Soni Ernata atau Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia di Rutan Mabes Polri, Senin (8/2/2021) pukul 19.45 WIB. Menurut keterangan sang istri, Iqlima Ayu, Ustadz Maaher sempat mengalami infeksi TB usus.
TB atau tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Umumnya, bakteri ini menyerang sistem pernapasan, khususnya paru-paru.
Namun, menurut dokter spesialis penyakit dalam dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, penyakit TB juga bisa menginfeksi organ lain atau kerap disebut sebagai TB ekstra paru (extra pulmonary TB).
"TB ekstra paru itu istilahnya bisa terjadi dari ujung rambut sampai ujung kaki kejadiannya. Misalnya, bisa ke otak (meningitis TB), mata (TB mata), kulit (TB kulit)," kata Prof Ari saat dihubungi detikcom, Selasa (9/2/2021).
"Kemudian di kelenjar getah bening itu juga bisa, kemudian bisa di liver, bisa di ginjal, dan bisa mengenai usus," lanjutnya.
Meski begitu, kata Prof Ari, kejadian ini hanya terjadi sekitar 20 persen dari kasus TB secara umum. "Tidak ada secara spesifik berapanya (TB usus), karena kita selalu bilangnya 20 persen akan berada di luar paru," jelasnya.
Bagaimana ciri-ciri TB usus?
Menurut Prof Ari, ada beberapa tanda umum jika terkena TB, misalnya, mengalami demam sekitar 37,5 derajat celcius, meriang dan berkeringat di malam hari, dan berat badan menurun.
"(gejala) Lokalnya kalau dia TB usus, dia diare, mencret. Diarenya kronik lebih dari 2 minggu," kata Prof Ari.
"(diarenya) Bisa darah lendir. Mencretnya sedikit-sedikit, tapi ada darah lendir," ungkapnya.
Kenapa TB bisa menyerang usus?
Prof Ari menjelaskan, pada dasarnya TB akan menginfeksi paru-paru, namun bakterinya juga bisa menginfeksi organ lain melalui darah dan kelenjar getah bening.
"Bisa juga beberapa pasien mungkin di parunya tidak ketemu penyakitnya, jadi cuma numpang lewat saja dan ternyata ada di organ lain," jelasnya.
"Tetap prosesnya dia masuk lewat paru, tapi dia tidak menunjukkan gejala di paru, tapi langsung menyebar ke seluruh tubuh," tuturnya.
https://cinemamovie28.com/movies/vampire-resurrection/
Perbandingan Efikasi Berbagai Vaksin COVID-19 terhadap Varian Corona Afsel
- Varian baru virus Corona di Afrika Selatan (Afsel) disebut bisa lebih kuat melawan vaksin. Alasannya varian bernama 501.V2 atau B1351 tersebut memiliki mutasi yang membuatnya kemungkinan bisa menghindari imunitas yang terbentuk dari varian lain atau vaksin saat ini.
Otoritas di Afrika Selatan mengaku untuk sementara akan menahan program vaksinasi sementara para ilmuwan merumuskan strategi.
Uji klinis berbagai vaksin COVID-19 diketahui sudah dilakukan terhadap varian baru Corona Afsel. Berikut rangkuman hasilnya:
1. AstraZeneca
Uji awal vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca-Oxford terhadap varian Corona B1351 menemukan efek perlindungan yang terbatas. Seorang juru bicara untuk AstraZeneca mengatakan hal itu diketahui dari data studi yang melibatkan 2.000 partisipan.
"Hanya saja kami belum bisa memastikan bagaimana efeknya terhadap kasus parah dan kejadian membutuhkan perawatan di rumah sakit, karena sebagian besar subjek penelitian adalah orang dewasa sehat. Kampus Oxford dan AstraZeneca akan memodifikasi vaksin untuk varian ini dengan cepat sehingga diprediksi bisa siap di musim gugur," kata sang juru bicara seperti dikutip dari DW News, Selasa (9/2/2021).
Dikutip dari The Guardian, efikasi vaksin COVID-19 Astrazenca terhadap varian Corona Afsel dilaporkan hanya sampai 10 persen.
https://cinemamovie28.com/movies/the-slaughter-of-the-vampires/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar