Kamis, 05 Maret 2020

Mitos Awet Jodoh di Gerbang Surga China

Pegunungan Tai di Kota Taian dipercaya menjadi gerbang surga oleh masyarakat China. Di sana juga ada tempat berdoa yang katanya bikin awet jodoh.

Dalam perjalanan mancapai gerbang surga di Pegunungan Tai atau biasa disebut Taishan, ada sebuah tempat berdoa. Tepatnya setelah turun dari bus.

detikTravel bersama Dwidaya Tour menjelajahi Taishan yang terletak di Kota Taian, Provinsi Shandong, China . Tempat berdoa ini berada di kiri jalan dan ditandai dengan sebuah gerbang kayu.

Gerbang kayu tersebut dililit dengan kain doa berwarna merah. Pepohonan di sekitarnya pun tak luput dari kain doa.

Tak ada bangunan seperti kuil. Tempat berdoa ini justru di atas bongkahan batu yang mirip gua di dinding pegunungan. Areanya pun tak begitu luas.

Saat masuk, akan langsung terlihat tumpukan gembok yang digantungkan di depan gua. Sedangkan gua tersebut dijaga dengan pembatas rantai.

Rantai pembatasnya penuh dengan tumpukan gembok. Gembok dalam berbagai ukuran menggantungkan doa-doa pemiliknya.

"Biasanya para pasangan datang membawa gembok supaya hubungannya lancar," ujar Selina dari China Tourism Board.

Selain pasangan yang belum menikah, tempat berdoa ini juga didatangi oleh pasangan suami-istri. Mereka berdoa supaya rumah tangga mereka harmonis. Gembok cinta, istilahnya.

"Mereka letakkan gemboknya di depan tempat ini dan biasanya kuncinya dibuang, tapi tidak di tempat ini. Tidak boleh membuang apa pun di sini," ungkap Selina.

Di sisi kanan dan kiri gua juga terdapat kertas-kertas doa yang diikatkan di pepohonan kering. Batu-batu dengan ukiran kaligrafi China juga terlihat di sisi gua.

Tempat berdoa ini memang minimalis, namun di depannya terdapat meja dan tempat duduk. Sehabis berdoa, wisatawan bisa beristirahat sebentar di sini.

Taishan sendiri sangat populer bagi wisatawan domestik. Pegunungan sakral ini selalu ramai oleh pengunjung. Kebanyakan dari mereka memang mengkhususkan diri datang dan berdoa.

Siapa saja yang Urus Taman Nasional Komodo Selain KLHK?

Sebagai kawasan taman nasional, TN Komodo memang diurus oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tapi tak sendirian, ada kerja sama dengan sejumlah stakeholder.

Dalam rangka peningkatan efektivitas pengelolaan, KLHK melalui Balai TN Komodo telah melaksanakan beberapa kerja sama, seperti diungkapkan dalam rilis resmi yang diterima detikTravel, Jumat (25/1/2019). Stakeholder itu antara lain:

a. Dive Operator Community Komodo (DOCK) dalam rangka patroli bersama untuk pengamanan kawasan
b. Komodo Survival Programme dan WWF Indonesia dalam rangka monitoring Komodo dan habitatnya, monitoring sumberdaya perairan, penyusunan master plan wisata, dan master plan pengelolaan sampah
c. Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Polres Manggarai Barat dalam rangka patroli gabungan, investigasi kasus pelanggaran lingkungan, serta penertiban senjata api rakitan
d. Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, TNI AL, BASARNAS, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat serta masyarakat dalam rangka penanggulangan sampah di dalam kawasan TN Komodo
e. PT PLN (Persero) dalam rangka pembangunan infrastruktur listrik di 3 desa dalam kawasan TN Komodo
f. Kemenko Maritim dalam rangka promosi dan pelatihan.

Kini, setelah ramai kabar kenaikan tiket masuk TN Komodo, Gubernur NTT Viktor Laiskodat ingin menutup destinasi tersebut selama 1 tahun. Tak bisa dipungkiri, kalau pesona Varanus komodoensis atau komodo menjadi salah satu daya tarik wisatawan dan menyadari hal tersebut, Gubernur NTT berkeinginan untuk memaksimalkan taman nasional yang berada di daerahnya tersebut.

Polemik tersebut pastinya bakal berpengaruh juga kepada para stakeholder di atas. Kita tunggu saja kelanjutan wacana itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar