit sinus, mual dan kehilangan nafsu makan, lelah berlebihan sampai merasa nyeri pada tulang, pusing, rasa panas di dada, batuk kering, hingga kabut otak (brain fog) alias berkurangnya kemampuan konsentrasi dan daya ingat.


Wanita berusia 34 tahun ini menyebutkan, sebenarnya ia sempat merasa membaik pada awal 2021. Akan tetapi, kondisi fit-nya tak bertahan lama. Seiring waktu, pemulihannya melambat, bahkan kini ia merasa tubuhnya tidak bisa beraktivitas dengan maksimal.


"Saya hanya bisa benar-benar bekerja pada mungkin puncaknya 4 jam dalam sehari," imbuhnya.


Lebih dari satu tahun setelah pandemi, hal yang menjadi sangat jelas adalah bahwa SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, adalah virus yang rumit. Beberapa orang tidak sadar bahwa mereka terinfeksi sama sekali, sementara yang lain dirawat di rumah sakit dan beberapa meninggal.


Sekelompok orang bahkan terus jatuh sakit dan tidak pernah sembuh total. Kondisi ini oleh beberapa orang disebut long COVID, continued COVID, post-COVID syndrome sampai post-acute COVID syndrome.


Penelitian terbaru University of Washington selama 9 bulan terhadap 177 pasien COVID-19 dengan gejala ringan menunjukan, lebih dari 30 persen pasien mengalami gejala yang menetap. Bahkan, mengalami penurunan kondisi tubuh setelah dinyatakan sembuh.


14 orang di antaranya, baik yang sempat atau tidak pernah dirawat di rumah sakit mengaku kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari meskipun sudah sembuh.

https://cinemamovie28.com/movies/roh-fasik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar