Ashanty menyampaikan kabar dirinya positif virus Corona COVID-19 pada Senin (15/02/2021). Melalui unggahan Instagram Stories miliknya @ashanty_ash, ia mengaku positif Corona dan merasakan gejala sesak napas.
"Terakhir swab tanggal 8 Februari negatif, Sabtu kemarin antigen negatif. Dan semalam tiba-tiba meriang, flu, batuk, panas tinggi, sesak napas," tulis Ashanty dalam Instagram Stories miliknya.
Sebelum terpapar Corona, Ashanty sebelumnya pernah menceritakan dirinya didiagnosis dengan penyakit autoimun.
Lalu apakah pengobatan untuk pasien autoimun sama dengan yang lainnya?
Ahli alergi dan imunologi Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI menjelaskan, jika seseorang dengan kondisi autoimun dengan yang tidak memiliki kondisi autoimun, pengobatanya akan berbeda.
"Berbeda, jelas berbeda, orang autoimun tergantung juga ada beberapa yang diperlukan pemberian obat yang menekan imun sistemnya. Misalnya masih memerlukan obat-obat untuk menurunkan sistem imunnya ya berarti dia harus hati-hati, karena dia belum tentu bisa divaksinasi," jelas Prof Iris, saat dihubungi detikcom, Senin (15/02/2021).
Prof Iris menyebut mereka dengan riwayat autoimun juga berisiko mengembangkan gejala yang berat, terlebih jika pasien masih dalam fase minum obat yang menekan sistem imunnya. Bagi pasien COVID-19 dengan riwayat autoimun yang masih dalam pengobatan, maka obat untuk gejala autoimunnya harus dihentikan sementara.
"Kita harus hentikan, karena kalau kita teruskan, nanti infeksinya jalan terus karena obat-obatnya menekan imun sistemnya, sementara dia butuh imun sistem yang kuat. Usahakan orang dengan kondisi autoimun ini tidak terkena Corona," jelas prof Iris.
https://movieon28.com/movies/devils-whisper/
Pemerintah Janji Akan Tanggung Biaya Penanganan Efek Samping Vaksinasi
Pemerintah kini tengah mempersiapkan vaksinasi tahap 2 untuk kelompok masyarakat mencakup petugas pelayanan publik dan lansia. Mengantisipasi risiko gejala pasca vaksinasi, pemerintah janjikan akan menanggung biaya penanganan masalah pasca vaksinasi.
Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM MARS menyebutkan, fungsi vaksinasi lebih besar daripada risiko masalah yang ditimbulkan oleh vaksinasi.
Dengan begitu, vaksinasi tetap diupayakan sesuai daftar prioritas kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Mengantisipasi risiko masalah yang timbul pasca vaksinasi, Maxi menjelaskan pemerintah akan menanggung biaya penanganan setelah vaksinasi COVID-19.
"Tidak usah khawatir. Itu (gejala pasca vaksinasi) akan ditangani secara tuntas dan tentu masing-masing daerah akan menelusuri kualitas, penyebabnya. Pemerintah memastikan bahwa pembiayaan akan ditanggung pemerintah baik dari pemerintah atau sumber biaya lain, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," terang dr Maxi dalam konferensi pers, Senin (15/2/2021).
Ia turut menjelaskan, masyarakat yang menerima vaksin akan mendapatkan keterangan kontak yang bisa dihubungi jika mengalami gejala lebih lanjut pasca vaksinasi. Kontak tersebut bisa dikonfirmasi di meja reservasi dan dan tertera pada kartu vaksinasi.
Seiring pemberian vaksin secara massal di tahap 2 ini, dr Maxi kembali imbau masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan mencakup pakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Pasalnya, vaksin ini tidak bekerja mengebalkan masyarakat dari risiko COVID-19 melainkan mengurangi risiko gejala yang dialami jika terinfeksi COVID-19.
"Meskipun sudah vaksinasi, kemungkinan terpapar COVID-19 tetap ada. Namun, tidak akan parah dengan melaksanakan protokol kesehatan, juga membantu mencegah risiko penularan ke orang lain," terang dr Maxi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar