Senin, 22 Februari 2021

Akibat 'Long COVID-19', Wanita Ini Alami Gejala Corona yang Terus Memburuk

 Wanita asal AS Stephanie Condra didiagnosis positif COVID-19 dengan gejala awal yang ringan, hanya berupa demam ringan, lelah, keram perut, dan sesak nafas. Namun dalam beberapa bulan setelah diagnosa, beragam gejala berat justru baru ia rasakan.

"Gejala saya berkembang secara konstan. Saya mengalami gejala terus-menerus. Rasanya seperti satu gejala menghilang, kemudian gejala yang lain muncul," ujarnya, dikutip dari CNN, Senin (22/2/2021).


Condra menjelaskan, sebenarnya rasa sakit yang dialaminya cenderung menurun dari waktu ke waktu. Bahkan di awal diagnosis, Condra tidak perlu dirawat di rumah sakit.


Akan tetapi, gejala-gejala baru terus bermunculan sehingga ia tak kunjung benar-benar sembuh.


Gejala yang dialaminya antara lain sakit sinus, mual dan kehilangan nafsu makan, lelah berlebihan sampai merasa nyeri pada tulang, pusing, rasa panas di dada, batuk kering, hingga kabut otak (brain fog) alias berkurangnya kemampuan konsentrasi dan daya ingat.


Wanita berusia 34 tahun ini menyebutkan, sebenarnya ia sempat merasa membaik pada awal 2021. Akan tetapi, kondisi fit-nya tak bertahan lama. Seiring waktu, pemulihannya melambat, bahkan kini ia merasa tubuhnya tidak bisa beraktivitas dengan maksimal.


"Saya hanya bisa benar-benar bekerja pada mungkin puncaknya 4 jam dalam sehari," imbuhnya.


Lebih dari satu tahun setelah pandemi, hal yang menjadi sangat jelas adalah bahwa SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, adalah virus yang rumit. Beberapa orang tidak sadar bahwa mereka terinfeksi sama sekali, sementara yang lain dirawat di rumah sakit dan beberapa meninggal.


Sekelompok orang bahkan terus jatuh sakit dan tidak pernah sembuh total. Kondisi ini oleh beberapa orang disebut long COVID, continued COVID, post-COVID syndrome sampai post-acute COVID syndrome.


Penelitian terbaru University of Washington selama 9 bulan terhadap 177 pasien COVID-19 dengan gejala ringan menunjukan, lebih dari 30 persen pasien mengalami gejala yang menetap. Bahkan, mengalami penurunan kondisi tubuh setelah dinyatakan sembuh.


14 orang di antaranya, baik yang sempat atau tidak pernah dirawat di rumah sakit mengaku kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari meskipun sudah sembuh.

https://cinemamovie28.com/movies/lethal-seduction/


Beda Lokasi Beda Jenis Masker yang Digunakan, Ini Aturannya


Penggunaan masker di masa pandemi COVID-19 sangat penting untuk mencegah penularan, terlebih jika diimbangi dengan menjaga jarak dan rutin mencuci tangan.

Saat ini sudah banyak jenis masker yang beredar di masyarakat, mulai dari masker kain hingga masker bedah. Dari ketiga jenis masker, ada pengaturan tempat yang baik di mana masker tersebut cocok untuk digunakan.


Disebutkan oleh Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Brigjen TNI (Purn) dr. Alexander K. Ginting, Sp.P (K), FCCP, masker kain bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari yang tidak berinteraksi dengan banyak orang. Misalnya jika ingin ke kandang ternak, atau mengunjungi sawah.


Namun jika ingin pergi ke area publik misalnya mal atau pasar yang tidak diketahui situasinya bagaimana, yang pasti sudah ada penularan komunitas, sebaiknya memakai masker 3 lapis atau masker medis.


"Kemampuan menyaring partikel virusnya itu antara 70-80 persen sementara kalau masker kain hanya 40 persen," katanya dalam agenda Pekan Peduli Limbah Masker Masyarakat yang disiarkan BNPB, Minggu (21/2/2021).

https://cinemamovie28.com/movies/the-art-of-seduction/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar