Sabtu, 28 Maret 2020

Fenomena Turis 'Mudik' Penuhi Penerbangan Qatar Airways

Virus Corona bikin dunia penerbangan tak menentu. Apalagi dalam beberapa hari terakhir banyak penutupan lintas negara. Maskapai Qatar Airways pun fokus ke pemulangan turis.
Dalam rilis resmi, Jumat (27/3/2020), Qatar Airways masih terus beroperasi. Fokus maskapai adalah memulangkan para penumpang sebisa mungkin dalam situasi sulit ini dengan jumlah armada yang signifikan.

Dalam tujuh hari terakhir menunjukkan adanya load factor atau tingkat keterisian pesawat lebih dari 80%. Penumpangnya adalah mereka yang akan pulang kampung ke Inggris, Prancis, dan Jerman.

"36% untuk pelayanan keluar dari negara-negara tersebut. Hal ini mengilustrasikan tingginya permintaan untuk perjalanan kembali ke negara-negara itu," jelas Qatar Airways.

"Qatar Airways telah memulangkan lebih dari 100,000 penumpang dalam tujuh hari terakhir. 72% penumpang yang terbang berkewarganegaraan negara yang mereka tuju," imbuhnya.

Bekerja sama dengan kedutaan besar seluruh dunia, Qatar Airways telah mengoperasikan layanan tambahan sekali jalan dari destinasi-destinasi, seperti Phnom Penh, Denpasar, Manila, dan Kuala Lumpur ke Eropa.

Qatar Airways sekarang ini beroperasi ke 75 destinasi di seluruh dunia. Angka ini dapat berkurang karena berbagai negara mulai memberlakukan pembatasan.

"Hingga 25 Maret, Qatar Airways masih terus terbang dari Jakarta dan Denpasar untuk melayani para penumpang yang ingin kembali pulang ke negaranya," kata maskapai.

Komitmen memulangkan penumpang meningkat dari tanggal 24 Maret dengan rincian sebagai berikut:

1. Menambahkan 10.000 ekstra kursi di seluruh jaringan
2. Menyediakan layanan carter ke Eropa dan Amerika dari Asia
3. Penambahan penerbangan ke Paris, Perth, dan Dublin dari Doha
4. Peningkatan pelayanan dari Frankfurt, London Heathrow, dan Perth dengan menambahkan Airbus A380 pada rute-rute tersebut.

"Pesawat kami dilengkapi dengan sistem filter udara yang canggih serta dikombinasikan dengan penyaringan bio-keamanan (bio-security screening) oleh karyawan kami," jelas Qatar Airways mengenai jaminan kebersihan kabinnya.

Emirates Hentikan Layanan Terbang Sedunia, Imbas Corona

Maskapai Emirates mengambil kebijakan untuk menghentikan layanan penumpang di seluruh dunia. Ini salah satu kebijakan dalam menyikapi pandemi Corona.

Dari rilis yang diterima detikcom, Jumat (27/3/2020) Emirates dan layanan kargonya, dnata, menyesuaikan layanan operasional semenjak ada wabah COVID-19. Salah satu kebijakan yang mereka ambil adalah menghentikan layanan penumpang di seluruh dunia.

Emirates bertujuan untuk mempertahankan penerbangan penumpang selama masih memungkinkan untuk membantu wisatawan kembali ke rumah di tengah meningkatnya aturan larangan perjalanan, pembatasan dan lockdown negara di seluruh dunia. Emirates akan tetap menjalankan layanan kargo internasional yang sangat penting terhadap ekonomi dan publik melalui armada kargo 777 untuk transportasi barang penting seperti perlengkapan medis ke seluruh dunia.

Dengan banyak berkurangnya frekuensi layanan penerbangan penumpang hingga menghentikan layanan tersebut, dnata juga telah mengurangi layanan operasionalnya secara signifikan, seperti menutup sementara beberapa kantor di seluruh jaringan internasionalnya.

Chairman and Chief Executive of Emirates Group, Yang Mulia Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum mengatakan bahwa COVID-19 memberikan dampak yang cukup signifikan pada finansial Emirates.

"Dunia sudah masuk ke dalam masa karantina karena wabah COVID-19. Hal ini merupakan situasi krisis yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam jangkauan dan skalanya. Baik dari sisi geografis, kesehatan, sosial maupun ekonomi. Sampai dengan Januari 2020, Emirates Group dapat mencapai target finansial tahunan. Namun, COVID-19 memberikan dampak secara tiba-tiba dan signifikan selama 6 minggu belakangan ini," katanya.

Sheikh Ahmed menambahkan bahwa kebijakan ini demi menghadapi wabah dan menuju layanan normal nantinya.

"Emirates Group memiliki neraca keuangan yang kuat dan likuiditas kas yang besar. Kami dapat, dan akan, bertahan melewati masa pengurangan jadwal penerbangan yang lebih panjang dengan tindakan yang sesuai dan tepat, agar siap dan mampu untuk kembali menjalankan layanan secara normal." tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar