- Uni Emirat Arab (UEA) telah mengukir sejarah sebagai negara arab pertama yang berhasil menyambangi orbit Planet Mars menggunakan wahana bernama Hope. Keberhasilan tersebut merupakan buah dari perjuangan keras selama tujuh tahun ini.
Umumnya misi Mars memakan waktu setidaknya 10 tahun untuk dirancang dan direncanakan. Tapi Badan Antariksa UEA mampu menyingkat waktunya, walau begitu banyak tantangan yang mereka hadapi.
"Tantangan pertama kami adalah merancang misi ke planet lain untuk pertama kalinya," kata Sarah al-Amiri, Menteri Teknologi Maju sekaligus Ketua Badan Antariksa UEA yang dikutip dari CNBC.
"Itu termasuk memobilisasi tim kami yang telah bekerja di satelit observasi Bumi, tetapi kemudian menyesuaikan, karena pesawat luar angkasa yang mengorbit Bumi sedikit berbeda dari pesawat luar angkasa yang menuju planet lain," lanjutnya.
"Tantangannya bersifat teknis, kami perlu memastikan bahwa pesawat ruang angkasa sangat andal untuk perjalanannya, ia mampu berpikir sendiri, bahwa komponen dalam pesawat ruang angkasa dapat beroperasi selama seluruh misi," tambah al-Amiri.
Akhirnya mimpi UEA menuju Mars mulai jadi kenyataan. Wahana Hope berhasil dibuat dan diterbangkan 20 Juli 2020 dari Stasiun Luar Angkasa Tanegeshima Jepang. Total dana yang dihabiskan UEA mencapai USD 200 juta atau kisaran Rp 2 triliun untuk mendanai proyek impian ini.
Wahana Hope menjadi yang pertama menyelesaikan perjalanannya dari tiga misi menembus orbit planet Mars yang diluncurkan tahun lalu. Ada Perseverance NASA dan misi Tianwen-1 China.
Wahana Hope akan menghabiskan satu tahun Mars, atau setara dengan 687 hari di Bumi, untuk mempelajari dan mengumpulkan data tentang atmosfer Planet Merah.
Dengan durasi tersebut, Hope diharapkan dapat membuat peta penuh pertama atmosfer Mars, dengan bantuan tiga instrumen khusus yang dikembangkan oleh tim Emirat, berupa kamera yang sangat canggih untuk memotret Mars dan mempelajari atmosfer bawahnya, spektrometer ultraviolet yang akan mendeteksi tingkat karbon monoksida dan oksigen planet, dan spektrometer inframerah yang akan mengukur debu, awan es, dan air.
https://cinemamovie28.com/movies/young-girl/
Pendiri Huawei Ingin Negosiasi dengan Presiden AS
Pendiri sekaligus CEO Huawei Ren Zhengfei mengungkap keinginannya untuk bernegosiasi dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk membicarakan hubungan antara Huawei dengan AS.
Saat berbicara dengan sejumlah media internasional Zhengfei mengungkap keinginannya itu, dan berharap ada kebijakan yang lebih terbuka dari pemerintahan AS yang baru tersebut, demikian dikutip detikINET CNBC, Rabu (10/2/2021).
"Saya akan menyambut panggilan telepon semacam ini dan menyampaikan perkembangan gabungan dan membagikan kesuksesan. AS menginginkan adanya pertumbuhan ekonomi dan China pun menginginkan pertumbuhan ekonomi," ujar Zhengfei.
"Jika kapasitas produksi Huawei bisa ditingkatkan, maka artinya akan lebih banyak kesempatan bagi perusahaan AS untuk memberikan pasokan (komponen) juga. Saya percaya kalau itu akan menguntungkan untuk kedua belah pihak," tambahnya.
Saat ini Huawei tak bisa berbisnis dengan perusahaan asal AS karena pada masa pemerintahan Donald Trump mereka dimasukkan dalam Entity List karena masalah keamanan nasional. Hal ini berdampak pada banyak hal, seperti ponsel Huawei yang tak bisa menggunakan Google Mobile Services, dan membuat ponselnya sulit diterima oleh pasar di luar China.
Tak cuma itu, banyak komponen dan teknologi juga tak bisa dipakai oleh Huawei pada ponselnya. Pasalnya mereka pun tak bisa menggunakan teknologi yang dibuat oleh perusahaan asal AS.
"Saya percaya kalau pemerintahan baru ini akan mempertimbangkan kesempatan bisnis ini karena mereka akan segera memutuskan kebijakan baru. Kami masih berharap bisa membeli komponen dan peralatan dari AS dalam jumlah besar jadi kita semua bisa mengambil keuntungan dari pertumbuhan China," ujar Zhengfei.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar