Kamis, 25 Februari 2021

Kondisi Ashanty Pasca Positif COVID-19, Sempat Memburuk karena Autoimun

 Pasca dikabarkan Ashanty positif Corona, kondisinya disebut memburuk dan dibawa ke rumah sakit. Suaminya, Anang Hermansyah, mengatakan kodisi istrinya memburuk akibat autoimun yang diidapnya.

"Autoimun ini yang bisa trigger macam-macam. Trigger dipaksa ke rumah sakit dicek darah D-dimer-nya tinggi kekentalan darahnya sangat kental. Kalau ini nutupin saluran-saluran di pernapasan ini yang nggak bisa dikendalikan," kata Anang Hermansyah.



D-dimer seringkali diperiksa pada pasien COVID-19. Ini karena banyak pasien Corona yang mengalami pembekuan darah yang bisa dipicu berbagai hal, salah satunya reaksi imunitas.


Saat infeksi terjadi, virus SARS-CoV-2 akan menyebabkan gangguan pembekuan darah atau koagulopati. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya penggumpalan darah atau thrombosis di vena, atau pembuluh darah balik yang mengalir ke jantung.


Selain itu, bisa menyumbat pembuluh darah dari jantung ke paru-paru, sehingga jika terjadi dapat menyebabkan kematian.

"Parameter untuk memeriksa apakah ada gumpalan darah inilah D-dimer itu," jelas dokter jantung dari RS Siloam dr Vito A Damay, SpJP(K).


Meski sempat kritis, Anang mengungkapkan kondisi Ashanty sudah semakin membaik. Ia mengatakan, CT Value istrinya itu kini sudah berada di angka 31.


"Pokoknya semua CT-nya sudah naik 31, alhamdulillah," ujar Anang Hermansyah.


CT Value merupakan angka yang cenderung menunjukkan banyak atau tidaknya jumlah virus di dalam tubuh. Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo mengatakan, semakin tinggi angka CT Value biasanya semakin sedikit jumlah virusnya.


Namun, dengan CT Value yang tinggi belum tentu pasien tersebut sudah terbebas dari Corona. Perlu adanya perhitungan yang harus dipertimbangkan.


Lalu, berapa angka CT Value yang bisa menentukan virus dalam tubuh masih tinggi atau sudah rendah?


"Jadi kalau pasien punya CT Value di bawah 25, katakan 11 atau 20, 17, 22, itu kita bisa estimasi kayaknya kamu punya banyak virus di tubuh kamu," jelas Ahmad.


Jika CT Value angkanya semakin besar dan berada di atas 35, Ahmad mengatakan umumnya jumlah virus di dalam tubuh sudah sedikit.


"Kalau CT Value sudah di atas 35, itu berarti sudah sedikit banget atau jangan-jangan virusnya sudah mati, tinggal bangkainya saja. Bagaimana dengan 27? Iya 27 itu borderline lah," jelas Ahmad sembari menekankan pentingnya interpretasi menyeluruh dari dokter.

https://kamumovie28.com/movies/jin-joos-loss-of-innocence/


Rambut Rontok Dilaporkan Jadi Gejala Baru Pasien 'Long COVID'


Pada beberapa kasus, pasien COVID-19 mengalami gejala berkepanjangan atau yang kini disebut 'Long COVID'. Bahkan, gejala yang dialami bisa berkembang dari gejala awal yang umumnya dialami pasien COVID-19.

Dilansir Times of India, National Institute for Health and Care Excellence (NICE), gejala long COVID umumnya terjadi selama 12 minggu. Namun menurut sejumlah penelitian lain, gejala ini bisa disebut sebagai long COVID jika sudah terjadi selama minimal 8 minggu.


Berdasarkan penelitian dari The Lancet, seperempat dari pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh mengeluhkan masalah rambut rontok pasca kesembuhannya.


Dalam penelitian yang berlangsung di Wuhan kepada 1.655 pasien COVID-19, sebanyak 357 orang mencakup 22 persen di antaranya pernah mengalami kerontokan rambut 6 bulan setelah dipulangkan. Mayoritas, gejala ini dikeluhkan oleh wanita.


Selain masalah rambut rontok, penelitian ini juga menemukan gejala pada kasus long COVID lain berupa rasa lelah berlebih, kesulitan tidur pada 26 persen pasien, hingga kondisi mental seperti kecemasan dan depresi pada 23 persen pasien.


"Pasien yang mengalami gejala parah selama perawatan di rumah sakit mengalami gangguan kapasitas difusi paru dan masalah pada dada. Merekalah yang akan diberikan penanganan untuk pemulihan jangka panjang," terang peneliti dalam laporannya.

https://kamumovie28.com/movies/the-girl-next-door-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar