Selasa, 10 Maret 2020

GWK VS Merlion dan Dewa Murugan, Siapa Paling Keren? (2)

Begitu turun dari KTM, lalu masuk gerbang utama, patung Dewa Murugan langsung terlihat dari kejauhan, berdiri tegak di depan tangga warna-warni bak pelangi. Tangga ini berjumlah 272 anak tangga, duh banyak juga yah bisa bikin kaki kita pegel nih. Ini merupakan jalan masuk sebelum ke area gua yang ada di puncak bukit, tempat kuil Hindu berada. Pasti melelahkan nih, tapi sebanding dengan view yang kita dapatkan di ujung anak tangga. Tapi guys, sebelum naik ke gua atas, jangan lewatkan untuk berfoto ria di depan patung Dewa Murugan ini dengan background cantik perbukitan hijau dan tangga rainbow itu. So beautiful!

Selesai berfoto ria di depan patung Dewa Murugan, saya pun langsung terbang lagi menuju ke Tanah Air, tepatnya ke pulau yang disebut Pulau Dewata, yaitu Bali. Di sini saya mau merasakan pesona budaya lokal, khususnya budaya Bali yang begitu eksotis dan indah. Budaya Bali begitu kental dengan agama Hindu karena memang hampir seluruh masyarakat di Bali menganut agama ini.

Setelah mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, segera saja saya berkendara menuju pulau bagian selatan Bali. Bagian selatan ini merupakan dataran terendah yang ada di Bali sehingga cuacanya pun sangat panas dan menyengat. Jadi, siap-siap menghdapi daerah dengan suhu terpanas di Pulau Dewata ini yah.. Untungnya, panas matahari ini seakan sirna saat di tengah perjalanan dari bandara. Di kejauhan saya bisa melihat satu sosok patung megah karya anak bangsa, Nyoman Nuarta, yaitu Garuda Wisnu Kencana (GWK) berdiri tegak di dataran Bali, wah keren banget dah!

Tidak perlu waktu lama untuk mencapai GWK dari bandara, hanya sekitar 30 menit dengan berkendara mobil. Sewaktu hampir memasuki area GWK Cultural Park, lanskap dataran batu kapur langsung menyeruak. Lahan yang dulunya bekas tambang kapur ini, sekarang sudah dipugar cantik dengan taman-taman hijau. Area lobby pintu masuk yang disebut Plaza Kencana, sudah dibangun beberapa bangunan berhiaskan lukisan besar hanoman dan lukisan dinding tokoh-tokoh dari kisah-kisah agama Hindu. Di paling depan berdiri pula replika GWK dengan ukuran mini, seakan ingin menemani sang kakak GWK di belakang sana.

Setelah masuk dari pintu gerbang, kita akan berjalan di semacam jalur terbuka di mana di kanan kirinya berdiri banyak tenan restoran dan kafe, serta toko cinderamata. Ada juga Amphitheatre yang dipakai untuk melakukan pertunjukan tarian kesenian. Jadwal pertunjukannya nyaris ada di setiap jam dan menampilkan beragam tarian tradisional dari Bali.

Puas berkeliling di area tersebut, saya pun memasuki Plaza Wisnu dan Garuda. Saya naik ke bagian atas plaza yang merupakan bagian yang saat ini masih dipertahankan oleh pengelola GWK Cultural Park, yaitu kedua patung kepala dari Dewa Wisnu dan Garuda. Dari ketinggian plaza ini, kita bisa melihat di kejauhan patung GWK yang baru, view lanskap yang memesona!

Turun dari Plaza Wisnu, kita akan berada di area Lotus Pond di mana kita bisa melihat GWK dibingkai oleh tebing-tebing batu kapur. Ini sungguh indah dan spot ini begitu Instagramable, banyak sekali pengunjung berfoto di area ini dan mengunggahnya di medsos mereka. Jika ingin lebih dekat lagi ke patung GWK dan menikmatinya suasana tepat di bawah patung besar itu, kita perlu berjalan sekitar 5-10 menit lagi.

Cuaca di sini bisa sangat terik apalagi di siang hari sehingga kita perlu membawa payung atau topi untuk menjaga dari sorot panas Sang Surya. Sebetulnya bagi pengunjung juga disediakan bus dominan berwarna merah yang disebut GWK Loop, yang bisa ditumpangi dengan membayar tiket sebesar Rp 20.000 saja. Bus ini akan membawa kita dari area lobby menuju patung GWK besar ini dan juga ke area-area di seputaran GWK Cultural Park. Cukup menghemat energi sih kalau kita datangnya di tengah siang hari bolong.

Akhirnya saya sampai tepat di bawah patung GWK. Arena di bawah patung ini pernah dipakai untuk acara pembukaan IMF meeting dan gala dinnernya. Dapat saya bayangkan betapa acara itu menjadi begitu berkesan bagi para tamu delegasi IMF karena mereka menyaksikan pembukaan acara meeting di bawah naungan sayap GWK. Sungguh membanggakan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia dengan dukungan dari pemerintahan Presiden Jokowi akhirnya berhasil membangun dan memiliki patung ketiga tertinggi di dunia ini. Yang lebih membanggakan lagi, patung GWK ini bisa menjadi saksi sejarah dari berlangsungnya event internasional IMF yang sangat berpengaruh di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar