Saat ini para ahli merekomendasikan menggunakan masker dobel sebagai proteksi terhadap virus Corona. Penggunaan masker dobel disebut bisa meningkatkan perlindungan terhadap infeksi Corona secara signifikan.
Menggunakan masker bedah dilapisi masker kain disebut juga meningkatkan kemampuan filtrasi. Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan mengenakan masker kain berlapis masker adalah bentuk perlindungan substansial.
"Namun, tidak harus memakai dua masker tiap saat. Itu dilakukan kalau Anda berada di dalam ruangan yang ramai atau wilayah dengan tingkat penularan tinggi," tulisnya di akun Twitter pribadinya seperti dilihat detikcom, Senin (22/2/2021).
Jika ada celah di sekitar hidung, dagu, atau pipi, tujuan perlindungan masker tidak akan berfungsi. Terlebih jika memakai masker tetapi bagian hidung tetap terbuka.
Untuk lebih meningkatkan kemampuan masker, pemakaian yang tepat adalah kunci. Masyarakat harus memakai masker yang fit, pas dan menutupi hidung dan mulut sepenuhnya.
Apakah penggunaan masker dobel bisa memengaruhi kemampuan bernapas?
"Masker medis dan kain itu tidak akan memengaruhi oksigenasi dan kualitas pernapasan. Lihat saja tenaga medis. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam memakai masker dan tidak jadi masalah," tegasnya.
https://cinemamovie28.com/movies/ride-along/
WHO Ungkap Efek Samping Vaksin COVID-19, Apa Saja?
Program vaksinasi COVID-19 mulai berjalan di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia untuk mengatasi pandemi Corona. Saat ini Indonesia sedang berfokus pada petugas kesehatan dan juga para pekerja publik untuk divaksinasi.
Namun, masih banyak orang yang khawatir akan efek samping dari vaksin COVID-19 yang digunakan. Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas pengatur akan terus memantau penggunaan vaksin COVID-19, untuk memastikan bahwa semua berjalan dengan aman.
Dikutip dari laman resmi WHO, vaksin COVID-19 memang bisa menyebabkan efek samping seperti vaksin pada umumnya yaitu demam ringan, nyeri, atau kemerahan di tempat suntikan. Sebagian besar reaksi ringan akibat vaksin bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Tetapi, tidak menutup kemungkinan jika efek samping yang lebih serius dan bertahan lama bisa terjadi, meski jarang. Untuk mencegahnya terjadi, vaksin akan terus dipantau untuk mendeteksi efek samping apa saja yang akan muncul.
Efek samping yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung vaksin COVID-19 yang digunakan. Berikut beberapa efek samping yang seringkali dilaporkan dari vaksin COVID-19.
Demam
Kelelahan
Sakit kepala
Nyeri otot
Menggigil
Diare
Nyeri di tempat suntikan
Selain efek samping di atas, para penerima vaksin COVID-19 juga bisa mengalami reaksi alergi parah yaitu anafilaksis. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang memang memiliki reaksi alergi terhadap dosis vaksin sebelumnya atau salah satu komponen yang ada di dalam vaksin.
Adapun beberapa orang dengan kondisi tertentu yang juga tidak bisa divaksin, tentunya untuk menghindari terjadinya kemungkinan efek samping seperti:
- Jika memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap bahan apapun dari vaksin COVID-19
- Jika sedang sakit atau mengalami gejala COVID-19. Orang tersebut bisa mendapatkan vaksin setelah gejala-gejala tersebut sudah teratasi atau sembuh.
Meski begitu, setiap vaksin COVID-19 mungkin memiliki kriteria khusus untuk menentukan kondisi apa saja yang bisa menerima suntikan vaksin. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut lagi, demi keamanan dan kemanjuran vaksin COVID-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar