Bunga sakura mulai mekar. Warga Tokyo sulit sekali untuk tinggal di rumah saja, mereka tetap menggelar pesta meskipun kecil-kecilan.
Akhir pekan yang hangat sudah sampai di Tokyo dan ditandai dengan bunga sakura yang bermekaran. Warga pun, seperti tahun-tahun sebelumnya, mendatangi tempat-tempat tumbuhnya bunga sakura.
Seolah sedang tidak dalam periode pandemi virus Corona, sebagian besar warga di Tokyo cuek tak memakai masker. Padahal, Jepang termasuk salah satu negara yang dihampiri virus Corona.
Sebelum musim semi datang, pemerintah sudah wanti-wanti agar warga tak membuat kerumunan. Gubernur Tokyp, Yuriko Koike, meminta agar warga tidak duduk-duduk di bawah pohon sakura apalagi makan dan minum.
Salah satu tempat favorit untuk menyaksikan bunga sakura mekar adalah di Taman Ueno, yang memiliki sekitar 8000 pohon sakura. Salah satu yang datang adalah pria sepuh seorang perawat gigi Etsuo Fujisawa.
"Saya setiap tahun datang ke sini. Saya sangat rindu dengan suasana ini," kata Etsuo (57 tahun), seperti dikutip AFP.
Selain imbauan dari gubernur, di area taman itu juga dipasangi tanda peringatan "bukan zona pesta". Begitu pula di kawasan populer lainnya, di taman Chidorigafuchi dan sepanjang area pejalan kaki, ada cukup banyak tanda larangan berkumpul juga larangan makan dan minum. Selain itu, petugas juga mengumumkan larangan itu melalui pengeras suara.
Etsuo juga heran ternyata cukup banyak orang yang mendatangi taman itu saat wabah Corona. Dia pikir, pengunjung hanya segelintir.
"Ada lebih banyak orang ketimbang yang saya kira," kata Etsuo.
Bahan, larangan untuk makan dan minum itu tampaknya tidak efektif. Nyatanya, kelompok yang diisi gadis-gadis relaks menggelar tikar dan membuka bekal makanan dan minuman. Mereka juga tak memakai masker.
Pedagang sayur grosiran, Yuichiro Tanaka, mengaku mengetahui imbauan pemerintah itu. Tapi, rasanya sulit untuk melewatkan mekarnya bunga sakura dan merasakan terpaan hangatnya matahari di luar rumah. Dia berjanji tak akan sering-sering melakukannya seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Kami disuruh untuk menahan diri, tetapi saya ingin paling tidak bisa merasakan pesta hanami, sekali saja, hanya hari ini. Biasanya kami melakukannya setiap akhir pekan," dia menambahkan.
Keren Banget! Matahari Terbit di Karimunjawa
Menikmati sunrise di Karimunjawa merupakan kenikmatan tiada duanya. Pilihlah untuk menunggu di Turtle Point Beach.
Turtle Point Beac merupakan pantai yang masih terbilang baru untuk umum. Dulunya, pantai ini ditutupi pepohonan dan ilalang.
Melihat potensi yang ada maka warga yang juga merupakan pemilik penginapan tempat saya menginap pantai itu disulap menjadi tempat yang asyik untuk dikunjungi.
Karena masih terbilang baru, belum ada fasilitas yang dibangun di sekitar pantai ini. Namun sudah ada spot untuk foto-foto dengan sinar matahari sebagai latar belakangnya. Selain itu kawasan ini juga dikelilingi pohon kelapa yang semakin mempercantik pantai.
Untuk menuju lokasi diperlukan waktu sekitar 20 menit dari pusat kota Karimunjawa. Usahakan sudah tiba sekitar pukul 5 pagi. Selagi menunggu matahari muncul maka traveler bisa merilekskan diri dengan berjalan-jalan diairnya yang dangkal.
Tidak lama menunggu akhirnya mataharipun mulai menampakkan diri, kemunculannya tepat di depan mata kita, jadi matahari terlihat sangat dekat. Walau waktu itu agak mendung, namun perlahan akhirnya cerah kembali.
Wah, mungkin ini adalah sunrise terindah yang pernah saya saksikan. Tak mau kehilangan moment, saya dan kembaran saya langsung berpose untuk mengabadikan moment. Hehehe
Seiring meningginya matahari, maka kita bisa berkeliling kembali dan menikmati pemandangan yang semakin terlihat jelas. Ada pepohonan yang berdaun kuning serasa musim gugur dan ada juga bukit-bukit yang semakin mempercantik pemandangan.
Ah, saya rasa pantai ini adalah paket lengkap dalam menikmati mentari pagi dengan segala kesederhanaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar