Selasa, 23 Februari 2021

Sakit Setelah Vaksin COVID-19, Efek Samping atau Kebetulan? Begini Menilainya

 Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan menyebut belum ada laporan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius dari vaksinasi COVID-19. KIPI merupakan semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, dan diduga berhubungan dengan imunisasi.

Menurut Ketua Komnas KIPI, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), data yang baru masuk dari 22 provinsi di Indonesia umumnya hanya melaporkan mengalami gejala ringan. Misalnya seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau berdebar dan hilang setelah diberikan pengobatan.


Bagaimana memastikan apakah efek samping yang dialami setelah vaksinasi atau KIPI berkaitan dengan vaksin?


Menurut Prof Hingky, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan apakah KIPI yang terjadi berkaitan dengan vaksin. Salah satunya adalah onset atau waktu munculnya keluhan.


Jika gejala muncul setelah vaksinasi, bisa dihitung mundur 7 hari dari munculnya gejala, apakah tepat dengan waktu vaksinasi atau tidak.


Prof Hingky menegaskan setelah vaksinasi pun kekebalan tidak terbentuk dengan cepat. Butuh waktu 2 sampai 4 minggu sampai kekebalan terbentuk dengan optimal.


"Setelah vaksin pertama, dia belum ada kekebalan dalam 2 minggu itu. Kalaupun ada, kekebalan yang terbentuk itu sangat rendah, jadi rawan juga dalam masa antara vaksinasi pertama dan vaksin kedua," jelas Prof Hingky dalam konferensi pers yang disiarkan Kementerian Kesehatan pada Senin (22/2/2021).


"Setelah vaksin kedua juga nggak tiba-tiba naik kekebalannya. Dia paling cepat 2 minggu setelah vaksin pertama dan kedua, baru ada kekebalan yang optimal setelah 4 minggu," lanjutnya.


Prof Hingky juga menegaskan, pasca mendapat vaksin pertama, kedua , maupun setelahnya juga seseorang masih sangat rentan terpapar COVID-19. Bukan berarti setelah mendapat suntikan vaksin, bisa langsung kebal dari virus Corona.


"Jadi memang antara vaksin pertama, kedua, dan setelahnya pun masih rawan itu terkena. Karena proses pembentukan antibodi itu nggak instan, nggak abis suntik besoknya langsung kebal dan tergantung respon seseorang," pungkasnya

https://indomovie28.net/movies/trust/


Tubuh Terasa Letih, Gejala COVID-19 atau Cuma Kurang Tidur?


- Fatigue atau kelelahan menjadi salah satu gejala resmi virus Corona COVID-19. Meski demikian, tidak serta-merta harus panik setiap kali tubuh terasa letih, karena bisa saja cuma kurang istirahat.

Pakar penyakit infeksi dari Northeast Ohio Medical University, Richard Watkins, menyebut rasa letih umum ditemukan pada infeksi virus apapun. Keluhan ini dipicu oleh sitokin, senyawa yang diproduksi sistem imun saat tubuh diserang infeksi.


Sinyal berupa sitokin tersebut membangkitkan perlawanan di dalam tubuh, yang berakibat tubuh terasa cepat letih. Pada COVID-19, letih menjadi keluhan yang paling banyak dilaporkan selain demam dan batuk kering.


Apa bedanya dengan letih biasa?

Amesh Adalja dari Johns Hopkins Center for Health Security menyebut, rasa letih yang menandai COVID-19 biasanya tidak muncul sendirian. Biasanya disertai keluhan lain seperti nyeri otot, tenggorokan sakit, dan sebagainya.


"Biasanya tidak hanya letih," jelasnya, dikutip dari Health.com.


Meski begitu, tidak berarti seseorang tidak bisa mengalami COVID-19 hanya dengan gejala berupa letih tanpa disertai gejala lain. Menurut dr Adalja, hal itu mungkin saja terjadi, hanya saja tidak umum.


Menurutnya, yang terpenting adalah mengetahui penyebab letih yang dirasakan.


"Apakah karena Anda habis lari marathon, atau begadang, belajar untuk ujian? Coba lihat apakah punya penjelasan yang mudah. Saya sendiri merasa letih sejak Januari, tapi ada penjelasan untuk itu," katanya mencontohkan.


Ia menyarankan untuk memeriksakan diri bila merasakan letih yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya. Terlebih jika disertai gejala lain.

https://indomovie28.net/movies/the-trust/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar