Senin, 22 Februari 2021

Sederet Gejala Corona yang Tak Biasa Saat Terinfeksi Varian Baru COVID-19

 Peneltian terbaru dari Inggris menunjukan bahwa hanya mengandalkan 3 gejala klasik (The 'Classic Three') COVID-19 bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis. Pasalnya, masih banyak gejala selain batuk, demam, dan anosmia yang dialami pasien COVID-19.

National Health Service (NHS) UK menyebutkan, mengenali gejala berupa kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan diare sebagai gejala COVID-19 saja sudah bisa membantu pendeteksian.


Lebih lagi, mengenali beragam gejala lain dari COVID-19 diklaim peneliti bisa menekan penyebaran virus. Hal ini juga dilakukan mengingat adanya varian baru Corona yang mulai bermunculan.


Kontributor aplikasi ZOE Covid Symptom Study menyebutkan, terdapat beberapa gejala lain yang perlu dicurigai sebagai gejala COVID-19.

Jika mengalami gejala-gejala berikut, sebaikya lakukan pemeriksaan COVID-19.


- Kelelahan

- Sakit kepala

- Hilang kemampuan penciuman dan pengecap (anosmia)

- Batuk terus-menerus

- Demam tinggi

- Diare

- Nyeri di dada, perut, atau otot

- Sakit tenggorokan dan suara serak

- Sesak nafas

- Rasa bingung tiba-tiba (delirium)

- Hilang nafsu makan

- Ruam pada kulit

- Muncul ulkus lidah (sariawan)


Kini, peneliti meminta pemerintah Inggris untuk memperluas pemeriksaan swab COVID-19 untuk masyarakat yang mengalami gejala-gejala tersebut. Dengan harapan, bisa mendeteksi lebih dini kasus COVID-19 dan mengupayakan pengurangan kasus tiap harinya.

https://cinemamovie28.com/movies/the-realm/


Vaksin Nusantara Vs Vaksin Merah Putih, Bedanya Apa Sih?


 Sama-sama buatan anak bangsa, vaksin Nusantara berbeda dengan vaksin Merah-putih. Selain dari sisi teknologi yang diusungnya, perbedaan juga ada pada pihak yang terlibat dalam pengembangannya.

Vaksin Nusantara adalah rebranding dari Vaksin Joglosemar, vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik yang dikembangkan oleh para ilmuwan dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, dengan menggandeng PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bekerja sama AIVITA Biomedical Inc asal California, Amerika Serikat.


Pengembangan vaksin ini digagas pada akhir 2020, ketika Terawan Agus Putranto masih menjabat Menteri Kesehatan. Pendanaan riset vaksin Nusantara juga mendapat dukungan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes.


Dari sisi teknologi, penggunaan sel dendritik memungkinkan vaksin ini diproduksi secara personalized, disesuaikan kondisi tiap pasien. Karenanya, vaksin ini cocok diberikan pada individu dengan penyakit komorbid yang tidak bisa mendapatkan vaksin biasa.


Kelebihan ini sekaligus menjadi kekurangan vaksin Nusantara. Menurut sejumlah pakar biologi molekular, teknologi sel dendritik yang sebelumnya lazim dipakai pada terapi kanker, terlalu rumit diterapkan untuk mengatasi pandemi COVID-19.


Bagaimana dengan Vaksin Merah-Putih?

Jika vaksin Nusantara adalah nama sebuah vaksin, Vaksin Merah-Putih sebenarnya tidak merujuk pada satu jenis vaksin saja, melainkan sekelompok kandidat vaksin yang dikembangkan oleh konsorsium riset di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).


"Definisi vaksin Merah Putih adalah vaksin (Corona) yang bibitnya diteliti dan dikembangkan di Indonesia," kata Menristek Prof Bambang Brodjonegoro.


Di dalam konsorsium ini, ada 7 lembaga yang turut mengembangkan vaksin Merah-Putih, masing-masing dengan platform yang berbeda. Dari 7 lembaga tersebut, 5 di antaranya berada di bawah perguruan tinggi.

https://cinemamovie28.com/movies/kingdoms/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar