Rabu, 18 Maret 2020

Sayonara Tax Bikin Pariwisata Jepang Makin Makmur

Jepang mulai memberlakukan Sayonara Tax buat traveler. Pendapatan pajak yang tentunya besar itu akan digunakan untuk memajukan sektor pariwisata Negeri Sakura.

International Tourist Tax atau Sayonara Tax sebesar 1.000 Yen (Rp 132 ribu) mulai diterapkan di Jepang hari ini (7/1). Ini berlaku buat traveler yang meninggalkan Negeri Sakura baik melalui jalur udara maupun laut.

Ditengok detikTravel dari News.com Australia, Senin (7/1/2019), pendapatan dari pajak pada bidang pariwisata pada tahun fiskal 2018 hingga Maret 2019 diperkirakan mencapai 6 miliar Yen (Rp 781 miliar). Sedangkan di tahun fiskal 2019 diprediksi menyentuh angka 50 miliar Yen (Rp 6 triliun), lebih besar karena salah satunya ditopang oleh Sayonara Tax.

Angka tersebut rasanya optimis tercapai mengingat kunjungan turis ke Jepang sendiri terus menunjukkan peningkatan. Dilansir dari AFP, tahun 2018 untuk pertama kalinya kunjungan turis ke Jepang mencapai 30 juta orang.

Sementara di tahun 2020, saat Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade, kunjungan turis ditargetkan meningkat hingga 40 juta. Dengan pendapatan dari pajak yang jumlahnya begitu besar, pariwisata Jepang pun semakin makmur. Uang pajak ini akan digunakan untuk pengembangan sektor pariwisata di Jepang yang maksimal.

Mulai dari membuat destinasi pariwisata yang nyaman, mempermudah akses informasi pariwisata dan lain sebagainya. Untuk di bandara misalnya, akan dikembangkan gerbang pengenal wajah agar proses imigrasi bisa lebih cepat.

Sayonara Tax ini bisa jadi menimbulkan pro kontra traveler. Sebab mau tak mau traveler harus mengeluarkan uang lebih untuk membayar Sayonara Tax sebelum pulang meninggalkan Jepang.

Dalam perbincangan dengan The Mainichi, profesor keuangan dari Universitas Meiji, Hideaki Tanaka, mengatakan bahwa pendapatan Sayonara Tax harus dimanfaatkan dengan baik untuk menghindari tekanan dari wisatawan. Pendapatan ini penting digunakan untuk hal-hal produktif agar traveler terus yakin dan mengikuti kewajiban untuk membayar pajak. 

Rumah Tempat Syuting 'Bird Box' Ramai Dikunjungi Wisatawan

Rumah di AS yang jadi tempat syuting film 'Bird Box' belakangan jadi sasaran para fans. Mereka berkunjung dan foto-foto di sana.

Film survival yang dibintangi Sandra Bullock, 'Bird Box', yang rilis di Netflix 21 Desember 2018 lalu menjadi perbincangan. Media sosial diramaikan dengan meme bahkan Bird Box Challenge yang sebenarnya dianggap berbahaya.

Di luar medsos, rumah tempat syutingnya juga sempat ramai dikunjungi para fans. Rumah yang dalam film menjadi tempat berlindung dari serangan makhluk tak kasat mata itu seakan menjadi destinasi wisata baru bagi para penggemar 'Bird Box'. Lokasinya di Monrovia, California, AS.

Dilihat detikTravel dari TMZ, Senin (7/1/2019), pemilik asli rumah itu mengatakan bahwa setiap hari ada beberapa orang datang buat foto-foto, termasuk saat libur Natal. Salah satu spot yang digemari buat berfoto adalah anak tangga di sisi luar rumah.

Selayaknya dalam film, tak sedikit fans yang berfoto sambil tutup mata, baik dengan tangan maupun pakai kain penutup mata. Mereka cukup sopan sehingga pemilik rumah pun tak terlalu merasa terganggu. Banyak di antara para traveler itu mengetuk pintu terlebih dahulu untuk meminta izin sebelum foto-foto.

Seperti diberitakan Mirror, sang pemilik dibayar USD 12.000 (Rp 168 juta) oleh pembuat film untuk bisa syuting eksterior rumah. Sebelum 'Bird Box', rumah ini rupanya juga pernah dipakai untuk syuting sejumlah film lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar