Penetrasi yang dalam saat bercinta dapat membuatmu lebih mudah mencapai klimaks serta membuat kamu dan pasangan menjadi semakin dekat dengan satu sama lain.
Penetrasi yang dalam bisa membuat penis yang berada di dalam vagina menjadi lebih nyaman dan erat, sehingga kamu lebih banyak merasakan rangsangan dan mudah mencapai orgasme.
Tak hanya itu, penetrasi yang dalam juga membuat tubuh kamu dan pasanganmu menjadi lebih dekat. Hal ini dapat membuat kamu dan pasangan lebih terikat secara emosional.
Dikutip dari laman Health, berikut 3 variasi bercinta untuk penetrasi yang dalam agar kamu lebih mudah mencapai puncak kenikmatan saat bercinta.
1. Cowgirl
Posisi cowgirl memiliki banyak manfaat saat bercinta, salah satunya adalah mencapai penetrasi yang dalam. Pada posisi ini, pria dapat berbaring, sementara wanita memasukkan penis pria ke dalam vagina sedalam mungkin.
Menurut Jennifer Gunsaullus, PhD, seorang penulis buku berjudul From Madness to Mindfulness: Reinventing Sex for Women, untuk mencapai penetrasi yang semakin dalam, wanita dapat membuka kakinya lebih lebar atau bersandar ke bawah bagian dada pria menggunakan tangan.
Kenikmatan lainnya yang bisa kamu dapatkan dengan posisi ini adalah kamu bisa menentukan kecepatan dorongan selama berhubungan intim, sehingga jika kamu merasa ingin beristirahat sejenak untuk menikmati sedikit rangsangan clitoris, kamu bisa dengan mudah bersandar ke depan agar pasanganmu dapat dengan mudah bermain dengan payudara.
2. Missionary
Untuk posisi berhadapan yang satu ini, menjadi lebih fleksibel adalah salah satu syarat terpenting. Kamu bisa memulai bercinta dengan menaikkan kaki ke bahu pasangan. Menurut seorang ahli seks bernama Mackenzie Riel, posisi ini dapat kamu jadikan pilihan lantaran dapat mempermudah pria untuk penetrasi mendalam, sehingga wanita dapat lebih mudah mencapai orgasme.
Akan tetapi, bagi pasangan yang merasa tidak nyaman dengan posisi ini, kamu bisa mencoba meletakkan bantal di bawah panggul. Hal ini dapat menempatkan vagina menjadi berada pada posisi lebih tinggi dan memiliki posisi yang mirip jika kamu menaikkan kaki.
3. Doggy style
Menurut Zvi Zuckerman, MD, seorang terapi seks, doggy style merupakan posisi umum untuk mendapatkan penetrasi mendalam. Dalam variasi bercinta yang satu ini, kamu dapat bertumpu dengan lengan dan lutut, sementara pasanganmu dapat berlutut atau berdiri di belakang.
Namun, posisi ini bukan berarti kamu hanya bisa terdiam dan menunggu pasanganmu melakukan aksinya. Pasalnya, jika kamu turut menginginkan peran, kamu bisa menggerakkan panggul agar pasanganmu menjadi lebih semangat. Selain itu, kamu juga bisa melebarkan lututmu agar penis pasanganmu dapat masuk lebih dalam lagi.
https://indomovie28.net/movies/the-intervention/
64 Persen KIPI COVID-19 yang Dilaporkan Berkaitan dengan Respons Stres
Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) telah menerima laporan berbagai efek samping usai vaksinasi COVID-19. Sebagian besar hanya mengalami efek samping ringan yang sembuh dengan sendirinya, tidak ada yang mengalami kejadian serius.
Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari lebih detail menerangkan memang ada yang mengalami reaksi berat, seperti misalnya kolaps usai diimunisasi, namun itu terjadi bukan karena kandungan vaksin.
"Patut diperhatikan lebih dari 64 persen ada yang disebut kelompok immunization stress related respons. Jadi respons yang terkait dengan kecemasan akibat proses imunisasi, bukan kandungan imunisasinya," kata Hindra dalam konferensi pers yang disiarkan Kementerian Kesehatan, Senin (22/1/2021).
"Jadi lebih dari separuhnya karena proses imunisasinya," lanjut Hindra.
Keluhan yang dilaporkan seperti mual, muntah, pingsan, sesak napas, hingga kejang-kejang setelah diselidiki ternyata tidak berkaitan dengan kondisi medis. Tanpa bantuan obat para penerima vaksin yang melaporkan hal tersebut pun sembuh dengan sendirinya.
Hindra menjelaskan reaksi-reaksi tersebut bisa muncul karena ketakutan yang berlebihan terhadap imunisasi. Bisa karena sudah mendengar kabar miring terkait dampak vaksin COVID-19 atau tegang dengan jarum suntik.
"Ini terjadi pada dewasa, pada anak-anak jarang. Justru anak-anak mungkin cuma jerit-jerit saja abis itu dia happy," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar